Sabang, (Analisa). Lahan produktif tanaman cengkeh di Provinsi Aceh sekitar 22.000 hektare, dan yang paling luas di Kabupaten Seumelue, selanjutnya Sabang, Aceh Besar dan beberapa daerah lainnya. “Kita berharap produksi cengkeh terus meningkat dan secara keseluruhan hasil panen cengkeh di Aceh baru mencapai sekitar 25.000 ton per tahun,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Cengkeh Indonesia (APCI) Aceh Burhanuddin Umar kepada Analisa, Selasa (23/2).
Menurutya, untuk meningkatkan hasil produksi cengkeh di Aceh dibutuhan alat pengering, karena selama ini saat musim hujan para petani sangat kesulitan untuk melakukan pengeringan cengkeh.
Pada musim hujan hasil panen cengkeh bisa anjlok dan mengalami kerusakan (busuk) sekitar 40 persen tidak dapat dimanfaatkan. “Meski demikian kita sangat bersyukur atas hasil panen cengkeh dari tahun ke tahun terus meningkat,” ujarnya.
Hal ini juga tidak terlepas dari kegigihan para petani di sejumlah daerah yang mulai giat menggalakkan menaman cengkeh, sehingga ke depan diharapkan di beberapa daerah penghasil cengkeh di Aceh memiliki alat pengering.
Ditambahkan, guna meningkatkan hasil produksi para petani cengkeh diperlukan alat pengeringan cengkeh sedikitnya untuk Kabupaten Simeulue dibutukan 10 alat pengering, Sabang dua alat pengering dan Aceh Besar dua alat pengering cengkeh.
Dalam beberapa tahun terakhir hasil produksi cengkeh petani lumayan dan buahnya pun bagus-bagus. Untuk satu pohon hasil panen cengkeh bervariasi hasilnya, jelas Burhanuddin. Sebagian besar petani tengah melakukan panen. Pada awal tahun 2016 ini harga jual cengkeh kering berkisar antara Rp110. 000 Rp112.000 per kilogram, kata Burhanuddin. (kim)