MMQ, Karya Manual dari Kaum Intelektual

Oleh: Susanto

SALAH satu cabang yang diperlombakan pada pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke XLIX Tingkat Kota MedanTahun 2016 adalah Musabaqah Makalah Qur’an (MMQ). Sesuai dengan namanya, musabaqah ini mempertandingkan para peserta untuk dapat membuat makalah ilmiah yang bersumber dari kajian-kajian Alquran.

Berbeda dengan cabang MTQ lainnya, MMQ dianggap sebagai salah satu cabang yang memiliki tingkat kesulitan paling tinggi. Hal ini dikarenakan sistem perlombaan dalam MMQ yang masih menggunakan cara manual, yakni menggunakan mesin tik portabel untuk pembuatanmakalah.

Dengan menggunakan mesin tik portabel tersebut, para peserta dituntut untuk membuat makalah tentang tema-tema yang berkaitan dengan Alquran sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh dewan hakim.

Meskipun zaman telah maju dan penggunaan teknologi seperti laptop sudah banyak digunakan, tak lantas menggantikan posisi dan manfaat dari mesin tik tersebut.

Menulis dengan menggunakan mesin tik bertujuan untuk memperoleh karya yang original serta untuk mencetak penulis-penulis yang mampu mengekplorasi pemikirannya ke dalam bentuk tulisan yang mendalam.

Jika penulisan makalah menggunakan laptop, dikhawatirkan tingkat keaslian tulisan kurang bisa dipertanggungjawabkan. Terlebih dengan berbagai fasilitas yang mungkin bisa digunakan dalam laptop seperti menyimpan folder, copy paste dan sebagainya.

Berbeda dengan penggunaan mesin tik yang menuntut adanya kesabaran, akurasi dan tingkat ketelitian yang tinggi, sehingga jika para penulis MMQ tidak berkonsentrasi, bukan tidak mungkin makalah ilmiah Alquran yang akan ditulis tidak akan menjadi makalah yang layak untuk dibaca.

Oleh karena itu, untuk menulis makalah Alquran tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang. Dibutuhkan orang-orang yang berintelektual tinggi disertai kesabaran, keahlian dan ketelitian yang mumpuni.  Terlebih karena MMQ sarat akan kajian-kajian Alquran danTafsir. Sehingga karya-karya penulis MMQ berbeda dengan penulisan ilmiah murni pada umumnya.

Para peserta MMQ diperkenankan membawa berbagai sumber untuk dijadikan rujukan seperti jurnal,buku, majalah, koran ke dalam ruangan lomba dengan jumlah yang tidak dibatasi. Meskipun demikian, para dewan hakim tetap memeriksa sumber-sumber bacaan para peserta. Jika ada sumber bacaan terindikasi mirip dengan tema yang diperlombakan, maka referensi tersebut akan disita oleh panitia.

Para peserta juga tidak diperkenankan untuk membawa alat-alat komunikasi berupa telepon genggam dan sejenisnya ke arena lomba. 

Apalagi dengan banyaknya fasilitas yang dimiliki perangkat telepon genggam untuk bisa melakukan browsing dan menyimpan file. Dengan tidak diperbolehkannya penggunaan alat tersebut,  tentu akan semakin meminimalisir tingkat kecurangan sehingga originalitas tulisan tetap akan terjaga. 

Herman, salah seorang peserta MMQ yang sudah 5 tahun mengikuti cabang ini mengungkapkan, jika mengikuti MMQ sedikit banyak memiliki kemudahan dan kesusahan yang berbeda-beda dirasakan setiap peserta.

“Intelektual, wawasan dan ketelitian sangat diperlukan untuk mengikuti lomba ini, saya pernah mengetik hingga lewat batas kertas yang tentunya dapat mempengaruhi kriteria penilaian,” ujarnya ketika ditemui Analisa di arena perlombaan MMQ di Gedung Al Azhar Ponpes Raudhatul Hasanah.

Ia juga mengungkapkan, jika para peserta MMQ harus dapat memadukan tema dengan judul dan isi yang saling berkaitan, terutama dengan menggunakan puluhan referensi agar menjadi makalah Alquran yang apik dan layak untuk dibaca dewan hakim.

“Judul, tingkat keilmiahan, tata bahasa, sistematika kepenulisan dan referensi adalah sesuatu hal yang sangat diperhatikan untuk mendapatkan penilaian dari dewan hakim,” jelasnya.

Dengan durasi pembuatan makalah sekitar 9 jam, yakni dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB tiap peserta dituntut untuk menyelesaikan makalahnya masing-masing dengan jumlah halaman minimal 10 lembar. Jika waktu telah habis, maka dewan hakim diperkenankan untuk mengambil atau mengumpulkan seluruh karya tulis peserta, atau jika tidak mengumpulkan, maka peserta akan dianggap gugur.

Setiap peserta akan dikelompokkan ke dalam tiga sesi pertandingan, mulai dari sesi penyisihan, semi final dan Final. Namun, khusus untuk  babak final, setiap peserta akan diberikan kesempatan untuk mempresentasikan karyanya untuk diuji di hadapan dewan juri.

()

Baca Juga

Rekomendasi