Terlaris Sepanjang 2015

Bacan, Lumut Aceh dan Pancawarna

Oleh: Sari Ramadhani.

Pesona gemstone atau batu akik sangat menghebohkan sepanjang 2014-2015 di hampir seantero Nusantara. Keindahan aneka jenis batu akik tersebut mampu memanjakan mata, hingga tak sedikit pria maupun wanita yang rela merogoh koceknya sampai dalam hanya untuk memiliki salah satu jenis batu tersebut. Bahkan, sudah tidak aneh lagi jika seseorang memiliki koleksi batu yang beragam jenis. Maka itu, jangan ditanya berapa banyak batu yang mampu terjual pada waktu itu. Belum lagi jenis batu-batu yang laris di pasaran. Baik yang dijajakan masyarakat di pinggir jalan hingga di pusat perbelanjaan khusus gemstone. Dari data yang ada, setidaknya terdapat tiga jenis batu yaitu Batu Bacan, Batu Lumut Aceh dan Batu Garut Pancawarna yang terlaris sepanjang tahun 2015.

Tak hanya di Medan, Sumatera Utara, ketiga batu tersebut laris manis di pasaran di seluruh Indonesia. Ketiganya bersaing dan berlomba-lomba mencapai puncak penjualan tertinggi. Tak peduli semahal apa ketiga jenis batu tersebut, pasti ada saja pecinta batu yang mencari batu-batu indah jenis tersebut.

"Ketiganya bersaing ketat sepanjang 2015. Kami tidak bisa menyebutkan pasti yang mana yang terlaris, karena ketiganya sama-sama sangat laris," ungkap Marojahan Batubara, Ketua Asosiasi Pecinta Batu Permata Sumatera Utara (APBPSU) dengan penuh semangat saat bincang tentang batu terlaris sepanjang tahun 2015 di sebuah kedai kopi tempat berkumpulnya para pecinta batu beberapa waktu lalu.

Termahal

Masing-masing batu mempunyai kekhasan dan keunikan tersendiri yang mampu memikat para penggemarnya. Seperti Batu Bacan. Selain karena warnanya yang hijau ataupun hijau kebiru-biruan yang sangat indah, Batu Bacan juga banyak digemari masyarakat karena merupakan batu langka dan hanya ada di Pulau Kasiruta dekat Pulau Bacan, Maluku Utara dan tidak ada di pulau-pulau lain. Bacan menjadi mahal karena keunikan dan kelangkaannya.

Tak hanya itu, semakin hari kualitasnya dikatakan semakin bagus dan memiliki nilai jual tinggi. Hampir seluruh para penggemar batu pasti memliki jenis Batu Bacan, baik yang melingkar di jemari mereka, maupun untuk sekadar menjadi koleksi yang terpajang apik di lemari.

Di Medan sendiri, Bacan tercatat sebagai batu termahal yang pernah terjual. Informasi itu didapat langsung dari pria paruh baya Ketua APBPSU yang biasa disapa akrab dengan sebutan Pak Ojak. Harga batu hijau itu dibanderol mulai dari Rp 500 ribu hingga ratusan juta rupiah. "Di sini, Batu Bacan pernah terjual seharga Rp 375 juta dan itu yang termahal saat itu," terangnya sambil menunjukkan Batu Bacan dalam berbagai ukuran.

Selanjutnya, Batu Lumut Aceh juga memiliki warna yang sama, yakni hijau. Namun bedanya, di dalam Batu Lumut Aceh terdapat semacam buliran lumut yang tampak tersebar di dalam batu dan hanya terdapat di daerah Aceh dan Sumatera Barat. Berbicara soal harga, batu ini hampir sama dengan Batu Bacan, yakni dibanderol mulai dari Rp 500 ribu hingga ratusan juta rupiah. Tetapi disebutkan Ojak, tak sampai melewati harga Batu Bacan termahal sebelumnya.

"Kalau Batu Lumut Aceh juga mencapai ratusan juta rupiah, yang pernah terjual di Sumut seharga Rp 325 juta," jelas Zulfikar, seorang ahli peneliti keaslian batu dari Nusa Gems Research Laboratorium (NGR Lab).

Batu akik terlaris lainnya adalah Batu Garut Pancawarna. Batu ini memiliki perpaduan corak dan kecantikan warna yang menjadi andalan daya tarik tersendiri bagi peminatnya. Terkadang ada yang menggambarkan corak pemandangan, hewan, wanita dan masih banyak lagi lainnya. Sedangkan kecantikan warnanya dapat menjadi penyejuk mata bagi siapa saja yang memandangnya. Kelebihannya adalah jenis batu ini pasti dimiliki kolektor batu karena keindahannya. Disebutkan, Batu Pancawarna termahal yang pernah terjual di Sumut mencapai angka Rp 300 juta.

Kontes Batu

Zulfikar menerangkan angka-angka fantastis itu berhasil diraih ketiga batu tersebut saat kontes Gemstone pertama di Medan pada Januari 2015.

"Tiga batu tadi berlomba-lomba mencapai peringkat terlaris. Trennya mula-mula Batu Bacan, kemudian Batu Lumut Aceh, lalu disusul Batu Garut Pancawarna," terang pria yang menekuni laboratorium batu tersebut.

Meskipun harganya selangit, batu-batu tersebut tetap diminati para kolektor. Alasannya, karena tiap batu mempunyai daya tarik tersendiri dan langka, tidak seperti batu akik yang umum dan ada dimana saja sehingga murah harganya. Masyarakat tetap membeli batu mahal karena masyarakat memiliki hobi mengikuti tren. Ia mengungkapkan kebanyakan batu yang dibeli sekarang akan meningkat harganya di masa depan dan dapat dijadikan investasi seperti emas.

"Orang membeli batu-batu mahal karena akan diikutkan kontes dan setelah menang kontes harga batu akan naik dan menjadi keuntungan sendiri bagi kolektornya," pungkas Zulfikar.

()

Baca Juga

Rekomendasi