Atas dasar kebutuhan tadilah, akhirnya, dibangun Shri Balaji Venkateshwara Koil di Medan, tepatnya di Jalan Bunga Wijaya Kesuma Kecamatan Medan Selayang, sebagai miniatur Kuil Sri Venkateswara Swamy Temple di India tadi. Dibangunnya Shri Balaji Venkateshwara Koil berlatar belakang permintaan masyarakat Hindu India yang tinggal di sekitar kuil yang membutuhkan kehadiran rumah ibadah.
S. Tirumal Naidu, selaku pencetus serta pengurus kuil ini, memutuskan untuk membangun bangunan ini, yang dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dimulai tahun 2004 sedangkan tahap kedua dilanjutkan pada tahun 2010. Lalu, selesai pada Desember 2011 dan diresmikan pada Februari 2012.
"Tahap pertama dimulai dengan bangunan darurat, setengah batu dengan dinding papan beratapkan seng. Namun, melihat antusiasme umat yang hadir serta mendapat dukungan dari berbagai pihak, tahun 2007 saya melakukan komunikasi dengan Ketua Kuil Shri Venkateshwara Swamy atau sering disebut kuil TTD guna menyampaikan keinginan saya untuk membangun kuil itu sebagai versi mininya. Pihak mereka pun setuju lalu mengirimkan arsitek langsung dari sana (India)," ujar Tirumal.
Dengan modal Rp 6,5 miliar, katanya, Kuil Shri Balaji Venkateswara Medan ini dibangun di tanah seluas 1165 meter dengan arsitektur khas India nan indah, persis dengan kuil induknya di India Selatan. Pembangunan kuil didesain seorang desainer langsung didatangkan dari India, V. Suribabu Naidu. Proses pengerjaan ini memakan waktu kurang lebih satu tahun. Pun, kuil ini dikerjakan oleh 16 orang pekerja yang juga didatangkan dari India. Kuil ini memiliki luas bangunan inti 400 meter, tinggi empat meter setengah, dengan tinggi pilar empat meter dan tinggi gapura 11 meter.
"Untuk gaya bangunan kita dapat inspirasi dari kuil-kuil yang ada di India. Semua ornamen dan bentuk kuil persis seperti di sana. Ada 3 patung utama disini dan 14 patung kecil lainnya. Di bagian atas kuil juga terdapat 10 patung jelmaan Dewa Wishnu. Dari segi warna, kita ambil warna biru muda dan abu-abu, namun warna-warna tersebut tak bermakna apa-apa. Hanya saja warna seperti itu belum ada dimiliki kuil-kuil lain di dunia," bebernya.
Tirumal menjelaskan, tak ada perbedaan yang signifikan antara Kuil Shri Balaji Venkateshwara dengan Kuil Sri Venkateswara Swamy di India. Secara umum, memiliki kesamaan, seperti dari cara pemujaan, cara beribadah dan tata tertib. Hanya saja mungkin berbeda dari segi jumlah pengunjung dan ukuran kuilnya yang lebih luas. Jika dibandingkan pun antara Kuil Shri Balaji Venkateshwara dengan dua kuil lainnya di Medan, hanya berbeda pada Dewa yang dipuja.
"Kuil ini kan alirannya Dewa Wishnu, sementara kuil yang berada di Jalan Zainul Arifin dan Jalan Kejaksaan itu alirannya Dewa Siwa. Kuil ini murni vegetarian, 100 persen, tak boleh ada daging, bahkan telur pun tak boleh," ucapnya.
Tirumal menambahkan semua patung beserta arca yang terdapat di kuil ini berbahan batu granit hitam dari India dan sebagian patung berlapiskan panca logam yang menurut kepercayaan akan menambah kesaktian dewa. Semua patung terbuat dari satu batu utuh, tak memiliki sambungan. Lanjutnya, kuil yang dibuka pada pagi hari mulai pukul 06.00 WIB hingga 11.00 WIB dan sore hari mulai pukul 17.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB itu dikunjungi oleh kurang lebih 100 pengunjung di hari biasa setiap harinya dan mencapai 300 hingga 400 pengunjung pada akhir pekan.
"Kalau di sini pengunjungnya tak sebanyak kuil induknya di India. Di sana, setiap harinya ada kurang lebih 300 ribu orang yang datang berkunjung pada hari biasa dan 500 ribu orang di akhir pekan ataupun hari libur. Ramai sekali 'lah', sampai kita tak bisa berlama-lama beribadah disana. Makanya pegawai disana banyak juga, berjumlah 40 ribu orang, sementara disini hanya lima orang termasuk dua orang pendeta," katanya.
Kendati demikian, imbuhnya, sudah mulai banyak wisatawan asing yang mengunjungi kuil ini seperti dari Malaysia, Singapura dan negara-negara lainnya. Masyarakat sekitar juga sudah banyak yang mengadakan hajatan di kuil ini.
Tirumal berharap, Kuil Shri Balaji Venkateshwara Medan ini ke depannya bisa menjadi salah satu obyek wisata keagaman yang ramai dikunjungi wisatawan sekaligus menjadi ikon bagi Kota Medan. "Tidak hanya menjadi kebutuhan beribadah Umat Hindu India di Medan, tapi juga mampu memuaskan hasrat kesenian dan pandangan mata para wisatawan serta menambah ilmu pengetahuan melalui sejarah yang terkandung dalam kuil itu," ujarnya.