“Artinya selain kemampuan hard skills mahasiswa juga harus memiliki soft skills,” ujar Sugiatmo MA saat menyampaikan ceramah dalam kegiatan Bintal Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam (FUSI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut, Jumat (8/4) di aula fakultas itu Jalan Willem Iskandar Medan.
Bintal dihadiri Dekan FUSI UIN Sumut Dr Hj Dahlia Lubis MAg, Wakil Dekan I Prof Dr Amroeni Drajat MA, Wakil Dekan III Dr H Sukiman Muhammad Amir, KTU Dra Hj Zainarti MA, dan para dosen serta pegawai FUSI.
Menurut Sugiatmo yang juga alumni Fakultas Ushuluddin prodi Perbandingan Agama, soft skills jika diartikan secara harfiah adalah “ketrampilan lunak” atau ketrampilan tambahan, dan hard skills adalah ketrampilan keras atau diistilahkan dengan ketrampilan teknis atau technical skills. Soft skills dan hard skills adalah dua hal yang saling melengkapi bagi seseorang dalam menggapai prestasi dan kinerja gemilang.
Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab melahirkan sarjana-sarjana yang tangguh dan siap terjun ke dunia kerja. Maka itu, selain pengetahuan yang bersifat teoritis, kampus harus membekali mahasiswa dengan sejumlah keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat.
Hard skills merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Sementara soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.
Karenanya, dalam menghadapi persaingan, lanjut Sugiatmo yang kini menjabat sebagai Redaktur Sumatera Utara “Harian Analisa”, jajaran Fakultas Ushuluddin harus menyiapkan diri dan membekali mahasiswa dengan keterampilan tambahan, selain menguatkan keilmuan sesuai dengan program studinya masing-masing.
Pemetaan
Dalam mengetahui minat dan bakat mahasiswa, pemetaan yang telah dilakukan FUSI di bawah pimpinan Dekan Dr Hj Dahlia Lubis MAg dengan menyebarkan angket adalah langkah yang tepat. Sehingga diketahui apa minat dan bakat yang diinginkan dan dimiliki mahasiswa. Selanjutnya dilakukan bimbingan dan pembinaan.
Selain itu, dilakukan peninjauan kurikulum yang dapat mendukung keterampilan tambahan itu, dan menyahuti kebutuhan mahasiswa. Seperti mata kuliah jurnalistik yang akan membekali mahasiswa agar mampu menulis buku atau karya ilmiah, dan mata kuliah dasar-dasar komunikasi.
Dibagian lain, disarankan agar FUSI memiliki wibe site yang mudah diakses. Sehingga infomasi tentang Ushuluddin mudah diketahui calon mahasiswa. Begitu juga bentuk-bentuk promosi bagaimana agar keberadaan FUSI di tengah-tengah masyarakat lebih dikenal.
Peserta Bintal tampak antusias dengan menyampaikan beberapa pertanyaan-pertanyaan, serta harapan,
Sebelumnya Dekan FUSI UIN Sumut, Dr Hj Dahlia Lubis MAg menyampaikan, Bintal ini dilakukan setiap Jumat yang diikuti para dosen, staf, dan pegawai, dengan materi dan pembahasan yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk lebih menambah wawasan juga mempererat silaturahim.
“Kali ini kita hadirkan alumni yang sudah berkiprah di luar, untuk memberi masukan dan saran demi kemajuan FUSI ke depan. Alhamdulillah materi yang disampaikan Sugiatmo merupakan masukan berharga dan memberikan warna baru dalam membangun FUSI,” ujar Dahlia Lubis. (amad/sug)