Oleh: Alda Muhsi.
Teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat setiap tahun. Bukan hanya di negara-negara barat, bahkan kini sudah merambah ke Indonesia. Hal itu tentu membawa dampak baik dan buruk bagi kehidupan kita. Dampak baiknya adalah kita bisa dengan cepat mengetahui perkembangan dunia, dengan mengakses berbagai gadget yang kita pegang. Dengan kata lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini membuat dunia ada dalam genggaman kita.
Dampak baik kemajuan teknologi informasi dan komunikasi terdapat pada bidang pendidikan, ekonomi, dan sektor pemerintahan, dengan diadakannya sistem online, yang memudahkan akses kita dalam menyelesaikan pekerjaan. Namun, sebenarnya ada dampak buruk yang tidak semestinya kita abaikan, yaitu dalam bidang lingkungan.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sering kali membuat kita mengabaikan hak-hak lingkungan hidup. Dengan keberadaan alat-alat yang serba canggih misalnya, kita seolah melupakan kewajiban menjaga kelestarian alam. Salah satunya dengan adanya handphone, perusahaan provider harus menanam atau membangun tower agar menjangkau frekuensi signal mereka. Itu mengakibatkan pohon-pohon harus ditebang dan kawasan di mana tower itu berdiri terancam dengan kekuatan signal yang dapat merusak kesehatan manusia, terlebih bayi dan anak-anak.
Berkaitan dengan itu, baru-baru ini gencar terdengar jaringan Wifi dengan kecepatan 4G yang memungkinkan kita memakai internet tanpa batas, dan tanpa harus menunggu.
Perkembangan di bidang internet tersebut semakin mengkhawatirkan kita di bidang kesehatan dan lingkungan. Mengapa demikian?
Sebuah penelitian dari Universitas Wageningen, Belanda mengungkapkan bahwa pepohonan yang ditanam berdekatan dengan router nirkabel mengalami kerusakan pada kulit batangnya dan sebagian dedaunannya mati. Penelitian tersebut menggunakan 20 pohon ash atau fraxinus dengan memberikan berbagai tingkat radiasi selama tiga bulan. Ternyata pohon yang terpapar sinyal Wifi menunjukkan gejala di atas.
Bisa dibayangkan bagaimana pengaruh radiasi signal Wifi tersebut terhadap manusia?
Saat ini orang bukan lagi menanam bibit unggul untuk melakukan penghijauan kota. Saat ini orang bukan lagi menebar benih-benih andal untuk melestarikan lautan kita. Saat ini orang-orang menanam dan menebar satelit di mana-mana, untuk menghasilkan signal-signal Wifi yang semakin melemahkan daya pikir kita.
Jika saja pohon menghasilkan signal Wifi, sudah pasti banyak orang berlomba-lomba untuk menanamnya, menyiramnya, memeliharanya hingga subur. Setiap rumah akan memiliki banyak pohon yang rimbun, besar, lebat daunnya, dan tinggi. Sayangnya, pohon hanya menghasilkan udara segar untuk kita bernapas.
Itu pun sangat sulit untuk kita sadari. Entah memang tidak sadar, atau pura-pura tidak menyadari. Atau bisa jadi signal Wifi telah melumpuhkan dan merusak daya pikir kita sebagai manusia yang hidup karena ada lingkungan sehat.
Bumi semakin tua, seharusnya kita dapat menjaganya agar berumur panjang. Saatnya kita membalas jasanya yang telah membrikan kehidupan kepada kita. Jika kita tidak bisa menanam satu pohon yang memberikan kehidupan kepada dua orang, setidaknya kita tidak merusak dan menebang pohon tersebut. Dengan menebangnya sama saja kita membunuh bumi, membunuh diri sendiri, dan membunuh kehidupan manusia lainnya.
(Penulis adalah peminat masalah lingkungan)