PERILAKU berpindah bangau putih Portugal baru terjadi 30 tahun terakhir. Bangau putih Portugal dulunya adalah burung yang berpindah, biasanya setiap musim dingin mereka bermigrasi ke Afrika yang suhunya lebih hangat.
Tapi baru-baru ini mereka lebih memilih menetap. Terdengar mengkhawatirkan. Perubahan drastis apapun dalam perilaku hewan sering berdampak negatif. Namun yang mengejutkan, populasi bangau justru sedang naik.
Kini diperkirakan ada lebih 14.000 burung di Portugal pada musim dingin – peningkatan sepuluh kali lipat dalam 20 tahun terakhir.
Peningkatan ini juga berbarengan dengan semakin bertambahnya jumlah tempat pembuangan sampah di kawasan tersebut, sehingga burung mendapat persediaan sampah yang berlemak dan bergizi untuk dimakan, termasuk dari makanan siap saji.
Peneliti kini tengah berusaha mencari tahu alasan perilaku alamiah bangau berubah seperti ini. Apakah makanan siap saji yang membuat mereka enggan bermigrasi, atau apakah suhu Eropa menghangat?
Untuk mencari tahu jawabannya, sebuah tim mengawasi 48 bangau yang dipasangi monitor GPS kecil. Alat ini memantau keberadaan mereka lima kali sehari, dan seberapa sering mereka pergi ke tempat pembuangan sampah serta seberapa cepat mereka terbang.
Kesimpulannya mengejutkan. Tempat pembuangan sampah memberi burung-burung akses pada makanan sepanjang tahun. Dan ini mempengaruhi tempat mereka bersarang, berkembang biak dan yang lebih penting lagi, jangkauan rumah mereka.
Burung-burung ini juga membuat koloni di sebelah tempat pembuangan sampah – tim ini memperkirakan bahwa 80% dari bangau putih Iberia menghabiskan waktu mereka di dekat sampah, dan hasil penelitian ini diterbitkan di jurnal Movement Ecology.
Di tempat pembuangan akhir, burung-burung bangau memakan segalanya, tak semuanya makanan yang baik, atau bisa dimakan.
Mengubah Strategi Migrasi
"Setiap kali truk sampah membongkar muatan, mereka langsung berebut mengambil apa yang bisa diambil," kata Aldina Franco, salah satu peneliti, dari University of East Anglia di Inggris.
Bangau-bangau ini bahkan makan plastik, termasuk pecahan komputer. "Sebenarnya yang mereka cari adalah makanan sisa yang kita buang seperti hamburger, daging sisa dan ikan," ujar Franco pada program Science in Action BBC.
Namun suplai makanan akan berkurang, karena aturan baru dari Otoritas Tempat Pembuangan Sampah Uni Eropa yang mewajibkan agar makanan sisa harus didaur-ulang.
Tempat pembuangan sampah yang terbuka juga akan digantikan dengan fasilitas pengolahan sampah yang tertutup, yang tak bisa diakses oleh burung-burung bangau.
Oleh karena itu, bangau menghadapi masa depan yang tak menentu. Akankah mereka bermigrasi ke Afrika seperti yang telah mereka lakukan ratusan tahun sebelumnya, atau akankah mereka berdiam di tempatnya?
"Apa yang akan terjadi jika tempat pembuangan sampah ditutup dan sumber daya ini tak lagi tersedia dan koloni besar ini yang berada dekat dengan sampah akan menghadapi kekurangan makanan," ucap Franco.
Bisa jadi mereka akan kembali ke strategi mencari makan, mengonsumsi serangga kecil, atau sebagian akan kelaparan.
Burung-burung ini sudah beradaptasi untuk berhenti bermigrasi hanya sejak 30 tahun. Harapannya mereka juga bisa membalik kecenderungan ini dengan cepat dan berlaku seperti dulu, sebelum tergiur makanan cepat saji.
"Pada dasarnya kita tidak tahu," jelas Franco. "Kita tak tahu apakah individu-individu burung bangau ini bisa mengubah strategi migrasi mereka dari satu tahun ke tahun depannya.
Saya sangat penasaran untuk mencari tahu apa yang dilakukan bangau Portugis ini saat tempat pembuangan sampah tutup. Kami akan terus memantau bangau-bangau ini dan melihat bagaimana mereka merespons perubahan." (bbc/es)