Budi Ubrux:

Koran Berlapis Warna

Oleh Azmi TS. SEMUA pasti tahu fungsi ko­ran alias surat kabar yakni meng­ha­dirkan berita atau hal un­tuk dibaca. Be­­rapa banyak in­formasi yang ha­dir dalam su­rat kabar atau koran se­telah dibaca biasanya dengan cepat ter­lantar. Sebahagian mung­kin ada yang menyimpannya seba­gai ba­rang bekas yang suatu sa­at mung­kin diperlukan. Mungkin saja ker­tas koran yang tadinya baru se­telah di­­baca dan dibolak-balik, ter­ka­dang permukaannya jadi lu­suh.

Tidak seperti itu nasib ko­ran di tangan seorang kreator Bu­di Ub­rux, malah hasilnya men­jadi lu­kisan indah. Kertas koran berubah fung­sinya dari lembaran menjadi bentuk gam­bar orang (figur). Kertas ko­ran berubah menjadi karya seni lukis yang unik karena wu­judnya sebahagian masih di­kenali teksnya. Keterampi­l­an yang di­miliki Budi Ubrux mengolah ko­ran menjadi karya lukisan ber­ka­rakter itu meru­pa­kan hal yang lang­ka.

Wujud orang itu terkadang dia san­dingkan dengan lukisan potret wa­nita, penempelan itu ja­uh dari ke­­san kolase. Kesan koran itu be­ru­bah-ubah satu sa­at wajah orang itu tanpa inde­rawi. Sekilas mi­rip manekin (pa­tung boneka) untuk busana. Pada karya lukisan lainnya ada pula gerakan dinamis layaknya ma­nusia melakukan manuver, bisa seperti orang yang sedang bermain bola.

Mengolah figur dari kertas ko­ran tanpa menghilangkan karakter ker­tas itu sendiri men­ja­di melekat pada Budi Ubrux. Dengan sedikit memakai war­na dasar cat akrilik (basis air) ha­silnya memang me­nak­jub­kan apalagi ketika dia me­ma­­kai kuas sapuan halus itu. Per­pa­duan latar objek yang senga­ja me­makai warna gelap, nam­pak har­monis dengan kesan tekstur lu­kisan akibat efek tu­lisan koran itu.

Padahal membuat kesan la­tar me­nyatu bukan perkara mu­dah apa­lagi efek tekstur. Bu­kan hal sulit bagi Budi Ubrux ka­rena dia me­mang menguasai seluk-beluk me­mainkan efek-efek cahaya, kom­posisi dan har­moni. Koran ber­lapis warna bagi Budi Ubrux, adalah siasat mengatasi tumpukan koran yang tak terpakai. Dari pada ter­buang sia-sia masuk tong sam­pah, lebih baik dipoles men­jadi ba­rang yang bernilai se­ni yang tinggi.

Cara ini baginya ampuh dan menambah gairah melukisnya jadi produktif. Karya lukisan ko­rannya selalu tampil dalam pa­meran lukisannya dan ber­par­tisipasi lewat kompetisi. Tak banyak yang peduli pada ker­tas surat kabar (koran) pa­dahal ketika dikreasikan seper­ti lukisan Budi Ubrux jadi luar biasa. Sering juga lukisan ko­ran Budi Ubrux memuncukanl teks baru, biasanya ada pesan khu­sus yang dia sampaikan le­wat kukisan itu.

Ketika seniman berlomba-lom­ba untuk mengagungkan-agung­kan kanvas putih yang harus dioles warna, Budi Ub­rux kebalikannya. Dia berusa­ha menampilkan media yang orang lain tak menyukainya kan­­vas putih diganti koran be­kas yang banyak bekas noda hi­tam. Senilukis dari kertas ko­ran bekas, bukanlah sembara­ngan malah belakangan ini na­ma Budi Ubrux selalu menjadi inceran kolektor.

Selain tema yang diangkat ber­klindan soal masalah sosial, terka­dang kritikannya juga me­nyangkut du­nia politik. Ba­gaimana dia je­ngah melihat wa­kil rakyat terhor­mat tertidur pulas di kursi panas, itu te­rangkum jelas pada lukisan­nya. Karya apik lainnya ada da­lam lukisan potret ikon mu­sik dunia Mick Jagger, wanita yang terjebak dalam kolam bu­nga teratai (Lotus), Adu Taji, Obama dan sebagainya.

Proses berkarya seperti ini pan­tas ditiru oleh seniman mu­da, berlomba untuk menemu­kan hal terbaru baik soal medium maupun teknik sensasio­nal (memukau). Kejenuhan mung­kin saja meng­hing­gapi benak sang kreator, kalau tak bisa bersaing dengan kemaje­mu­kan. Teknologi dapat saja mem­bantu tetapi esensi karya seni murni itu tetap dituntut da­tang dari benak sipencipta­nya.

()

Baca Juga

Rekomendasi