Penemuan Chips untuk Pengendalian Ganoderma Sawit

Langkat, (Analisa). Jamur ganoderma di kalangan petani sawit, sering menjadi masalah yang sangat serius karena dikabarkan tidak bisa ditanggulangi dan senantiasa menyerang tanaman sawit. Mulai dari siklus hidupnya, penyebarannya serta dampak yang ditimbulkan karena gano­derma menyebabkan pembusukan pada pangkal batang/Basal Stem Rot (BSR).

"Serangan yang dilakukan oleh organisme eukariotik ini menjadi sema­kin ganas dan dominan karena adanya peningkatan pemakaian berbagai produk-produk kimiawi terhadap tanah dan tanaman sehingga terjadi ketim­pangan dan ketidakseimbangan agroe­kos­istem pada perkebunan pohon peng­hasil crude palm oil (cpo). 1 pupuk anor­ganik dan herbisida berbahaya da­pat mematikan hama penyakit ini, se­hingga hama penyakit dapat berkem­bang sangat pesat," ujar Roderich Bas­tian selaku Managing Director Plantation Key Technology (PKT).

Menurut Roderrich, serangan jamur ganoderma di kalangan petani dan perkebunan sawit sering membuat putus asa, pasalnya jika sudah terserang jamur yang bersifat saprofit parasit ini , hasil produksi tandan buah segar (TBS) pohon sawit akan mengalami penurun­an drastis hingga kematian total pada tanaman. Angka penurunan terhadap serangan ganoderma ini mencapai trilyunan rupiah terhadap lebih dari 50% populasi tanaman sawit di Indonesia.

Melalui riset mendalam dari Plantation Key Technology (PKT) sebagai salah satu anggota Asosiasi Bio­agro­input Indonesia (ABI) memperke­nalkan temuan paket teknologi organik tersebut untuk mengendalikan serangan jamur Gano­derma sehingga penyakit busuk pangkal batang (BPB) dapat disem­buhkan dengan penggunaan aplikasi chips.

"Aplikasi chips adalah teknologi mu­takhir formulasi organik yang me­rupakan gabungan dari beberapa jenis strain mikroorganisme seperti tricho­derma dan jenis lainnya dengan estimasi jumlah 6x10 pangkat7 s/d 2x10 pangkat 8 CFU," ujarnya.

Dikatakannya, strain mikroorga­nisme ini dipersiapkan dengan sistem clony complex, karena mikroorganisme ini akan membentuk koloni yang dileng­kapi dengan logistik sehingga dapat bekerja sama dalam mencegah dan me­nye­rang patogen.Keadaan inilah yang akan membuat ganoderma dapat diken­dalikan, karena mikroorganisme ber­kua­litas baik ini mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang keras.

Melalui kerjasama dengan Asosiasi Bioagroinput Indonesia (ABI) selaku organisasi yang mewadahi produsen input Pertanian di Indonesia, PT PKT melakukan demoplot pengendalian jamur ganoderma di Lokasi perkebunan PT Kartika Hijau Lestari, Kabupaten Langkat.

"Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak seperti Direktorat Perlindungan Perkebunan, Badan Perlindungan Tanaman Pangan Holtikultura (BPT­PH) Badan Pengkajian Teknologi Perta­nian (BPTP) Balai Besar Benih dan Proteksi Tanaman Perkebunan, Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, Aso­siasi Planter Indonesia (API) Aso­siasi Bioagroinput Indonesia (ABI) serta Gabungan Pengusaha Kelapa Sa­wit Indonesia (GAPKI)," tambahnya.

Dengan terselenggaranya kegiatan demoplot ini, diharapkan dapat membe­rikan dampak besar dan bermanfaat sehingga para petani/ perkebunan dapat menanggulangi penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang sangat merugikan dari segi ekonomi.

"Dengan teknologi ini diharapkan hasil produksi buah sawit dapat diperbaiki dan ditingkatkan baik secara kuantitas maupun kualitas bobot buah sesuai dengan tahun tanam dan jenis klon tanaman," tutupnya. (anto)

()

Baca Juga

Rekomendasi