Masih Banyak Ritual Kedewasaan Brutal Dijalankan

DI kota-kota besar umumnya menjadi dewasa tidak ada ritual ter­tentu. Bertambah usia juga cu­kup dirayakan dengan ulang tahun dan ma­kan-makan. Itu pun tidak semua yang melewati hari bertambahnya usia dengan perayaan.

Berbeda dengan kebiasaan di ko­ta besar, beberapa desa dan suku di dunia ini masih menjalankan ritual ke­tika seseorang mulai menginjak usia dewasa. Hanya saja, ritual yang mereka lakukan ada yang terbilang bru­tal dan akan membuatmu ber­syu­kur tidak perlu mengalami hal yang sama.

Satere Mawe. Satere Mawe ada­lah nama sebuah suku dari pe­dala­man hutan Amazon. Saat mencapai usia kedewasaan, para pemuda dari suku ini harus bersiap melakukan ritual yang sangat me­nyakitkan. Dalam ritual tersebut, tangan mere­ka akan dimasukan ke dalam sebuah sarung tangan yang terbuat dari an­yaman bambu.

Di dalam sarung tangan tersebut sebelumnya sudah dimasukkan se­mut-semut peluru. Pria yang me­ngikuti ritual tersebut kemudian me­nari sambil menahan rasa sakit dari gigitan semut-semut tersebut selama 10 menit tanpa boleh ber­teriak kesakitan.

Gigitan semut peluru terkenal sebagai yang paling menyakitkan dari semut lainnya. Kulit akan terasa terbakar dan nyeri akibat gigitan tersebut bisa terasa hingga 24 jam lamanya.

Vanuatu. Vanuatu, sebuah pulau kecil Selatan Samudera Pasifik me­miliki tradisi yang unik untuk ritual kedewasaan para pria. Secara se­kilas, ritual ini terlihat seperti bu­ngee jumping biasa. Hanya saja, ritual ini jauh lebih berbahaya dari­pada bungee jumping modern.

Ritual ini dilaksanakan sekitar bulan April - Mei. Pemuda yang be­ran­jak dewasa akan memanjat kons­truksi tiang kayu setinggi 30 meter atau lebih. Tali tambang diikat pada kedua kakinya dan pria ter­sebut harus melompat terjun bebas ke tanah.

Parahnya lagi, kepalanya harus sedikit menyentuh tanah. Terlalu banyak mengenai tanah artinya pemuda tersebut mati, tidak menge­nai tanah sama sekali artinya pria tersebut bukan lelaki sejati. Menge­rikan!

Suku Matausa, Papua Nugini. Suku Matausa di Papua Nugini per­caya bahwa darah wanita itu tidak bersih atau tidak murni. Karena itu­lah, agar bisa menjadi pria dewasa, me­reka perlu membersihkan diri dari pengaruh tidak murni yang diberikan dari ibu mereka. Ritual ini dimulai dengan memasukkan dua buah tongkat ke dalam teng­go­rokan agar mereka muntah darah.

Hidung

Selanjutnya, tongkat juga dima­sukkan ke hidung agar menge­luar­kan lendir dan darah. Tidak ber­henti sampai di situ saja, mereka ju­­ga menusuk lidah dengan alat se­perti panah agar darah mereka ke­luar. Setelah ritual ini selesai, baru­lah mereka bisa dianggap sebagai seorang pria dewasa sejati.

Suku Mandan. Suku asli Ame­rika yang bernama Mandan me­miliki ritual yang sangat brutal un­tuk mencapai kedewasaan. Sebelum me­reka melakukan ritual ini, se­orang pemuda Mandan harus ber­puasa selama 3 hari untuk mem­ber­sihkan dan memurnikan tubuhnya. Ke­mudian di hari ritualnya, otot dada, bahu, dan punggungnya akan ditusuk dengan kayu besar.

Sebuah tali diikatkan pada kayu tersebut dan pemuda tersebut akan digantung dengan menumpu pada dada, bahu dan punggung yang ditusuk tadi. Pemuda tersebut harus menahan rasa sakit dan tidak boleh berteriak. Setelah ia pingsan, baru­lah pemuda tersebut diturunkan dan dilepaskan dari kait penyangga.

Suku Sepik, Papua Nugini. Suku Sepik menganggap buaya sebagai makhluk suci dan mereka mengaku memiliki hubungan spi­ritual dan budaya dengan reptil ini.

Karena itulah, saat pria mulai me­masuki usia dewasa, mereka akan menjalani ritual menyakitkan yang ditujukan untuk membuat kulit mereka terlihat seperti buaya.

Dengan menggunakan pisau, te­tua suku akan menyayat kulit se­orang pemuda berulang-kali. Proses menyakitkan ini nantinya akan me­munculkan sebuah pola yang sa­ngat mirip dengan kulit buaya. Se­telah ritual ini selesai, pemuda ter­sebut dianggap sudah dewasa.

Memang terdengar mengerikan, tapi bagi suku-suku tersebut ritual ke­dewasaan ini adalah hal yang pen­ting.

Tidak melakukan ritual ini, me­reka akan dianggap lemah dan ada juga yang sampai kehilangan hak tertentu seperti menikah. (bbc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi