Keunikan Fuzoku Gyokai, Bisnis Seks Jepang

BERBICARA soal bisnis seks, Jepang seakan tak kalah. Kecantikan wajah dan kemolekan tubuh para gadis Negeri Sakura itu bakal membuat para pria kepingin menjajal "surga dunia" tersebut.

Di sana, bisnis prostitusi memiliki ragam modus operandi. Mulai dari berkedok sebagai kedai minum hingga tempat karaoke.

Bisnis seks paling tenar di Jepang adalah Fuzoku Gyokai. Fuzoku Gyokai menyediakan jasa berbau mesum yang cukup beragam.

Mulai dari jasa penyewaan video porno, hingga layanan seks demi memuaskan para tamunya. Dikutip dari laman boombastis.com, Fuzoku Gyokai biasanya berupa kedai sake namun dengan pelayanan plus-plus.

Aktivitas seperti ini ternyata telah berkembang sejak lama dan dianggap legal sepanjang tidak melakukan hubungan intim. Meski pada kenyataannya, bisnis ini kerap ditemukan masih memberikan pelayanan itu secara sembunyi-sembunyi. Berikut fakta menarik tentang Fuzoku Gyokai.

Sejarah Berdirinya Fuzoku Gyokai

Kegiatan Fuzoku Gyokai telah ada di Jepang sejak abad ke-15. Saat itu, banyak berdiri kedai yang menyajikan minuman disertai para gadis yang siap melayani.

Di sana kegiatan seperti ini tidak dianggap sebagai pelanggaran hukum selama tidak menjalin hubungan intim laiknya suami istri.

Sehingga di era modern saat ini, Fuzoku Gyoukai terus memodernisasi diri mengikuti perkembangan zaman.

Mendapat Izin Pemerintah Jepang

Bisnis seks ini memiliki payung hukum sendiri karena dinilai murni sebagai kegiatan bisnis. Kedai-kedai sake dengan layanan plus-plus tersebut juga biasanya memiliki website yang menyajikan informasi mengenai layanan jasa mereka.

Tak lupa mereka juga akan mengingatkan untuk tidak melakukan hubungan badan yang menjurus ke arah honban karena bisa dijerat hukum.

Jika ada yang ketahuan melakukan hubungan intim di kedai itu, maka polisi akan menyeret mereka ke penjara.

Lokasi Fuzoku Gyoukai

Kedai plus-plus ini menyebar di hampir semua kota besar di Jepang, seperti Tokyo yang bisa ditemui kedai bernama Kabukicho.  Di Hiroshima juga dapat ditemukan kedai plus-plus bernama Nagaregawa.

Begitu juga di Sendai (Kokubuncho), dan Chuogai (Kumamoto). Kedai tersebut biasanya menyediakan ruangan yang ukurannya tidak terlalu besar untuk dipakai minum-minum. Para gadis nantinya akan melayani tamunya dan tentunya dikenakan tarif sesuai kesepakatan bersama.

Servis yang Diberikan Fuzoku Gyoukai

Bisnis seks berkedok kedai sake ini menyediakan layanan jasa beragam. Mulai dari penyewaan DVD blue film, kemudian tekoki atau yang berarti jasa memberikan kepuasan dengan menggunakan tangan pelayan wanita. Ada juga soprando, atau mandi bersama para gadis cantik dengan berbagai sentuhan sensual.

Servis lainnya ialah fashion health di mana para gadis tadi disuruh menggunakan pakaian sesuai dengan kemauan pengunjung.  Layanan ini tetap melarang yang namanya berhubungan badan. Meski tak dipungkiri jika ada beberapa kedai yang diam-diam memberikan layanan making love kepada pengunjung.

Kendati dilindungi secara hukum, bisnis ini tak lepas dari bahaya tindakan kriminal. Pelanggaran kerap dilakukan oleh pemilik kedai yang terafiliasi dengan kelompok tertentu untuk melakukan aksi penjualan manusia (human traficking). Mereka tak segan menjual para gadis belia yang didatangkan dari Tiongkok, Korea, Asia Tenggara, Eropa, hingga Amerika Latin untuk terjun ke dalam bisnis haram seperti itu.

Kasus perdagangan manusia di Jepang pernah terungkap pada tahun 2006 silam. Di mana PBB mengklaim jika jumlah perdagangan manusia di Jepang sebagian besar mengarah kepada kegiatan bisnis prostitusi. (oz/bmc/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi