Ruang Seni Istana

Oleh: Azmi TS

SEBUAH istana selain bentuk fisik yang terlihat dari pandangan sebelah luar tampil begitu megah. Bisa juga dilihat dari dalam (interior) yang berkarakter seni. Tak banyak yang bisa menangkap kesan karakter seni itu. Istana dibangun bukan sekedar untuk tempat tinggal keluarga kerajaan tapi lebih dari itu. Ada banyak kesan seni setiap rancangan dalam sebuah istana. Mulai dari gaya yang diinginkan sipemilik, hingga dekorasi yang menghiasinya. 

Bangunan istana dibangun oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah contohnya. Selain megah di masanya, hingga kinipun keindahan itu masih ada. Istana Maimoon berdiri sejak tahun 1888 adalah rancangan arsitek Italia, yang memaksimalkan simbol Melayu. Bangunan menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara ini didominasi warna kuning keemasan.

Bagian dua lantai ruangan istana Maimoon terdiri dari bangunan utama. Sayap kiri dan sayap kanan. Warna kuning pada tahta (singgasana sultan) begitu indah pada saat memasuki ruangan balairung (ruang tamu). Sisi atas plafon tergantung lampu kristal bergaya Eropa terkesan klasik pada saat menyala. Begitu pula perabotan kursi, almaridan pintu. Ruangan seluas 412 M persegi, dipakai untuk penobatan sultan dan agenda tradisional lainnya.

Secara keseluruhan bangunan istana Maimoon ini pengaruh dari Moghul, Timur Tengah. Pintu dan jendela yang lebar serta tinggi memakai gaya Belanda. Jadi nuansa melayu mungkin hanya ada pada bahan dari kayu yang dibuat untuk dinding istana saja.

Istana Maimoon memang hasil dari perpaduan gaya arsitektur Barat dengan Timur. Selain mengambil gaya Timur Tengah pada sisi pintu, ada pula bergaya Eropa, terdapat pada lampu hias klasik dan megah.

Pada bagian langit-langit (plafon) terdapat ornamen Melayu berpola diagonal. Berada di antara cahaya lampu hias yang menerangi ruangan. Seni ornamen ini memang menggambarkan keindahan ragam hias Melayu, namun penataannya cenderung bergaya India. Dalam ruangan Istana Maimoon ini memang menggambarkan pengaruh berbagai gaya seni ada di sana.

Mulai dari seni desain interior beraliran Eropa, Timur Tengah hingga Asia ada di sana. Ini jelas ada pengaruh dari desainer berasal dari luar kerajaan sultan Deli. Selain itu peran pengurus istana untuk menata seni dekorasinya ikut serta.

Kerajaan sultan Deli lebih terinci. Misalnya kursi singgasana, di antara kedua sisinya terdapat pilar menyerupai bentuk gapura. Kursi itu letaknya lebih tinggi dari lantai. Ketika menuju ke singgasana harus menaiki tangga.

Suasana ruangan di sekitar singgasana sang sultan terkesan sakral. Terlebih pencahayaan lampu hias kalau melihatnya pada malam hari.

Selain ukiran bergaya Melayu pada perabotan yang unik, pengaruh Eropa juga ada pada lampu kristal yang didatangkan dari Perancis. Meja, kursi, almari, ubin dan marmer berasal dari Belanda, terlebih berkaitan dengan arsitek yang bernama TH. van Erp.

Pantaslah kiranya seni ruang istana Maimoon memperlihatkan keunikan tersendiri. Dari 25 ruangan yang ada, lantai marmer tidak ada yang sama. Hal ini bertolak belakang dengan dekorasi interior (ruang luar) yang memakai etnik Karo.

Sultan Deli I menikahi putri kerajaan Sunggal, sehingga setiap acara adat di gelar pasti melibatkan masyarakat Karo. Seni dalam ruangan istana sultan Deli, memang unik. Berbagai gaya hadir di sana sudah pasti indah di pandang.

()

Baca Juga

Rekomendasi