Apa Itu Hernia Nukleus Pulposus ?

Oleh: dr. Jimmy.

Hampir setiap orang pernah mengalami sakit pinggang, hanya saja keluhannya seringkali rancu, sehingga pasien selalu menduga panyakitnya ada di ginjal.

Nyeri Punggung Bawah (NPB) ada­­­­lah keluhan yang diaki­bat­kan ada­­nya kelainan pada tulang bela­kang. Ti­dak ada seorang­pun yang ke­bal terha­dap kon­disi ini dan masing-ma­sing sa­ngat berpotensi untuk me­ngalami disa­bilitas akibat kondisi ter­sebut. NPB dapat berhubungan de­ngan ber­ba­gai kondisi ataupun faktor ri­siko, na­mun seringkali ti­dak dite­mu­kan ada­nya faktor spesifik yang mendasarinya.

Angka pasti kejadian NPB di In­do­nesia tidak diketahui, namun di­per­­kirakan, angka prevalensi NPB ber­variasi antara 7,6% sampai 37%. Ma­­salah NPB pada pekerja pada umum­nya dimulai pada usia dewasa muda dengan puncak prevalensi pa­da ke­lompok usia 45-60 tahun de­ngan sedikit perbedaan ber­dasarkan jenis kelamin.

Berdasarkan perjalanan pe­nya­kit­nya, NPB terbagi menjadi NPB akut, sub-akut, dan kronis. NPB akut me­ru­­p­akan bentuk yang paling sering di­temui. 9 dari 10 pen­­derita NPB akut akan sem­buh dengan sendirinya da­lam kurun waktu 8-12 minggu. Na­mun, tidak sedikit yang kemudian akan menjadi kro­nis dan menim­bul­kan disa­bi­litas (cacat).

Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain didefi­ni­si­kan sebagai nyeri dan ke­tidaknyamanan, yang ter­lo­ka­lisasi di bawah sudut iga terak­hir (costal margin) dan di atas li­pat bokong bawah (glu­teal inferior fold), de­ngan atau tanpa nyeri pada tungkai.

Berdasarkan lama perja­lan­an pe­nya­kitnya, nyeri punggung bawah dik­lasifi­ka­sikan menjadi 3 yaitu, akut, sub akut, dan kronis. Nyeri pung­­­gung bawah akut didefi­nisikan se­­bagai timbulnya episode nyeri pung­gung ba­wah yang menetap dengan durasi kurang dari 6 minggu. Untuk durasi antara 6-12 minggu didefinisikan sebagai nyeri punggung bawah sub akut, sedangkan untuk durasi lebih panjang dari 12 minggu adalah nyeri punggung ba­wah kronis.

Salah satu penyebab Nyeri pung­gung bawah adalah Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Di bawah ini akan dibahas mengenai HNP .

Apa yang Dimaksud HNP?

HNP adalah gangguan yang terjadi akibat adanya pe­nonjolan (hernia) bantalan (nucleus pulposus) di cakram antar ruas tulang belakang (diskus). Akibat HNP adalah dapat ter­jadi penekanan/pen­jepitan saraf dengan segala konsekuensinya. HNP teruta­ma terjadi pada usia 30 – 45 tahun, lebih sering terjadi pada laki-laki daripada pe­rem­puan (2 : 1).

Bagaimana Proses Terja­dinya HNP?

Tulang belakang (columna vertebra) terdiri dari sederet ruas tulang (ver­tebra) yaitu tulang leher (cervical), tu­lang punggung (thoracal), tu­lang ping­gang (lumbal), tulang bo­kong (sac­ral) dan tulang ekor (coccy­geus). Tu­lang-tulang tersebut (ke­cua­li tulang sacral), dipisahkan oleh cak­­ram (dis­kus). Di da­lam cakram ter­­dapat ba­n­talan yang lentur (nuc­leus pulpo­sus). Nucleus pulposus di­se­­lu­bungi oleh cincin serat ja­ringan yang kuat yang di­se­­but annulus fibrosus. Cakram ber­fungsi sebagai pe­nyerap goncangan (shock absor­ber) dan berperan penting dalam ke­lenturan pergerakan tulang belakang, an­tara lain untuk memutar, menun­duk, mene­ngadah dan sebagai­nya. Di­­da­lam tulang belakang ter­dapat sa­luran yang berisi sum­sum tulang be­la­kang (me­dulla spinalis) yaitu sis­tem saraf yang menghubung­an otak dengan organ-organ tubuh dibawah. Sumsum tu­lang belakang terletak di be­la­kang cakram.

