“Tahap awal, ada sekitar empat Puskes­mas yang akan diakreditasi, yakni Puskes­mas Teladan, Puskesmas Padang Bulan, Pus­kesmas Belawan dan Puskesmas De­nai,” ujar Kadinkes Medan Usma Polita Nasution di Medan, Kamis (26/5).

 Sebenarnya, lanjutnya, penilaian ke­ber­hasilan puskesmas dapat dilakukan oleh internal organisasi Puskesmas itu sen­diri, yaitu dengan ”Penilaian Kinerja pus­kes­mas,” yang mencakup alat, obat, keua­ngan dan tenaga, serta didukung dengan man­aje­men sistem pencatatan dan pelapo­ran, di­sebut sistem informasi manajemen puskes­mas (SIMPUS).

 Namun untuk menjamin bahwa perbai­kan mutu, peningkatan kinerja dan pene­ra­pan manajemen risiko dilaksanakan se­cara berkesinambungan di Puskesmas, maka per­lu dilakukan penilaian oleh ekst­er­nal de­ngan menggunakan standar yang dite­tapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi.

“Tujuan utama akreditasi Puskesmas untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja melalui perbaikan yang ber­ke­sinambungan ter­hadap sistem manaje­men, sistem mana­jemen mutu dan sistem penyelenggaraan pela­yanan dan upaya, serta penerapan ma­najemen risiko, dan bukan sekadar penilaian untuk mendapat­kan sertifikat akreditasi,” tuturnya.

Kepala Puskesmas Teladan, Kuspuji me­nu­turkan, saat ini puskesmas-puskes­mas yang akan diakreditasi sedang mela­kukan studi banding ke Surabaya untuk melihat puskesmas yang telah terakreditasi di sana. Sehingga, pengetahuan dan pola yang dite­rapkan bisa diambil untuk juga diterapkan di Medan. “Ada dua puskesmas yang kita kunjungi hari ini (kemarin), yakni Puskes­mas Se­memi dan Puskesmas Tambak Rejo,” ter­angnya saat dihubungi.

 Dalam pembelajaran ke Surabaya ini, lan­jutya, diketahui bagaimana Puskesmas me­mulai persiapan akreditasi, seperti sosia­lisasi akreditasi, permohonan akredi­tasi pus­kesmas ke Dinkes Kota hingga peng­gala­ngan ko­mit­men dengan lintas sektor untuk bersama-sama menyukseskan akreditasi ini. (mc)