70 Tahun Revolusi Sosial Sumatera Timur

Medan, (Analisa). Ratusan masyarakat Melayu Sumatera Utara memadati halaman Masjid Raya Al-Mashun dalam rangka memperingati 70 tahun Revolusi Sosial Sumatera Timur 1946, Jumat (4/3) malam. Sejumlah tokoh Melayu antar daerah turut hadir dalam acara tersebut untuk mengenang peristiwa kelam yang menjadi sejarah bangsa Melayu di Sumatera Utara. 

Dalam kata sambutannya, Plt Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi mengatakan trageri revolusi sosial sumatera timur yang terjadi tahun 1946 menjadi lembaran kelam sejarah Indonesia karenanya banyak bagian dari keluarga kerajaan melayu yang gugur dalam peristiwa tersebut. Tragedi tersebut penting untuk diperingati sebagai bangsa besar yang mengingat sejarah para pendahulunya. 

"Sebagai bangsa yang besar kita perlu mengingat sejarah para pendahulu, tidak mungkin kita ada hari ini tanpa ada pendahulu kita. Oleh karenanya kegitiatan hari ini harus menjadi pelajaran yang berharga agar bangsa tidak terpecah belah. Tragedi yangg terjadi itu harus benar-benar menjadi cataan sejarah bagi kita semua untuk kita ke depan lebih bersatu," ungkapnya. 

Peristiwa Revolusi Sosial Sumatera Timur dikenal dengan peristiwa kelam bagi masyakat melayu, terjadi pembantaian dan pembunuhan kepada keluarga-keluarga kerajaan Melayu yang menyebabkan banyak korban jiwa oleh sekelompok orang. Akibatnya banyak warga Melayu yang melarikan diri dan mengubah identitas kesukuannya dengan menggunakan marga-marga batak untuk menyelamatkan nyawa. Peristiwa ini juga diketahui menewaskan Amir Hamzah, tokoh Melayu. Namun peristiwa tersebut tidak dijelaskan dalam buku-buku sejarah khususnya di dunia pendidikan. 

Erry berharap tidak terulang lagi kejadian serupa di negeri ini terlebih sampai adanya pelanggaran HAM yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain. Terkait kebenaran sejarah tersebut ia mengungkapkan akan dirumuskan oleh ahli sejarah melalui ahli waris  yang menjadi korban pembantaian di masa itu. "Peristiwa itu akan kita rumuskan terlebih dahulu, dan jika memang akan disampaikan tentu harus dimatangkan," ungkapnya. 

Sementara, Sultan Langkat, Tuanku Azwar Aziz Rahmadsyah Alhajj yang turut hadir dalam acara tersebut berharap melalui kegiatan itu ada fakta sejarah yang bisa terungkap dan warga melayu lebih mengenal jati diri mereka. (amal)

()

Baca Juga

Rekomendasi