Oleh: Jekson Pardomuan
Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN, yang tidak berpaling kepada orang-orang yang angkuh, atau kepada orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan! – Amsal 40 : 4.
Seorang ibu bersaksi dihadapan jemaat dan berkata bahwa selama hidupnya ia selalu menaruh kepercayaan pada Tuhan. Apa pun yang terjadi dalam kehidupannya, ia tetap menaruh kepercayaan pada Tuhan. Suatu ketika, ibu ini mengalami sakit dan divonis dokter harus operasi dengan biaya yang sangat besar. Tapi si ibu tadi tetap berpengharapan dan menyerahkan segala sesuatunya pada Tuhan. Sampai pada akhirnya Tuhan bekerja dan memberikan kesembuhan.
Di lain kesempatan, sang suami mengalami sakit yang sangat parah. Dokter sudah memvonis bahwa umut suaminya tinggal beberapa hari lagi. Si ibu tadi tetap menaruh kepercayaan dan pengharapannya kepada Tuhan. Dengan segenap hati, si ibu tadi berdoa dan mempercayakan suaminya kepada Tuhan. Dalam doanya, si ibu tadi menyerahkan suaminya kepada Tuhan dengan sepenuh hatinya. Hingga akhirnya, Tuhan memanggil suaminya dengan tenang dan si ibu tadi pun tidak merasa susah hati saat suaminya lebih dulu menghadap Yang Maha Kuasa.
Bagaimana dengan kita ? Apakah kita setiap hari menaruh kepercayaan kepada Tuhan atau sebaliknya kita justru merasa sangat percaya diri dan merasa semua pekerjaan yang kita kerjakan adalah berkat dari kesungguhan dan tenaga kita.
Mazmur 78:7 menuliskan “Agar supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah”. Percaya dari rasa kurang tentram menjadi tentram, percaya dari rasa kurang pasti menjadi pasti, percaya dari rasa kurang aman menjadi aman. Keluaran 16 menggambarkan peristiwa Allah memberikan manna kepada bangsa Israel. Peristiwa ini merupakan wujud kasih pemeliharaan Tuhan dan ujian bagi mereka untuk tetap percaya terhadap janji Allah.
Sebagai orang percaya kita tetap belajar mempercayakan masa depan kita kepada pemeliharaan dan penyertaan Tuhan yang sungguh luar biasa. Dalam kitab Daniel pasal 6, Daniel tetap percaya kepada Tuhan walaupun berada dalam gua singa, ayat 4: Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu dan tidak terdapat luka padanya karena ia percaya kepada Allahnya.
Kalau kita mempercayakan masalah kita kepada Allah, ketika kita berdoa di tengah situasi buruk sekalipun kita dapat merasakan kepastian kepercayaan penuh kepada Tuhan. Mempercayakan diri kepada Tuhan. Menghadapi permasalahan apa pun dalam kehidupan kita sehari-hari, percayakan saja pada Tuhan.
Kita patut bersyukur akan pemeliharaan-Nya serta sungguh-sungguh mengimani dan mempercayai bahwa Ia adalah Tuhan yang terus-menerus menyertai kita semua.
“Supaya engkau menaruh kepercayaanmu kepada TUHAN, aku mengajarkannya kepadamu sekarang, ya kepadamu.” (Amsal 22:19)
Saat Anda diterima bekerja di salah satu perusahaan, pasti ada yang bertanya kepada Anda tentang bagaimana caranya Anda bisa lolos dan masuk ke perusahaan tersebut. Apalagi perusanaan besar dan berskala nasional. Mungkin akan ada anggapan bahwa Anda bisa masuk karena ada seseorang yang Anda kenal di dalam perusahaan atau karena memberikan sesuatu (sejumlah uang) kepada tim seleksi agar bisa lolos.
Berbagai anggapan akan terlontar, akan tetapi kalau kita yakin dan tetap menaruh kepercayaan kepada Tuhan, maka ujian seberat apa pun atau psikotes seberat apa pun pasti bisa dilalui. Kalau Tuhan berkehendak kita menjadi salah satu bagian dari sebuah perusahaan, maka Tuhan akan menyelesaikannya. Kita cukup mempercayakannya kepada Tuhan dan terus berpengharapan lewat doa dan perbuatan baik kepada setiap orang.
Ketika dalam menjalani hidup kita tersandung dan terjatuh, apakah kita akan berteriak dan meminta tolong kepada orang lain? Apakah kita menaruh kepercayaan pada orang lain dan merasa aman ketika kita berada di dekat orang-orang yang kita anggap kuat dan berkuasa ?
Meminta pertolongan kepada orang lain, teman atau kepada siapa pun di muka bumi ini pasti akan mendapatkan kekecewaan. Paling juga ada satu atau dua orang yang memberikan pertolongan. Akan tetapi kalau kita meminta tolong kepada Tuhan, maka kita akan merasa semakin kuat dan yakin bahwa pertolongan Tuhan ya dan amen.
Itu sebabnya, dalam menjalani hidup ini kita harus percaya kepada kemampuan diri kita sendiri yang telah Tuhan percayakan kepada kita, karena Tuhan telah memberikan yang terbaik kepada kita. Oleh sebab itu, kita tak boleh merasa lemah pada dunia dan tak perlu kuatir akan ancaman yang ada di sekitar kita.
Jika beban yang kita rasakan begitu berat, kita harus berpegang teguh pada kemurahan Tuhan. Sebab hanya dengan mendekatkan diri dan selalu berpengharapan kepada Tuhan, hidup kita akan terasa lebih tenang, lebih aman dan tak pernah merasa ditinggalkan oleh Tuhan.
Mulai hari ini, berpegangteguhlah pada firman Tuhan dan percayakan segala sesuatunya pada Tuhan. Jangan bersungut-sungut dan merasa segala sesuatu dalam hidup ini tidak berguna, kita sangat berguna dihadapan Tuhan. Sekali lagi, percayakanlah segala sesutunya kepada Tuhan, maka Tuhan akan membuka jalan dan memberikan pertolongan kepada kita. Amin.