Favorit Wisatawan di Huanglong

“Naga Kuning” dan Salju,

SUHU di bawah 10 derajat Celcius ternyata tidak menyurutkan langkah, rombongan  SilkAir Indonesia Fam Trip to Tiongkok saat tiba di salah satu puncak pegunungan di Huanglong, Sabtu (16/4/2016) siang. Huanglong adalah daerah wisata yang terletak di barat laut Provinsi Sichuan, Tiongkok. 

Padahal kalau disimak suhu terakhir di kota Medan yang mencapai 37 derajat celcius, betapa dinginnya udara Huanglong yang terkadang bisa satu digit bahkan minus derjat. Karena kondisi udaranya itu pula, setiap pelancong sangat disarankan mengenakan jaket tebal, sepatu, syal dan kaos tangan.  Tak cukup di situ, bagi yang khawatir sesak nafas, disarankan membawa tabung oksigen murni kecil. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan kekurangan oksigen.  "Di sini lebih tipis oksigennya dibanding di Jiuzhaiigou," tutur Lui lagi dalam bahasa Inggris khas berdialeg kantonis. 

Meski berbagai tingkat kesulitan yang siap menghadang di depan, namun tidak menyurutkan langkah, malah tiap orang dalam rombongan FAM Trip ini ingin berlomba cepat sampai ke puncak dan mengabadikannya dalam detik-detik bersejarah saat berada di kawasan bersalju di Tiongkok ini. 

Binatang Langka

Selain berudara sejuk, kawasan Huanglong hidup sebagian binatang langka seperti panda raksasa dan monyet emas berhidung pesek. Oleh warga setempat monyet langka ini diberi nama Sichuan. Menyimak namanya, mungkin dari nama ini lah diambil nama provinsi Sichuan.

Puncak gunung yang kami datangi ini berada di ketinggian 3.530 meter di atas permukaan laut (mdpl). Dikelilingi hutan pinus dan pegunungan batu berselimut salju. 

Dari puncak inilah para pelancong bisa melihat lembah Huanglong yang menjadi lokasi terfavorit di daerah ini.  Sebab di lembah inilah bertaburan kolam warna-warni dalam berbagai ukuran dan bentuk berbeda serta air terjun. Kolam ini terbentuk dari formasi batu kapur. 

Karena endapan kalsiumi karbonat berlapis itulah lembah ini terlihat berwarna kuning. Memanjang sekitar 3,6 km di lembah Huanglong. Jika dilihat dari ketinggian, lembah ini terlihat seperti naga emas berjalan meliuk-liuk di tengah hutan dan pegunungan batu. 

"Karena kemiripan ilusi tentang naga emas itulah warga setempat menyebut lembah ini dengan nama Huanglonggou," jelas Lui (32), pemandu wisata Farm Trip Silkair to RRT, saat tiba di Huanglong. 

Lembah Naga Emas

Huanglonggou dalam bahasa Indonesia disebut Lembah Naga Emas. Untuk menyaksikan pemandangan tersebut, rombongan SilkAir Indonesia Fam Trip berangkat dari Howard Johson ke terminal cable car di Huanglong, Jumat (16/4/2016) sekira pukul 08.30 waktu setempat.

Howard Johson adalah hotel bintang lima yang kami tempati menginap di Jiuzhaiigou. 

Jarak dari Howard Johson ke terminal cable car di Huanglong sekira dua jam naik bus. Dari terminal cable car inilah kami menaiki kereta gantung menuju spot yang bisa menyaksikan Lembah Naga Emas. 

Untuk bisa naik kereta gantung ini, dikenakan biaya 280 Yuan atau setara sekira Rp 560 ribu orang untuk sekali pergi pulang. Terminal yang dikelola pemerintah RRT ini setiap hari buka mulai pukul 09.00 hingga 17.00 waktu setempat. (hermansjah)

()

Baca Juga

Rekomendasi