Pesona Gemstone

Cutting dan Gosok Dua Teknik Capai Keindahan Batu

Oleh: Sari Ramadhani

VARIASI jenis batu saat ini tengah marak diperdagangkan di pasar lokal maupun internasional. Ada yang disebut batu permata atau Batu Mulia yang pesonanya sudah menghampiri seluruh bagian negara di dunia, namun ada pula batu yang hanya ada di pasar Indonesia, yaitu Batu Akik.

Batu Mulia dan Batu Akik, kedua jenis batu ini memiliki teknik berbeda untuk mencapai keindahannya. Batu Mulia dan Akik bersaing merebut hati para kolektornya. Jika ditanya mana yang memiliki kelebihan di antara satu dengan yang lainnya, hal itu kembali kepada pribadi masing-masing. 

Untuk memeroleh keindahan batu, ada dua teknik yang dikenal untuk mendapatkan bentuk dan keindahan batu secara maksimal, yaitu teknik menggosok dan cutting batu.

"Batu yang diasah menggunakan sistem cutting biasanya batu mulia dari luar negeri, seperti berlian, rubi, safir, garnet dan sejenisnya. Tetapi memang beberapa ada juga batu luar yang digosok, tergantung selera masing-masing," ujar Sukron (41), pria ahli penggosok batu dari Medan Marelan.

Sukron mengatakan teknik cutting memilki empat unsur utama yang disebut 4C, yaitu colour (warna), clarity (kejelasan), carat (kadar untuk mengukur batu mulia), dan  cut (bentuk dan model potongan batu). Misalnya berlian, Batu Mulia ini secara kasat mata tidak mempunyai warna dan sangat bening. Semakin tidak memiliki warna, maka semakin tinggi pula harga berliannya. Kejelasan Batu Mulia dapat dibuktikan dengan catatan pada sertifikat dari laboratorium. Sertifikat ini berfungsi sebagai keterangan untuk mengidentifikasi batu itu.

Batu berlian atau Batu Mulia beratnya diukur dalam satuan ‘karat’. Karena berlian adalah batu yang sangat berharga, pengukuran ini dilakukan dengan teliti, tepat dan akurat.  Satu karat setara dengan 0,2 gram atau 200 mg.  Potongan batu juga tidak hanya berpatokan kepada bentuk dan jumlah seginya, namun lebih mengarah kepada kualitas potongan. Berlian dengan segi pemotongan yang kurang baik tidak akan diberi nilai atau kelas yang sama dengan potongan ideal.

Teknik Cutting

"Teknik cutting Batu Mulia membutuhkan skill tersendiri, sama seperti menggosok Batu Akik. Setiap orang mempunyai caranya masing-masing dalam memandang batu-batu ini," kata bapak yang juga anggota APBPSU ini.

Sukron yang berprofesi sebagai penggosok batu sejak tahun 2012 menjelaskan, menggosok batu juga sama dengan cutting, artinya keduanya bertujuan mencapai keindahan dari batu-batu tersebut. Batu yang digosoknya hanya Batu Nusantara saja. Ia telah menghasilkan batu-batu cantik yang tak terhitung lagi jumlahnya dari hasil tangannya memoles batu tersebut menjadi indah.

Katanya, dibutuhkan kemampuan khusus untuk melihat suatu motif atau gambar pada bongkahan batu yang akan digosok. Bagi pria yang juga pernah menjadi juri dalam ajang kontes gemstone ini, menggosok batu bergambar menjadi tantangan tersendiri baginya. Terkadang ada beberapa orang yang mengira gambar pada batu cincin itu tidak asli dan buatan tangan manusia. Padahal, lanjut Sukron, gambar-gambar tersebut didapat memang dari batu itu sendiri. Hal itu dapat diwujudkan tergantung kepada penggosok batunya. Namun, apabila si penggosok salah dalam melihat dan memoles batu sesuai alur gosokannya, maka gambarnya tidak muncul dan batunya menjadi rusak.

"Batu Akik, apalagi batu bermotif, dibutuhkan skill untuk melihat gambar yang akan digosok. Kita harus jeli gambar apa yang mau ditampilkan dari batu tersebut setelah digosok. Tidak semua orang bisa. Kalau menggosok batu yang polos gampang, tetapi batu bermotif cukup susah," terangnya sambil menunjukkan batu cincin bergambar candi berwarna cokelat muda.

Ia juga menceritakan kalau batu bermotif yang digosok dengan baik harganya akan melambung tinggi jika dijual. Tak hanya itu, kemungkinan besar batu tersebut bisa menjadi juara saat diikutkan kontes dan pameran gemstone. Teknik menggosok batu yang dilakukan Sukron sejak empat tahun terakhir juga terbilang cukup sederhana. Pertama-tama ia mengamati dan melihat secara detail gambar apa yang dapat dibuat dari sebuah bongkahan batu. Lalu, jika sudah tahu batunya bergambar apa dan arah menggosoknya sudah jelas, barulah ia mulai menggosok. 