Bila cakram melemah, ada risiko ter­jadi robekan pada anu­lus fibrosus, aki­batnya bantalan/nucleus pulposus da­­pat menonjol sehingga berpotensi me­­nekan/menje­pit sumsum tulang be­lakang dan/atau saraf di se­ki­tarn­ya. Ke­adaan ini yang dikenal se­bagai HNP.

Apa Penyebab HNP?

Penyebab HNP yang pasti masih belum diketahui. HNP umumnya terjadi akibat cedera yang merobek annulus fibrosus, antara lain:

Stres fisik akibat angkat be­ban be­rat dalam posisi mem­bungkuk, jatuh pa­da po­sisi membungkuk

Beberapa Faktor yang Ber­peran Me­micu Terjadinya Hnp Ialah:

Genetik.

Usia, dengan bertambah­nya usia komposis cakram menjadi kurang lentur.

Pekerjaan terutama yang perlu sering angkat berat.

Obesitas.

Merokok.

Walaupun HNP dapat ter­jadi di cak­ram mana saja, na­mun secara sta­tistik 90 – 95 % HNP terjadi di tulang ping­­­gang (lumbal), 6 – 8 % di tu­lang le­her (cervical) dan 1 – 2 % di tulang pung­gung (thoracal).

Tidak semua penderita HNP me­ngalami keluhan. Gejala HNP sangat ter­gan­tung pada lokasi, tingkat pe­non­jolan dan keterlibatan sa­raf se­kitar. Umumnya keluh­an terjadi pada satu sisi, dan diperparah oleh batuk, ber­sin, angkat berat dan mem­bung­kuk.

Gejala HNP Lumbal

Nyeri pinggang yang me­nyebar ke bokong, selang­kang­an, tungkai.  Ke­lemahan otot tungkai dan jari kaki. Rasa baal/kesemutan di ping­gang sampai kaki.

Nyeri sering timbul pada saat mem­­bungkuk atau du­duk lama dan berkurang bila berbaring pada sisi yg sehat dengan tungkai agak mene­kuk.

Komplikasi Hnp yang Perlu Diwaspadai Ialah:

Sindroma Cauda equina, yaitu her­nia cakram yang menekan ekor sum­sum tu­lang belakang (cauda equi­na dan ditandai rasa baal di du­bur dan sekitarnya, ganggu­an buang air besar dan ber­kemih).

Cedera saraf permanen.

Kelumpuhan.

Disfungsi ereksi.

Nyeri menahun.

Bagaimana Mendiagnosis HNP?

Diagnosis HNP selain mengacu pad­a riwayat pe­nya­kit, dokter akan me­me­rik­sa fisik meli­puti tes ref­leks, ke­­kuatan otot, kemam­puan jalan, fung­­­si sensasi. Untuk memastikan diag­nosis, dokter akan mengan­jur­kan beberapa pemeriksaan penun­jang antara lain:

Rofoto (Rontgen foto) tu­lang be­lakang.

CT Scan dan MRI tulang bela­kang, untuk evaluasi letak dan uku­ran cakram serta penekanan pada sum­­sum tulang belakang.

Myelogram, untuk deteksi letak dan ukuran cakram serta penekanan pada sumsum tulang belakang.

EMG (electromyografi), untuk de­teksi lokasi akar saraf yang ber­ma­salah.

NCVT (nerve conduction velocity test), untuk evaluasi gangguan fung­si saraf.

Bagaimana Cara Pengelo­laan HNP?

