Malaikat Allah Ikut Cemburu

Oleh: Muhammad Hisyamsyah Dani.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah : 30 )

Dari sekian banyak makhluk yang telah diciptakan oleh Allah swt, terdapat satu makhluk yang mulia. Dialah manusia, salah satu makhluk yang membuat makhluk lain ciptaan Allah swt dihinggapi rasa cemburu. Kecemburuan yang memuncak tersebut sampai diutarakan oleh makhluk Allah yang lain, yaitu Malaikat. Bahkan, percakapan antara Sang Khalik dan makh­luknya pun tak dapat dihindarkan. Tatkala Allah swt hendak mencip­takan makhluk bernama manusia, Malaikat sengaja menanyakan maksud Sang Khalik. Para Malai­kat Allah ternyata mengetahui bahwa akan ada pertumpahan darah dan timbul kerusakan jika Allah tetap menciptakan yang namanya manusia. Seraya menge­tahui apa yang dipikirkan dan dikhawatirkan oleh malaikat, Allah swt pun menjawab singkat kekha­watiran makhluknya. Dia berfir­man bahwa dengan segala kuasa­Nya dan ke-Aku anNya, Allah swt mengetahui apa yang tidak diketa­hui para makhlukNya.

Dalam ayat di atas mari kita perhatikan kalimatnya. Disana dijelaskan bahwa Allah ingin menciptakan manusia untuk men­jadi Khalifah di bumi. Tetapi sempat diprotes oleh malaikat dengan berkata : “Mengapa Eng­kau hendak menjadikan (khali­fah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?”. Dari nada kalimat ini kita dapat memahami bahwa ada suatu kecemburuan malaikat kepada manusia. Mungkin saat Allah mulai menciptakan bumi malaikat sudah lama meng­harap­kan bahwa merekalah yang akan menjadi khalifah di bumi. Mungkin saja alasan tersebut diambil malai­kat dengan berbagai alasan.

Makhluk penghuni bumi sebe­lumnya tidak mampu menjadi khalifah dengan baik. Seperti kita ketahui sebelum manusia meng­huni bumi, ada makhluk lain yang menghuni bumi tapi sudah punah. Misalnya Manusia purba atau dinosaurus. Tetapi kalau kelompok dinosaurus kemungkinan kecil karena mereka adalah hewan. Jadi kemungkinan manusia purba. Manusia modern dan manusia pur­ba memiliki kemiripan dari berba­gai segi, yang dari dasar ini ma­laikat sudah bisa memper­kirakan watak manusia modern. Jadi ada kemungkinan bahwa Adam dan Hawa merupakan cikal bakal nenek moyang manusia modern. Atau jika bukan manusia purba berarti makluk lain yang punya kemiripan dengan manusia modern.

Selanjutnya, Malaikat merasa bahwa dirinyalah yang paling sempurna karena selalu bertasbih dan memuji Allah, jadi merekalah yang merasa berhak menjadi khalifah di bumi. Tetapi malaikat tidak berani menentang kehendak Allah.Malaikat merasa akan ber­tam­bah tugasnya terhadap Allah jika manusia diciptakan. Seperti halnya kita ketahui, malaikat punya tugas dari Allah terhadap manusia. Seperti mencatat amal, menyam­paikan firman, dan tugas mulia lainnya.

Namun, ada sisi yang menarik yang dapat kita ambil dari kecem­buruan Malaikat Allah ini. Sejati­nya, sudah lama Allah swt hendak menjadikan makhluk bernama manusia di muka bumi. Sebab Allah swt sebelumnya telah men­ciptakan bumi dan isinya. Kese­muanya itu sebenarnya adalah Iradat Allah untuk menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Allah swt tidak menjadikan Malaikat menjadi khalifah di muka bumi, pastilah hanya Allah yang Maha Mengetahui. Sebab, manusia sekali lagi sudah ditakdirkan untuk menjadi khalifah di muka bumi. Sebagai pemimpin dan pemakmur di muka bumi.

