Tidur dengan Kucing Tak Sebabkan Mandul

Medan, (Analisa). Banyak mitos yang berkembang di te­ngah masyarakat jika seseorang meme­lihara atau bahkan tidur dengan kucing peliharaannya akan menimbulkan ke­man­dulan. Dokter Hewan Ari Ramadhan Siregar mengatakan hal itu tak sepenuh­nya berkaitan dengan kucing. Banyak faktor penyebab ketidaksuburan manusia yang menyebabkan wanita tidak bisa hamil dan mengandung. Jadi, tidur dengan kucing yang bersih dan sehat tidak akan me­nyebabkan kemandulan, Selasa (29/3).

"Kalau kucing merupakan faktor uta­ma penyebab kemandulan, tidak akan ada dokter hewan wanita lagi. Keman­du­lan bukan 100 persen karena kucing atau­pun virus toksoplasma. Banyak faktor yang menyebabkan ketidaksuburan. Mi­sal­nya, lelaki perokok akan menye­babkan kualitas sperma berkurang, dan itu menjadi salah satu faktor. Namun, masih banyak lagi faktor lainnya. Bahkan untuk tokso sendiri, lebih banyak didapat dari mengonsumsi daging yang belum matang daripada kucing peliharaan," jelas dokter yang berpraktik di daerah Medan Johor ini.

Setiap kucing peliharaan harus dirawat dan dijaga kesehatan serta pola hidupnya. Kucing yang sehat tidak akan menularkan penyakit bagi pemiliknya, apalagi sampai menyebabkan kemandulan. Ari mengata­kan, menurut penelitian Dr drh Hanafiah, ahli toksoplasma Indonesia yang juga merupakan dosen pengajar mata kuliah parasitologi di Universitas Syah Kuala, Banda Aceh, dari 300 sampel kucing ruma­han yang diambil saat penelitian, hanya 0,0125 persen yang positif terin­feksi Toksoplasma. Jadi, hanya ada kira-kira tiga dari 300 kucing yang dapat menu­larkan penyakit berba­haya ini bagi manusia.

"Dari penelitian tersebut, kita dapat melihat bahwa kucing tidak menimbulkan kerugian ataupun penyakit dan keman­dulan pada wanita. Karena dari banyak­nya sampel hanya sedikit yang positif dapat menyebarkan virus," katanya.

Setiap manusia memiliki rasa sayang yang berbeda-beda dalam memper­laku­kan hewan peliharaannya. Kondisi terse­butlah yang membuat ba­nyak orang membawa kucing-kucing­nya tidur bersa­ma. Ia menerangkan, tidur seranjang atau satu ruangan dengan kucing tak akan me­nimbulkan gangguan tidur. Bahkan salah satu penelitian membuktikan deng­kuran yang ditimbul­kan kucing dapat menurunkan tingkat stres yang dialami manusia.

Kualitas tidur si pemilik hanya akan terganggu ketika hewan peliharaannya mengalami masalah kesehatan seperti kulit lembab, gatal, berjamur dan buang kotoran sembarangan. Apalagi ada bebe­rapa manusia yang sangat sensitif terha­dap bau ketika dalam keadaan terlelap. Efeknya, manusia akan menghi­rup bau tak sedap dan gatal yang menim­bulkan ruam-ruam memerah pada tubuh.

"Jika kucingnya sehat, tidur bersama tidaklah berbahaya. Hal yang menjadi pengecualian adalah jika kucing peliha­raan tidak bebas virus dan pemeliharaan­nya tidak benar. Kucing itu tak hanya meru­gikan dirinya sendiri, namun juga pemiliknya, karena dapat menularkan penyakit," ujarnya.

Ia menyarankan, untuk setiap pemilik kucing peliharaan agar selalu menjaga kesehatan dan kebersihan kucing. Jangan biarkan kucing membuang kotoran sembarangan. Tetap menjaga pola hidup dan makanannya.

"Berikan catfood sesuai jenisnya, karena kucing merupakan hewan jenis kar­nivora, jadi mereka (kucing) tidak perlu makan nasi. Jangan lupa untuk laku­kan vaksinasi rutin selama setahun sekali dan berikan obat cacing setiap tiga bulan sekali. Vaksin penting karena dapat menghindarkan paparan virus dalam radius dua kilometer," terangnya.

Untuk pemelihara sendiri, drh Ari menyarankan agar tetap menjaga kebersi­han diri setelah berinteraksi dengan he­wan peliharaan. Jangan biarkan hewan peliharaan bermain kotor yang dapat me­nyebabkan bakteri berkembang pesat. Ia juga berpesan, jangan menyakiti kucing de­ngan memukul atau berlaku kasar, karena hal tersebut dapat menimbulkan ketakutan, trauma dan depresi dalam diri kucing. Kondisi tersebut dapat membuat kucing mengeluarkan air liur berlebih dan memancing rabies. Hal itu sangat berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan kematian.

Sementara itu, salah seorang pecinta kucing, Inggrid Hestia (27), warga Jalan Kap­ten Muchtar Basri, Medan Timur, mengungkapkan ia dan keluarganya ham­pir setiap hari selama delapan tahun tidur bersama kucing Persianya bernama Pussy. Ia dan ketiga kakak perempuannya tak mengalami masalah kesuburan atau­pun penyakit lain yang isunya ditularkan oleh kucing. Bahkan saat ini kakaknya yang ketiga baru saja melahir­kan sang buah hati.

"Mempunyai anak itukan rezeki dari Tuhan. Jadi, bukan karena memelihara kucing atau tidak. Kita sehat-sehat saja dan tidak memelihara kucing pun, jika be­lum diberikan Tuhan rezeki untuk me­mi­liki anak, ya tetap saja tidak akan punya," bebernya.

Ia mengimbau kepada para pecinta kucing agar kucing peliharaannya harus bersih, tidak terinfeksi toksoplasma, dan pemilik tidak mengidap asma. Hal itu supaya pemilik dan kucing peliharaannya tetap dapat bermain dan tidur bersama.

"Pussy selalu divaksin, dimandikan dan dijaga kesehatannya. Karena kita sayang, kita harus merawatnya sepenuh hati. Jadi, kucing dan pemilik selalu dalam kondisi sehat dan terhindar dari penyakit," pungkasnya. (dani)

()

Baca Juga

Rekomendasi