Taubat; Kompensasi dari Allah

Oleh: Gigih Suroso

Katakanlah Wahai para Hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa dan Dia Maha Pengampun lagi maha penyayang.” (QS.Az-Zumar: 53)

Dalam menjalani hidup di dunia, sejatinya manusia sudah mendapat surat tugas, bahkan jauh sebelum diciptakan, yakni beribadah kepada Allah. Sebagaimana firman Allah yang tak nadir di dengar, sesungguhnya Dia menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah. Namun kita sering kali lari dari perintah Allah, tergoda dengan dunia dan terlibat dalam perbuatan dosa, baik kecil maupun besar. Begitu pun Allah maha pengampun, manusia diberikan kompensasi berupa terbukanya pintu taubat, bagi kita yang ingin memperbaiki diri, dan kembali kejalan Allah. 

Taubat secara bahasa diartikan sebagai kembali, dan istilahnya berarti berhenti melakukan kemaksiatan dan kembali kepada Allah. Perintah taubat sudah ada sejak lama, tepatnya saat manusia pertama, Nabi kita Adam mendapat ujian, Beliau digoda oleh syetan untuk melanggar perintah Allah, hingga akhirya Nabi Adam dan Hawa dikeluarkan dari syurga dan diturunkan ke dunia. Nabi Adam melakukan kesalahan, lalu beliau menyesal dan kemudian bertaubat. Hal ini tercatat dalam Alquran, dimana Nabi Adam berdoa: “Ya Allah, kami mendzholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami, maka tentulah kami menjadi orang yang merugi.” (QS.Al-A’raf; 23)

Manusia memang tempatnya salah dan lupa, salah menggunakan perintah Allah dan lupa menjalankan ibadah sebagai hampa. Kendati pun demikian, bukan berarti manusia boleh berbuat salah sebanyak-banyak dan lupa sesering mungkin. Salah dan lupa hanya indikator manusia makhluk lemah yang membutuhkan Allah sebagai pencipta. Ketergantungan itu yang harus dijaga, jangan sampai kita pergi jauh dari Allah sehingga merasa kuat lalu sesat. Fir’aun misalnya. Karena sudah terlalu jauh, Allah akhirnya menutup pintu taubat dan membuka jalan azab.

Kita tidak boleh abai dengan setiap perbuatan kita yang sudah melangar aturan Allah, dari mulai maksiat kecil hingga maksiat besar. Tidak ada kesalahan yang luput dari penilaian Allah, sekecil apa pun, malaikat akan selalu mencatatnya. Oleh sebab itu, Allah memberikan kompensasi kepada kita yang telah berhutan banyak atas dosa-dosa kita, untuk menebusnya dengan taubat. 

Allah Mencintai

Orang yang Taubat

Kompensasi dari Allah terhadap dosa-dosa kita adalah bukti rahman dan ghaffur-nya Allah pada hambanya. Sekalipun kita telah melakukan kesalahan, Allah tetap memberikan kita kesempatan untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Sejauh apa pun kita pergi dari ajara dan perintahnya, Allah tetap menyuruh kita untuk pulang. Sehitam apa pun jalan yang sedang kita tempuh, sekali pun itu sesat, Allah tetap menunjukkan kita jalan yang terang sebagai pilihan. Allah perintahkan kita bertaubat, karena itulah yang dicintain-Nya. “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri” (QS. Albaqarah: 222)

Sebagai manusia yang lemah, kita sulit untuk terlepas dari dosa, ditambah lagi dunia tempat kita sekarang ada, menawarkan banyak ujian dan cobaan. Begitu terbukan jalan menuju kemaksiatan dan kesesetan. Kadang kita khilaf, lalai bahwa ada malaikat yang senantiasa mengintai dan ada Allah yang maha melihat. Bisa jadi karena kurangnya Iman, kita juga sering lupa bahwa apa yang kita lakukan adalah dosa.