Menyoal mengenai cemburu yang dirasakan Malaikat Allah swt adalah wajar sebagai salah satu makhluk Allah swt. Sebab, Malai­kat sejatinya senantiasa selalu ber­tasbih memuji Allah swt. Bahkan, diriwayatkan ada Malaikat Allah yang tugasnya hanya bersu­jud, berzikir, sampai hari Akhir kelak. Inilah yang ditengarai bahwa Malaikat cemburu kepada manu­sia. Sebab, mereka selalu bertasbih kepada Allah. Malaikat memang hanya diciptakan Allah dengan karunia akal tanpa adanya nafsu. Wajar bila Malaikat selalu tunduk dan mengabdi kepada Allah swt. Namun, manusia diberikan keisti­mewaan oleh Allah dengan dikaru­niai akal begitu juga dengan nafsu. Inilah yang menyebabkan manusia dapat menjadi makhluk paling mulia, semulia para Nabi & rasul, begitu juga sebaliknya. Manusia dapat menjadi rendah apabila menjadikan nafsu menjadi pengawal hidup.

Cemburu adalah perasaan tidak suka ketika kita melihat seseorang yang kita sayangi melakukan sesuatu yang kita tidak suka atau lebih memilih orang lain diban­dingkan kita. Tentunya kita sangat paham dengan perasaan yang satu ini. Dan suatu hal yang wajar ketika kita mempunyai rasa cemburu, karena itulah salah satu bukti tanda cinta kita. bahwa Allah pun cemburu pada makhluk-Nya. Dalam haditsnya, Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu cemburu; dan cemburunya Allah Ta’ala yaitu, apabila ada sese­orang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasa cemburu Allah adalah ketika kita sebagai hamba-Nya melakukan perbuatan-perbuatan yang diharam oleh Allah. Ini membuktikan bahwa betapa Allah sangat mencintai kita sebagai hamba-Nya. Karena, bukankah rasa cemburu akan hadir ketika kita sangat mencintai seseorang?

Jika kita sadar akan semua yang telah Allah berikan pada kita selama ini, maka kita akan menge­tahui betapa Allah sangat mencintai kita. Hingga Ia cemburu jika kita melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan-Nya. Karena sesungguhnya Allah tahu, hal-hal yang diharamkan oleh-Nya adalah hal yang akan merusak diri kita sendiri. Allah hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada diri kita. Allah hanya mengi­ngin­kan kita bahagia, bahkan tidak hanya sekadar bahagia tapi sangat-sangat bahagia.

Manusia pada dasarnya meru­pakan makhluk yang mulia dicip­takan oleh Allah swt. Bahkan sejak Nabi Adam hingga sekarang. Dulu ketika pertama kali Allah swt hendak menciptakan manusia, malaikat sejenak ‘bersitegang’ dengan Allah swt. Malaikat meya­kinkan bahwa manusia akan merusak dan menjadi makhluk yang membuat pertumpahan darah. Namun, dengan jelas Allah mem­bantah itu semua, Allah lebih tahu apa yang tidak diketahui oleh makhluknya.

Beruntunglah kita sebagai manu­sia yang sejatinya mempu­nyai kedudukan yang mulia di sisi Allah swt. Bahkan lebih dari makh­luk apapun. Maka sudah semesti­nya kita sebagai manusia menjaga dan terus memuliakan diri menjadi makhluk yang mulia di sisi Allah. Sebab, manusia adalah makhluk berperadaban. Derajatnya akan lebih tinggi manakala meman­faat­kan peran terbaik sebagai makh­luk Allah. Bersyukurlah se­bab dengan senantisa bersyukur kita sebagai manusia akan selalu dilimpahkan keberkahan dan kemuliaan hidup dari Allah swt. Semoga ada manfaatnya. Wallahu A’lam

Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Siyasah Fakultas Syari’ah & Hukum UIN SU Medan.

()

Baca Juga

Rekomendasi