Oleh: Sari Ramadhani
ELIT. Mungkin itu kata yang tepat untuk menyebut batu-batu alam yang lebih dikenal dengan sebutan gemstone sekarang ini. Bebatuan yang populer itu dulunya berasal dari mineral yang diproses alami karena perubahan alam selama jutaan tahun lamanya. Dalam kurun waktu yang sangat lama itu, tak ada yang menyangka jika sekarang masyarakat menikmati batu tersebut sebagai salah satu hasil alam yang sangat indah.
Gemstone menjadi benda yang paling dicari pria dan wanita untuk mempercantik diri dan melengkapi penampilan agar terlihat lebih trendi. Gemstone merupakan anggota elit dari mineral alam. Menurut beberapa sumber, dari kira-kira 3000 jenis mineral di bumi, hanya terdapat 150 sampai 200 jenis mineral yang bisa digolongkan sebagai jenis batu mulia. Batu-batu tersebut familiar di mata kita pada abad modern ini.
Proses Geologi
Dikatakan, sama halnya dengan mineral alam lainnya, pembentukan gemstone terjadi melalui proses geologi. Misalnya, melalui diferensiasi magma, metamorfosa dan sedimentasi. Diferensiasi magma berarti proses magma yang menghasilkan bermacam-macam batuan beku dengan jenis berbeda. Proses terjadi saat magma mulai mendingin, maka terbentuklah kristal-kristal mineral pada suhu tinggi.
Adanya gaya gravitasi bumi menyebabkan kristal akan mengendap dan membentuk berbagai macam batuan beku dengan komposisi berbeda. Proses diferensiasi magma dipengaruhi banyak hal, yaitu tekanan, suhu, kandungan gas serta komposisi kimia magma itu sendiri. Sementara, metamorfosa merupakan proses terbentuknya bebatuan karena adanya tekanan dan suhu tinggi yang mengakibatkan perubahan bentuk batu.
Batuan metamorfosa merupakan perubahan dari batuan asal yaitu batu sedimen dan batuan beku yang mengalami kenaikan suhu dan tekanan. Metamorfosa terjadi dalam keadaan padat dengan perubahan kimiawi dalam batas-batas tertentu dan proses rekristalisasi di dalam kerak bumi.
Sementara itu, ahli Gemologis asal Medan, Zulfikar mengatakan sedimentasi merupakan proses terbentuknya bebatuan akibat pembatuan dan hasil dari hancuran batu-batu lain di sekitarnya. Atau proses terbentuknya batu melalui hasil uraian hasil pelapukan batuan beku yang telah ada sebelumnya dan larut dalam air. Biasanya air tersebut kaya akan garam (evaporit) dan konsentrasi-konsentrasi pengendapan.
Sedimentasi juga sering disebut sebagai hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme di sekitar keberadaan batu. Batuan yang berasal dari proses sedimentasi lebih sedikit dibandingkan yang lain.
"Aktivitas dapur magma di perut bumi bisa menghasilkan cairan panas bersuhu di atas 1000 derajat Celsius dan bergerak dalam selubung atau mantel bumi," kata Zulfikar, pria pemilik laboratorium pengecekan batu yang ada di Medan.
Di luar mantel ini, imbuhnya, ada lapisan kerak bumi yang tersusun dari lempeng-lempeng yang terus bertumbukan dan menyisakan banyak retakan.
Ia mengatakan, tekanan kuat dari dalam perut bumi cenderung mendorong magma untuk mencari jalan keluar ke permukaan. Ketika cairan super panas dan bertekanan tinggi ini mulai naik, cairan tersebut akan melarutkan berbagai batuan lain yang telah ada dan terjadilah proses pelarutan atau perubahan suhu panas (hidrotermal).
Proses Panjang
Batu-batu mulia dihasilkan dari proses panjang yang terjadi di alam. Intan merupakan salah satu batu mulia yang terbentuk pada lapisan luar mantel bumi di kedalaman hingga 160 kilometer. Pada kedalaman ini, katanya, suhu bisa mencapai lebih dari 1350 derajat celsius.
"Pengaruh tekanan dan suhu yang luar biasa panas ini kemudian mengubah mineral karbon anorganik di kerak bumi yang dilewati hidrotelmal menjadi kristal Intan," tambah Zulfikar.
Katanya, kebanyakan Intan yang ada saat ini merupakan hasil pembentukan proses jutaan miliar tahun lalu. Erupsi magma yang sangat kuat membawa Intan-Intan tersebut ke permukaan bumi. Intan termasuk batu mulia yang memiliki keistimewaan karena tingkat kekerasan batunya.
Dalam jajaran batuan mulia, skala kekerasan batu Intan mencapai 10 mohs, dan merupakan yang tertinggi. Kemudian Batu Safir dan Rubi mencapai 9 mohs, Batu Zamrud 7-8 mohs.
Batu Akik
Untuk gemstone yang saat ini populer di Indonesia, batuan akik tersebut masuk dalam kategori batuan setengah mulia. "Tingkat kekerasan batu akik di Indonesia itu umumnya kurang dari 7 mohs," terangnya.
Berbeda dengan Intan, batuan Akik terbentuk ketika cairan magma panas semakin mendingin karena semakin dekat permukaan bumi. Cairan itu seketika mengisi rekahan dan pori-pori batuan yang dilewatinya dan juga mengisi fosil kayu sehingga membatu. Itu kenapa ada batu Akik yang memiliki unsur kayu di dalamnya.
"Batuan Akik terbentuk mendekati permukaan bumi. Temperaturnya berkisar kira-kira 300 derajat Celsius," ungkapnya.
Dikutip dari berbagai sumber, Ir Sujatmiko, pakar Geologi yang menekuni batu mulia sejak 1989 di bawah naungan GEM-Afia Bandung mengatakan batuan Akik dapat ditemui hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dari 34 provinsi di Indonesia, hanya Jakarta yang tidak memiliki batuan Akik.
Sementara Batu Intan, bebernya, sejauh ini hanya ditemukan di Kalimantan. Lulusan Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) 1967 ini berujar, Intan yang ditemukan di Kalimantan bukan berasal dari intinya, melainkan batuan Intan dari sumber sekunder yang diendapkan atau dibawa oleh air dari tempat lain.
Menurutnya, para geolog sudah sejak jaman dahulu memburu Intan. Sejauh ini, aktivitas geologis tertua di Indonesia yang terlacak terjadi sekitar 400 juta tahun lalu. Ditemukan dari fosil sejenis kerang yang berada di puncak gunung-gunung di Papua. Kata Sujatmiko, keadaan ini menandai adanya aktivitas tektonik luar biasa sehingga bisa mengangkat dasar laut hingga membentuk pegunungan tertinggi di Indonesia.