Oleh: Jekson Pardomuan. Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. – 1 Tiomtius 2 : 1 – 4.
Hari-hari belakangan ini semakin banyak peristiwa yang menakutkan dan membuat kita miris saat mendengar berita pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, pencurian dan kejahatan lainnya yang membuat kita semakin tidak nyaman dalam menjalani hidup dimuka bumi ini.
Persoalan demi persoalan semakin membuat kita lemah dalam bekerja, semakin jarang untuk berdoa dan semakin sulit untuk melakukan ibadah. Padahal, ditengah persoalan yang semakin sulit itu kita sangat membutuhkan pertolongan tangan Tuhan dalam mengangkat kita dari berbagai permasalahan.
Beberapa gereja saat ini semakin giat melakukan doa-doa bersama dan doa syafaat untuk mendoakan negeri ini. Mendoakan dunia yang semakin jahat, dimana banyak negara sudah melegalkan pernikahan sejenis, banyak ancaman narkoba, seks bebas dan terror yang menakutkan semua umat manusia.
Doa syafaat adalah doa yang dinaikkan oleh anak Tuhan atau hamba Tuhan untuk kepentingan orang lain. Dalam berdoa syafaat orang berdiri sebagai imam-imam Tuhan untuk kepentingan orang lain. Tuhan Yesus adalah figur seorang pendoa syafaat sejati. Yohanes pasal 17 adalah doa yang dinaikkan oleh Tuhan Yesus kepada Bapa di sorga untuk murid-murid-Nya (orang percaya) sebelum Ia terpisah dari dunia ini.
Rasul Paulus juga seorang pendoa syafaat. Kepada jemaat di Kolose Paulus menyatakan, "...kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah." (Yohanes 17 : 9-10).
Berdoa syafaat adalah seperti disampaikan diatas adalah mendoakan orang lain dan sesama saudara seiman. Namun menjadi seorang pendoa syafaat adalah tidak mudah karena tidak semua orang mau berdoa untuk orang lain. Adalah lebih mudah berdoa untuk diri sendiri. Itulah sebabnya banyak orang Kristen kurang memahami dan menyadari arti doa syafaat sehingga mereka pun menolak dan menghindarkan diri dari berdoa syafaat. Berdoa untuk diri sendiri adalah hal yang biasa, tetapi berdoa untuk orang lain adalah luar biasa.
Terkadang, berdoa untuk diri sendiri pun saat ini sudah sangat jarang dilakukan anak-anak Tuhan. Banyak orang saat ini merasa dirinya sanggup untuk melakukan berbagai hal tanpa pertolongan Tuhan. Mereka beranggapan bahwa apa yang mereka peroleh adalah karena kekuatan mereka sendiri. Banyak manusia saat ini menomorduakan Tuhan, atau bahkan sudah melupakan Tuhan.
Padahal, Alkitab menyatakan bahwa semua anak Tuhan harus melakukan doa syafaat: berdoa untuk keselamatan orang lain, kesembuhan saudara seiman yang sakit, berdoa untuk bangsa dan negara, berdoa untuk para hamba Tuhan dan sebagainya. Hanya orang-orang yang hidup dalam kekudusan dan yang memiliki kerinduan untuk bercakap-cakap dengan Tuhan yang akan berdiri sebagai imam-imam Tuhan dan berdoa syafaat untuk keselamatan orang lain.
Syafaat berarti datang di hadapan Tuhan dengan tujuan menggantikan posisi seseorang. Mempercayai bahwa Tuhan Yesus adalah seorang yang menggantikan posisi kita di hadapan Allah untuk selama-lamanya. Firman Tuhan berkata, "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan" (Roma 8:26). Ingatlah, Roh Kudus membimbing kita supaya dapat berdoa.
Untuk lebih menguatkan anak-anak Tuhan, kita harus merindukan doa syafaat untuk semua orang yang mengalami kesulitan, mengalami penderitaan dan permasalahan. Mari berdoa dengan rendah hati dan sujud dihadapan Allah Yang Maha Tinggi.
Berdoa dengan rendah hati dapat diartikan sebagai kemurnian dan kelemahlembutan. Kita akan mempelajari Abraham yang adalah nenek moyang orang beriman. Dia adalah "prototype"(gambar awal) Yesus Kristus yang memberikan teladan kerendahan hati. Abraham menyahut, "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu" (Kejadian 18:27).
Kita perlu belajar bagaimana cara Abraham dapat berbicara seperti itu di hadapan Tuhan? Hal itu menunjukkan walaupun Abraham melihat dirinya tidak baik, tetapi dengan berani meminta kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh. Dia dengan berani meminta karena Tuhan membenarkan, memilih dan menjadikannya anak Tuhan serta membimbingnya. Kata-kata "Walaupun aku debu dan abu"menunjukkan sifat kerendahan hati yang sungguh di hadapan Tuhan.
Alkitab memberikan tekanan khusus pada kerendahan hati dan tinggi hati. Dalam Amsal 18:12 tertulis, "Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan." Rendah hati juga berkaitan dengan kelembutan hati. Kelembutan hati di dalam Alkitab berarti orang yang bergaul karib dengan Tuhan. Abraham adalah orang yang bergaul karib dengan Tuhan. Jika Tuhan memerintahkan kepada Abraham, "Pergi," maka dia pergi, dan jika, "Jangan pergi," maka Abraham tidak pergi.
Rendah hati berarti kemurnian, kemurnian adalah kesederhanaan. Semakin murni, semakin tidak bercampur dengan unsur lain. Hampir semua orang di dalam Alkitab yang beriman besar adalah orang yang sederhana cara berpikirnya. Jika mereka diperintahkan Tuhan, "Pergi," pasti pergi. Kalau Tuhan berkata kepada mereka A, maka mereka mengakui hal itu akan menjadi A. Tetapi orang yang rumit cara berpikirnya akan kehilangan iman yang besar karena mereka sering mempertanyakan alasan dari perkataan Tuhan. Kita dapat memperoleh kemurnian melalui berdoa.
Firman Tuhan dalam Yohanes 16 : 22 kiranya dapat menguatkan kita untuk selalu berdoa dan berdoa dengan rendah hati. “Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.” Amin.