Oleh: Rufliyandhie Rambe
Numpang tanya adalah hal yang lumrah dan sulit dielakkan pada saat ini. Kelumrahan itu berlaku pula halnya dengan yang dihadapi para remaja.
Sebagian besar hari-hari yang dilalui para remaja tak terlepas dari ragam urusan, termasuk untuk berurusan dengan seseorang. Dari semua rekan maupun kenalan kita, tentu tak semua kediaman mereka kita ketahui, lantaran belum pernah kita sekalipun berkunjung ke rumahnya.
Ada saat-saat tertentu yang mengharuskan kita menjumpai rekan atau kenalan kita tersebut di kediamannya untuk suatu urusan. Sementara kita belum tahu persis letak kediamannya. Yang kita ketahui terkadang masih sebatas jalan atau gang kediamannya.
Numpang tanya merupakan sarana yang efektif dan efisien untuk dapat menjembatani pencapaian yang hendak dituju. Keengganan untuk memanfaatkan sarana yang efektif dan efisien tersebut akan berakibat fatal, terlebih saat menghadapi situasi belum mengenal persis letak yang hendak dituju sewaktu bepegian.
Sebuah adagium sudah sejak lama mengingatkan. Malu bertanya, sesat di jalan. Tak hanya itu, bahkan adagium pelesetan mutakhir meneguhkan: Malu bertanya, akhirnya jalan-jalan atau putar-putar.
Bayar Mahal
Kalau sebatas jalan-jalan atau putar-putar, tidaklah terlalu krusial. Ironisnya, kalau saja yang sebatas hanya jalan-jalan atau putar-putar itu sampai membuat kita harus bayar mahal.
Bukan tak mungkin, keengganan untuk numpang tanya tersebut berimplikasi menerbitkan rasa curiga. Apalagi situasi sekarang, sulit kita menjamin keberadaan yang kita jejaki yang untuk pertama kali tersebut, sudahkah steril dari orang-orang yang dengan mudah menaruh prasangka terhadap orang yang masih asing baginya?
Terlebih meresponi kehadiran seseorang yang dinilai terkesan tak jelas juntrungan, karena kelihatan jalan-jalan atau putar-putar, seakan tengah mengendus sesuatu. Lebih berisiko lagi, kalau ternyata yang hendak dituju tersebut lokasinya rawan aksi perampokan atau perkelahian kelompok.
Ada baiknya sewaktu bepergian, misalkan untuk mendapati rumah teman di sebuah gang kecil yang belum kita ketahui persis letak rumahnya, mulailah kita biasakan untuk numpang tanya. Numpang tanya hendaklah kita awali pada seseorang yang pertama kita temui di lokasi yang baru pertama kali kita dapati tersebut.
Bisa saja numpang tanya kita ajukan kepada pemilik kios atau warung, orang-orang yang tengah berjalan, orang-orang yang tengah di beranda maupun areal pekarangan rumahnya. Kalau saja yang disebutkan itu tidaklah kita dapatkan, dikarenakan daerah yang tengah kita dapati tersebut kebetulan sepi, apa salah kita mengetuk atau mengucap salam pada salah seorang pemilik rumah, dan menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kita?
Bersikap Santun
Sedapat mungkin upayakan numpang tanya dengan kondisi mesin tak sedang menyala, ketika bepergian dengan kendaraan. Lebih baik lagi tidak sebatas kondisi mesin tidak sedang menyala, akan tetapi upayakanlah untuk turun dari kendaraan.
Menyapalah sedapat mungkin dengan sikap santun terlebih dahulu. Setidaknya dengan begitu seseorang yang didapati untuk numpang tanya tersebut tak terlalu menganggap terlalu berjarak dengan seseorang yang telah mendapatinya.
Mensugesti agar seseorang yang didapati untuk numpang tanya tersebut dapat lebih respons, ada baiknya sebelum menjurus ke pokok pembicaraan, kita singkap sedikit identitas sekaligus maksud dan tujuan kita untuk menjumpai yang hendak dituju.
Numpang tanya Pak/Bu, saya si Fulan bin Polan dari... mau menanyakan apa benar ada di jalan atau gang ini yang namanya si Fulan bin Polan? Soalnya saya temannya...
Ajukanlah pertanyaan seperlunya saja. Jangan terlalu bertele-tele. Penyampaian hendaklah tidak dengan tergesa-gesa atau terbata-bata. Upayakan mimik wajah saat numpang tanya tersebut tampak bersahaja dengan senyuman yang jangan terlalu dibuat-buat.
Bersikap santun merupakan modal utama yang harus disertakan saat numpang tanya. Yakinlah bukan hanya kamu, orang lain juga akan mendapati keadaan yang sama denganmu, yang tentunya tak dapat menghindarkan hari-hari yang dilalui dari keharusan numpang tanya.
Tak jarang juga, tentunya yang pernah dilalui para remaja, juga berhadapan dengan orang-orang yang numpang tanya padanya. Kalau ada yang numpang tanya berlaku begitu santun, tentunya tak sampai hati juga kita untuk tidak berlaku santun.
Begitu pulalah halnya dengan orang lain. Untuk itu, mari jangan sungkan untuk numpang tanya sewaktu memasuki kawasan yang baru pertama kali kita jejak. Selain tidak menyebabkan kita harus jalan-jalan atau putar-putar, juga dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa saja diterbitkan rasa curiga.
* Mei 2014