"Kita lihat bongkahannya terlebih dahulu,  perhatikan gambar atau motif apa yang tampak . Lalu saya mulai membentuk dan menggosok batu itu sesuai bentuk yang sudah dilihat. Setelah dipotong, batu lalu dipoles dengan kertas pasir juga, ukuran kertas pasir yang bervariasi, lalu digosok dengan serbuk intan untuk menutup pori-pori batu. Kalau tidak pakai serbuk intan kurang sempurna hasilnya," terangnya.

Beberapa penggosok batu menghabiskan waktu berbeda dalam menjalankan profesinya. Sukron hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk menggosok batu polos. Upah yang diterima pun hanya sedikit, yaitu Rp40 ribu hingga Rp50 ribu per batu. Batu Lumut Aceh hasil gosokan Sukron pernah terjual hingga mencapai harga Rp225 juta, dan batu bergambar seharga Rp150 juta.

"Kalau untuk batu bergambar, saya menghabiskan waktu hampir satu jam untuk menggosoknya. Bayarannya berkisar Rp150 ribu. Namun, saya juga pernah menemukan pola tersulit untuk menggosok batu bermotif. Waktu itu memakan waktu seminggu, karena kalau salah gosok dan potong, batu itu jadi hancur," sebutnya rinci.

 Meskipun teknik menggosok batu terlihat lebih sederhana dibandingkan dengan cutting, namun batu hasil gosokan tak kalah indah dari cutting, dan harganya pun ikut melambung tinggi. Cutting batu permata tidak bisa sembarangan, karena harus mengikuti aturan skala Mohs. Pemotongan juga dilakukan dengan mengikuti bentuk sistem-sistem kristalnya, jika tidak, maka batu permata bisa retak dan hancur. 

Ada dua jenis potongan umum pada batu permata, yaitu Faceted gems, yakni permata dengan bentuk geometris. Bentuk permukaannya datar dan bersegi-segi, dapat memantulkan cahaya gemerlap sehingga lebih terkesan mewah. Kedua, Non-Faceted gems, artinya pemotongan batu permata yang tidak berbentuk geometris. Permukaannya datar. Contohnya bentuk cabochons (bundar) dan half moon shaped (setengah lingkaran). Bentuk ini biasa dipakai pada batu permata yang berwarna.

Bentuk Potongan Batu

Berikut beberapa bentuk cutting dari batu mulia yang dihimpun Analisa dari berbagai sumber. Brilliant Cut (potongan brilian), yaitu potongan bentuk standar untuk berlian, tetapi juga digunakan pada permata lainnya. Bentuk seginya bisa sebanyak 57 segi. Belum ada informasi siapa penemu jenis potongan ini, namun seorang pengrajin dari Venesia bernama Vincenzio Perruzzi sering dikatakan sebagai sang penemu dengan memperkenalkan potongan Brilliant Cut-nya pada abad ke-18.

Cut Brilliant Modern adalah hasil karya sejumlah pengrajin di akhir abad 19 dan awal 20. Pengrajin paling dikenal masa itu adalah Henry Morse dan Marcel Tolkowsky. Gaya pemotongan Briliant sangat fleksibel, saat ini banyak bentuk potongan menggunakan sistem Brilliant Cut, seperti termasuk bentuk pir, bantal dan bentuk hati.

Cabochon Cut (setengah bulat), berasal dari bahasa Perancis, caboche yang artinya kepala. Sebutan ini digunakan pada batu permata yang telah dibentuk dan dipoles sehingga bentuknya membulat. Bentuk yang dihasilkan biasanya adalah setengah lingkaran dengan bagian bawahnya rata. Pemotongan cabochon biasanya digunakan pada permata yang mempunyai warna. Contohnya seperti Star Safir (dengan efek asternya) dan batu Chrysobery, Chatoyancy seperti mata kucing.

Ada juga model potongan lainnya yang juga menggunakan segi yaitu Step Cut, disebut juga Trap Cut dan Emerald Cut. Hal ini digunakan pada batu yang bentuknya persegi panjang, garis bujur sangkar atau segi empat, dengan sudut yang dipotong sedikit untuk mencegah retak. Gaya pemotongan ini dapat menampilkan hasil terbaik jika batu yang digunakan relatif bersih atau kaya-warna.

Mixed Cut, yaitu potongan secara bulat dengan bentuk crown seperti Brilliant Cut, dan Pavilions Step-Cut. Bentuk yang popular, yaitu bantal, pir, airmata dan oval. Potongan ini biasa digunakan pada batu safir dan rubi.

()

Baca Juga

Rekomendasi