BERBAGAI penomena yang menjurus terhadap ancaman berbangsa, bernegara, bermasyarakat dan berkeluarga, membuat Panglima Tentara Nasional Jenderal TNI Gatot Nurmantyo angkat bicara. Karena gejala ini jika tidak segera diantisipasi maka regenerasi bangsa ini dalam ancaman serius. Kasus terakhir yang meresahkan pemerintah adalah penyebaran antribut berlambang Partai Komunis Indonesia (PKI) yang keberadaanya dilarang di Indonesia. Larangan ini sudah diatur dalam Tap MPRS Nomor 25 Tahun 1966 dan UUD 1945 Nomor 27 Tahun 1999, bahwa PKI merupakan kelompok komunis yang dilarang di Indonesia. Selain penyebaran antribut komunis, ancaman generasi muda saat ini adalah narkoba.
Apa yang dirisaukan Panglima TNI juga dirasakan oleh mayoritas masyarakat. Terutama hilangnya nilai-nilai kebangsaan pada diri generasi muda. Mantan Wakil Presiden Tri Sutrisno pernah mengingatkan adanya ancaman Komunis Gaya Baru (KGB) yang sudah mulai menguasai Indonesia, baik melalui budaya, informasi, dan ekonomi. Terutama kalangan anak muda yang menjadi sasara. Masuknya ancaman KGB tidak terlepas dari buah reformasi yang kebablasan, dimana semua orang bisa berpendapat bebas. Keliru reformasi kebebasan itu untuk tidak berpancasila, karena itu Pancasila harus ditanamkan kepada generasi muda agar memiliki ketahanan pribadi yang berpancasila.
Tantangan saat ini lebih berat dari pada zaman sebelumnya. Bagaimana menanamkan Pancasila pada generasi muda agar mereka bisa memahami dan menghayati. Gerakan PKI gaya baru ini mencoba merusak pikiran anak-anak muda yang tak paham sejarah. Tri Sutrisno juga menyoroti bagaimana kondisi perekonomian di tanah air yang sudah terjual kepada pihak asing melalui KGB. Banyak perusahaan-perusahaan yang sudah dikuasai asing. Bahkan, beberapa BUMN juga sudah disusupi oleh asing.
Dalam hal kasuistik terdapat beberapa kejadian kelompok-kelompok yang secara terang-terangan dan sembunyi mulai kembali menyebarkan ideologi komunisme di Indonesia. Dengan mengusung jargon komunisme dengan cara diperhalus. Kelompok ini memulai diskusi dan kajian di warung kopi yang menjadi basis mereka. Komunis identik dengan lambang palu arit, dan seringkali untuk memicu simpati mereka menyatakan bahwa simbol palu dan arit adalah perlambang kerja keras. Sehingga lambang itu akhirnya dijadikan logo dan menjadi simbol yang dianggap biasa tanpa mengetahui arti dan makna. Bahkan saat ini banyak pemuda yang mengkreasikan dalam bentuk kaos dan logo tempat untuk mengkampanyekan.
Sejarah kelam yang hingga kini masih banyak menimbulkan perdebatan, baik oleh para pelaku sejarah, budawan, para aktivis HAM, maupun organisasi-organisasi yang terkait di dalamnya. Sejatinya selesai ketika pada masa pemerintahan Gus Dur melalui pencabutan TAP MPRS XXV 1966. Pencabutan TAP MPR tersebut adalah sebuah jalan tengah proses rekonsiliasi dan pengembalian hak-hak rakyat Indonesia tidak terkecuali. Namun ternyata, bagi para simpatisan dan kelompok-kelompok simpatisan dan penganut ideologi komunisme, hal itu direduksi sebagai kebebasan yang diberikan negara untuk berideologi secara bebas dan mengembangkannya, tanpa memperhatikan Pancasila. Kenyataan yang didapati dari akibat pencabutan TAP MPR tersebut nyatanya banyak dimanfaatkan oleh mereka-mereka yang berkepentingan untuk mendapatkan kebebasannya, tidak terkecuali kaum radikal dan liberal.
Untuk menangkal timbulnya kembali gerakan-gerakan KGB di antaranya dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan pemahaman kembali terhadap nilai-nilai Pancasila, wawasan kebangsaan, kemanunggalan TNI-rakyat, membangkitkan kesadaran masyarakat, memelihara dan mendata, waspada terhadap upaya penyusupan serta meningkatkan deteksi dini. Dimana gerakan komunis gaya baru telah banyak menyusup ke berbagai elemen masyarakat, dan perlu diingat bahwa komunis di Indonesia merupakan bahaya laten yang tidak pernah mati, akan tetapi hanya berubah bentuk serta akan terus berkembang dengan gaya baru. Bahaya KGB ini sengaja didesain dan ditargetkan bagi generasi yang sekarang berada di usia rentan antara 15-24 tahun, sehingga secara tidak sadar mereka mengakui eksistensi paham komunis melalui gaya yang lebih halus.
Perjalanan panjang sejarah gerakan PKI untuk mewujudkan masyarakat komunis di Indonesia tidak pernah berhenti. Dalam mencapai tujuan tersebut komunis menggunakan berbagai cara mulai dari mempengaruhi sampai jalan penetrasi dan infiltrasi ke dalam organisasi massa. Perang yang dilakukan juga tidak memakai senjata, tapi dengan cara meracuni pikiran dan pemahaman generasi muda tentang berbangsa dan bernegara. Antisipasi harus segera dilakukan terutama melalui sekolah-sekolah agar generasi muda terhindar dari prilaku komunis.