Tengku Alya Nabila

Delegasi USU di Konferensi PBB London

Oleh: Indah Pratiwi. TAK jarang kegemaran seseorang akan sesuatu membawa sejumlah kesuk­sesan yang datang ke dirinya. Sama halnya seperti yang dialami Tengku Alya Nabila, mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) angkatan 2014 yang kini tengah mengin­jak semester empat.

Anak kedua dari pasangan Tengku Bassyaruddin Shouckry Sinar dan Trinasari ini berkesempatan menjadi delegasi yang mewakili USU ke London, Inggris dalam program LIMUN (London International Model Nations) yang diselenggarakan tahun 2015 lalu. Kege­ma­rannya akan Bahasa Inggrislah yang membawanya kepada acara Simulasi PBB di London.

“Sejak SMA Alya memang sudah mulai mengikuti berbagai debat Bahasa Inggris dan pernah mengikuti lomba debat Bahasa Inggris antar Kota. Dari Bahasa Inggris inilah Alya berhasil terpilih sebagai delegasi ke London mewakili USU. Alhamdulillah, dari beribu-ribu mahasiswa yang ikut mendaftar, Alya dipilih,” pungkasnya.

Gadis berparas cantik ini mengatakan ia sangat senang dan bangga bisa terpilih menjadi delegasi USU ke London. Sebab, katanya, tak mudah mengalahkan lawan-lawannya untuk terpilih menjadi delegasi.

“Semua lawan-lawan Alya dari berbagai kampus pintar-pintar banget. Terlebih disana, dikelilingi oleh mahasis­wa-mahasiswa pintar sesama delegasi. Alya belajar banyak hal, jadi memiliki pe­ngalaman luar biasa. Kenal dengan berbagai orang dari berbagai belahan du­nia, belajar budaya baru serta bisa ber­diskusi banyak hal dengan mereka,” be­bernya.

Bagi Alya, keberhasilannya menjadi delegasi USU dari Indonesia ke negara Inggris itu tak akan pernah terjadi tanpa du­ku­ngan abangnya, Tengku Omar Azfar Haqqany. Pasalnya, abang laki-lakinya tersebut adalah inspiratornya untuk masuk ke dalam dunia debat Bahasa Inggris.

“Kalau tak ada abang, tak mungkinlah Alya ikut dalam LIMUN. Karena me­mang abang Alya yang mendukung Alya untuk mendaftar. Disamping itu, abang merupakan inspirator Alya dalam berprestasi di bidang akademik khususnya Bahasa Inggris,” katanya.

Selain berprestasi di bidang Bahasa Inggris, gadis yang lahir di Medan pada 10 Juli 1996 ini  juga memiliki bakat di bidang modeling. Ia pernah mengikuti ajang kontes Gadis Sampul pada tahun 2013, terpilih menjadi salah satu model unggulan dan mengikuti karantina di Jakarta. Ia pun berhasil menjadi salah satu finalis di ajang tersebut.

“Disana Alya banyak belajar bagai­mana cara berpose yang baik di depan kamera, bagaimana cara mendapatkan angle terbaik saat berfoto. Pokoknya banyak belajar tentang dunia modeling disana. Pengalaman itu sungguh berharga buat Alya,” ujarnya.

Gadis yang memiliki tinggi 163 sentimeter ini mengakui ia juga pernah menjuarai lomba debat Bahasa Inggris se Kota Medan tahun 2012, termasuk men­jadi duta di sekolahnya untuk Konsulat Amerika. Ia juga aktif di berbagai orga­nisasi, seperti OSIS (2012-2013), Youth Council dan English Club Medan.

Saat ini, gadis yang hobi membaca ini aktif menekuni dunia modeling dan telah menandatangani kontrak dari salah satu perusahaan otomotif untuk menjadi salah satu model mereka. Disamping itu, ia juga sangat menyukai olahraga, salah satunya olahraga lari. Terbukti, kini ia tergabung di salah satu komunitas lari di Medan yakni RunMdn sejak tahun 2016.

“Selain berprestasi, kita juga harus sehat. Untuk itu, jangan lupa berolahraga. Karena dengan olahraga, tubuh kita men­jadi sehat dan menunjang kita dalam mela­kukan berbagai aktivitas setiap harinya,” ucapnya.

()

Baca Juga

Rekomendasi