Rasa penat, dan tidak nyaman sering kali muncul. Kendati punya banyak harta, tetap saja kita tidak merasakan ketenangan. Ini karena masih ada dosa sebagai penghalang, maka jangan heran ketika kita berdoa tapi belum diijabah. Kecintaan Allah sangat besar kepada hambanya, Dia tidak pernah meminta kita untuk menebus dosa kita dengan uang atau harta, dia hanya meminta kita untuk bertaubat, menyadari kalau kita salah dan berusaha untuk memperbaiki diri. 

Pintu taubat selalu Allah buka, kecuali bagi kita yang sudah menduakanya sampai kematian itu datang. Kompensasi Allah selalu diperuntuhkan untuk siapa saja. Bahkan bagi orang yang telah membunuh manusia sebanyak 100 kali. Hanya saja, kita tidak tahu kapan kompensasi tersebut akan berakhir. “ Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba-Nya selama nyawa belum sampai ke tenggorokan” (Riwayat Ahmad). 

Move On Itu Taubat

Taubat merupakan proses kejiwaan yang mempunyai banyak manfaat dan dapat membantu kita yang pernah melakukan kejahatan atau kesalahan untuk bisa membangun diri kembali. Menyegarkan kembali iman dan ketaatan untuk mencapai syurga-Nya. Maka jangan pernah berputus asa, sedalam apa pun keterpurukan kita, kembalilah pada Allah, karena Dialah yang memiliki jalan kebaikan yang menentramkan. “ Orang yang bertaubat daripada dosa sepertilah orang yang tidak berdosa” (Riwayat At-Thabrani)

Setiap kita punya masa kelam, dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Turmudzi dan Ibnu madjah, bahwa taubat akan memberikan dampak psikologi yang baik bagi kita. Pertama, taubat akan memberikan harapan baru bagi jiwa yang telah mengalami kehancuran akibat perbuatan dosa. Selanjutnya, taubat akan timbul rasa percaya diri, yakni mampu menghargai dan menghormati diri sendiri. Ini adalah modal awal, untuk kita menjadi lebih baik. Lalu, taubat akan menentramkan jiwa, ini akan membuat kita lebih stabil, bisa melihat segala sesuatunya dengan positif. Dan terakhir, taubat akan membebaskan diri dari rasa berdosa dan rasa takut,

Perlu kita ingat, taubat bukan hanya untuk orang-orang tertentu saja yang telah memiki dosa perzinahan, atau maksiat besar lainnya. Semua kita hamba Allah wajib bertaubat, selama kita tidak bisa lepas dari dosa. Kita acap tidak sadar, menyibukkan diri dengan dunia, dan lupa kepada Allah juga maksiat, menggunjing orang juga dosa, dan mengambil hak orang lain juga perbuatan buruk yang mengharuskan kita untuk bertaubat.

Yang terpenting dalam taubat adalah penyesalan, Imam An-Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Shalihin menyatakan bahwa taubat harus memenuhi tiga syarat, yaitu : Meninggalkan maksiat, menyesali perbuatan dan berniat kuat. Kita yang ingin Move On dari perbuatan korupsi dan ingin taubat, pertama kali harus meninggalkan perbuatan tersebut, selanjutnya menyesalinya, sadar kalau perbuatan itu salah. Dan terakhir niat kuat tidak mengulanginya. Move On dari perbuatan dosa harus total sama dengan tobat. 

Dan akhirnya, mari kita muhasabah diri, barang kali tidak sadar kita sudah menumpuk dosa-dosa kita, tidak sadar kalau kita salah. Rasulullah saja, Orang sudah dijamin masuk syurga oleh Allah masih bertaubat setiap harinya, membaca istighfar sebanyak seratus kali setiap hari. Lalu kita manusia biasa, apakah akan menunggu tua baru bertaubat?. Semoga kita termasuk hamba-hambanya yang dibuka pintu hatinya untuk selalu bertaubat. Karena itulah kompensasi dari Allah untuk kita menebus dosa-dosa kita. Wallahu A’lam bis Shawwab

Penulis: Mahasiswa dan Kru LPM Dinamika UIN SU

()

Baca Juga

Rekomendasi