Buku Mewarnai, Terapi Stres Orang Dewasa

Medan, (Analisa). Kini, ramai beredar buku mewarnai di toko-toko buku. Lazimnya digunakan orang dewasa. 

Banyak mengatakan buku ini sebagai terapi stres. Kabar yang beredar, konsep buku ini pertama dimunculkan seorang illustrator asal Skotlandia, Johanna Basford dengan judul ‘Secret Garden’. Berbeda dengan buku mewarnai anak-anak, pola di buku mewarnai untuk orang dewasa ini lebih kompleks. Di dalamnya juga terdapat petikan kata-kata motivasi.

Novira Khasanah Harahap (23) salah satu karyawan swasta sebuah biro psikologi di Medan mengaku tertarik menggunakan buku ini sebagai terapi stress sebab pada dasarnya ia suka mewarnai. Ovi yang suka menghabiskan waktu sendiri ini juga merasakan manfaat dari kegiatan mewarnai tersebut. 

“Kalau ada waktu luang, saya lebih suka sendiri di kamar daripada keluar jalan-jalan. Jadi buku mewarnai ini jadi solusi juga buat saya mengisi waktu. 

Demikian untuk pelepasan penat. Kesan setelah mengerjakan, ya puas. Walaupun jelek, tetap apresiasi karena ‘kan saya sendiri yang mengerjakan,” ungkapnya yang sejauh ini sudah menuntaskan 20 halaman buku mewarnai tersebut.

Prinsip penggunaan buku mewarnai ini disetujui oleh salah seorang psikolog, Juliana Irmayanti Saragih, M.Psi., Psikolog, sebab menerapkan prinsip terapi stres yang berorientasi pada karakteristik individunya. Mindfulness karena fokus menyelesaikan pola gambar yang dikerjakan. 

Kemudian, prinsip kebebasan. Saat mengerjakan, individu bebas memilih warna, tanpa dibumbui penilaian dari pihak lain. Individu juga bisa melepas emosi negatif dengan pilihan warna favoritnya. 

“Dari pemilihan warna ini, bisa kita asumsikan perasaan yang sedang dialaminya. Misalnya, biru dan hijau cenderung melambangkan sedih. Merah menggambarkan kekesalan, dan kuning sebagai lambang semangat,” imbuh Juli.

Kendatipun, untuk efektivitas terapi tetap harus disesuaikan dengan berbagai karakteristik, yang terdiri dari minat, tipe kepribadian, dan tingkatan masalah.  

Belum tentu terapi buku mewarnai ini sesuai untuk semua orang. 

“Untuk kasus trauma berat, terapi mewarnai ini bisa digunakan untuk terapi awal saja. Harus ada terapi lanjutan lagi. 

Kemudian, disesuaikan dari segi minat juga, Untuk individu yang tidak tertarik pada seni, ini bisa jadi tidak efektif,” pungkasnya. (anty)

()

Baca Juga

Rekomendasi