Cara pengelolaannya ter­gantung pa­da kondisi cak­ram, keparahan ge­jala dan adanya komplikasi, penge­­lo­laan HNP dapat secara kon­servatif atau operatif.

Tindakan konservatif me­li­puti:

Istirahat, hindari posisi tu­buh dan aktivitas yang me­mi­cu nyeri. Bila ny­eri mem­baik, usahakan untuk se­ce­pat mungkin kembali ke aktivitas biasa.

Kompres dingin dan/atau panas.

Memakai korset.

Fisioterapi

Medikamentosa/obat-obat­an :

Penghilang rasa nyeri/ analgesik

Pelemas otot/muscle re­lax­an

Kortiosteroid

Bila tidak berhasil dikelola secara konservatif, sering kambuh dan tim­bul kompli­kasi maka perlu pertim­­­bang­kan tindakan operatif ber­ikut:

Microdiskectomy, yaitu tindakan membuang bagian cakram yang ru­sak dan me­nonjol.  Pada kasus yang lebih se­rius, La­mi­nec­tomy, yaitu tin­dakan mem­buang seluruh cakram dan menya­tu­kan kedua vertebra atau diganti de­ngan cakram artifisial perlu dipertim­bangkan.

Bagaimana Mencegah Terjadi HNP?

Langkah yang dapat dila­ku­kan un­tuk mencegah terja­di HNP ialah :

Olahraga teratur agar otot pung­gung, tungkai dan perut lebih kuat, antara lain: jalan, lari, berenang.

Hindari angkat barang berat pada posisi bungkuk tetapi dengan posisi jongkok.

Usahakan duduk dan ber­diri pada posisi tegak.

Hindari duduk terlalu la­ma, selingi dengan berdiri dan bergerak.

Hindari kegemukan kare­na berat badan berlebih akan membebani cakram.

Berhenti merokok.

Bagaimana Prognosis HNP?

Prognosis HNP umumnya baik. De­ngan pengelolaan dini, gejala HNP umumnya akan sembuh dalam waktu 4 – 6 minggu.

Bagaimana Perawatan di Rumah Untuk Nyeri Pung­gung Bawah?

Nyeri punggung bawah akibat ke­te­gangan otot bia­sanya akan mem­baik dengan sendirinya, tetapi Anda dapat melakukan beberapa hal un­tuk mem­buat diri Anda lebih nyaman. Sebuah ban­tal pe­manas (heating pad) atau man­di dengan air hangat dapat me­ngu­rangi rasa sakit untuk se­men­tara waktu.

Ketika punggung bawah Anda sa­kit, Anda mungkin tidak ingin be­ranjak dari tempat tidur. Tetapi jika ma­salahnya adalah ketegangan otot, dokter menyarankan Anda untuk kem­bali ke ak­tivitas normal Anda se­segera mung­kin. Penelitian menun­juk­­kan bah­wa bed rest (tidur saja) le­bih dari satu atau dua hari dapat mem­­buat rasa sakit memburuk dan da­pat mengu­rangi tonus dan fleksibilitas otot.

Meditasi/Yoga

Jika sakit punggung ba­wah tidak hilang dalam tiga bulan, terdapat buk­ti bahwa meditasi/yoga dapat me­m­­bantu. Dalam satu penelitian baru-baru ini, orang-orang yang me­ngambil 12 ming­gu kelas meditasi/yoga meng­alami lebih sedikit gejala nyeri pung­gung bawah dari pada orang yang di­­be­rikan sebuah buku ten­tang pera­watan untuk sakit pung­gung. Manfaat melakukan medita­si/yoga ini bahkan bertahan beberapa bulan setelah kelas selesai. Pe­nelitian ini me­nunjukkan ge­rakan pere­ga­ngan juga bekerja de­ngan baik. Pas­tikan instruktur Anda ber­pe­ngala­man dalam mengajar orang de­ngan nyeri pung­gung dan akan mem­per­­baiki pos­tur Anda sesuai kebutuhan.

(Penulis adalah alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia Angkatan 2004)

()

Baca Juga

Rekomendasi