Berani Basah di Festival Air Songkran

Oleh: Paw Min. Songkran atau Water Festival, dimana semua orang saling menyiramkan air sebagai simbol untuk membersihkan diri dari kotoran-kotoran baik rohani maupun jasmani, dan mencuci bersih semua hal yang bersifat negatif. Songkran berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya “perubahan atau transformasi”.

Musim panen saat yang paling dinantikan oleh para petani dan dirayakan dengan cara-cara yang berbeda. Orang Tionghoa merayakan pada tanggal 15 bulan delapan tahun Lunar dengan Festival Kue Bulan. Lain lagi dengan di Negeri Siam, perayaan menyambut musim panen dilakukan pertengahan bulan April, tepatnya 13-15 April. Sekaligus menandakan tahun baru.

Sudah lama saya ingin menyaksikan festival air yang banyak menarik turis dari manca negara setiap tahun. Baru pada tahun 2016 ini saya berkesempatan menyaksikan secara langsung. Saya dan teman-teman memutuskan untuk mengikuti peristiwa ini di kota Hatyai. Dengan alasan lebih dekat dari Medan, perayaan Songkran di Hatyai juga konon salah satu yang paling meriah apalagi dengan adanya Mid-Night Songkran.

Thailand selain dikenal sebagai surga kuliner dan memiliki salah satu bahasa terindah di dunia, juga piawai dalam mengemas festival budaya mereka untuk dijadikan magnet penarik turis manca negara. Perayaan Songkran seharusnya dimulai tanggal 13 April, namun dua hari sebelum hari H sudah tampak kesibukan-kesibukan di kota Hatyai, tepatnya depan Hotel Lee Garden. Di setiap persimpangan jalan besar sudah berjejer galon-galon  air, dan banyak pedagang musiman yang menawarkan pistol-pistol air serta kantong-kantong plastik kedap air untuk mengamankan gadget, uang atau passport serta barang berharga lainnya.

Pada malam 11 April di jalan-jalan sudah ramai orang yang bermain perang air, baik dengan pistol air, botol plastik atau bahkan banyak yang membawa gayung dan ember. Yang paling semangat tentu saja para anak muda, dengan mengendarai kendaraan roda dua maupun roda empat, mereka berkeliling kota sambil menyiramkan air kepada orang-orang yang mereka jumpai di jalan. 

Jangan heran kalau Anda disiram air yang terasa dingin menusuk, banyak yang memasukkan balok-balok es ke dalam ember mereka agar yang tersiram menjerit kedinginan. Yang paling harus diingat, kita tidak boleh marah ketika disiram, masyarakat Thailand percaya kalau berkata buruk saat Perayaan Songkran akan berdampak buruk pada kita. Percaya atau tidak, tentu saja kembali ke diri masing-masing. Yang pasti jika sudah mau ikut Songkran, harus berani basah dan siap disiram.

Selain siram-siraman air, mereka juga mengoleskan bedak dingin ke wajah orang. Bedak ini menggantikan tepung beras yang pada awalnya merupakan media bagi para Biksu memberikan berkat kepada semua makhluk ciptaan Tuhan. Bedak dingin ini bisa dengan mudah kita beli di pusat keramaian Songkran. 

Maka tidak heran seluruh jalanan akan basah dan penuh dengan tepung. Banyak yang ingin mengoleskan bedak ke wajah seseorang, malah salah sasaran dan masuk ke mata, kalau sudah begitu, mereka akan sibuk mencari air untuk membasuhnya. Yang ingin menghindari bedak masuk ke mata bisa membeli kacamata plastik yang tersedia dalam berbagai warna dengan harga terjangkau. 

Festival unik ini bukan hanya disenangi oleh kaum muda, tetapi nampak para orang tua juga ikut berpartisipasi. Ya, kapan lagi bisa bermain air sepuasnya dan menyiram orang lain tanpa kuatir dimarahi jika bukan pada hari spesial ini. 

Saya dan teman-teman juga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, segera membeli pistol air ukuran besar dan terjun ke “medan perang”. Pengalaman tak terlupakan adalah ketika menyemprot polisi-polisi yang berdiri di jalan untuk menjaga keamanan demi lancarnya acara ini, dan para petugas keamanan itu hanya bisa tersenyum kecut, terpaksa bertugas dengan seragam basah dan wajah belepotan yang diolesi bedak.

Anak-anak Balita juga tidak mau ketinggalan festival yang mendunia ini, mereka membawa pistol air kecil dan dengan riang menembaki setiap orang yang lewat. Banyak orang tua yang sengaja mengajak keluar anak-anak mereka untuk ikut bergembira dan tertawa ketika melihat anak mereka basah kuyup disemprot air.

Jika sebelum hari H saja perayaannya sudah begitu seru, bisa kita bayangkan puncak Hari Raya Songkran yang jatuh pada tanggal 13 April. Sejak pagi sudah nampak masyarakat Thailand bergabung dengan turis-turis yang berdiri di hampir setiap persimpangan jalan menunggu orang lewat dan akan disemprot habis-habisan dengan air bercampur bedak. Yang disemprot tentu saja tidak tinggal diam, mereka akan membalasnya, maka terjadilah saling semprot air yang seru, tembak menembak bagaikan perang cuma kali ini amunisinya air, dan yang berperang tentu saja tidak berwajah sangar melainkan dengan tawa ceria. 

Bagi yang ingin keluar membeli makanan atau ada keperluan lain, tidak ada pilihan lain kecuali pulang dengan basah kuyup dan wajah belepotan bedak. Ya, inilah pesta mereka, inilah tradisi masyarakat Negeri Gajah Putih yang mayoritas beragama Buddha dalam melewati Tahun Baru. Jika sudah memilih mengunjungi Thailand di Hari Songkran, kita tentu juga sudah siap berbasah-basahan. Kita tidak perlu kuatir bakal disiram air kotor, dalam hal ini masyarakat Thailand yang religius sangat taat, selalu menggunakan air yang layak mandi karena mereka percaya akan kehidupana yang lebih baik setelah yang buruk dicuci bersih. 

Sebenarnya festival  air tidak hanya dirayakan di Thailand, tetapi juga di berbagai negara tetangga seperti Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam Utara dan Sri Langka. Semua negara ini merayakannya pada tanggal yang sama namun dengan nama yang berbeda. Dari sekian negara yang merayakannya, Songkran di Thailand yang paling terkenal dan menjadi magnet besar buat menarik turis. Tidak usah heran mengingat Negara Seribu Pagoda ini terkenal sangat toleran terhadap berbagai hal dengan masyarakatnya yang murah senyum serta tidak pernah menghakimi, dan tentu saja menghormati setiap perbedaan.

Songkran terlalu menarik untuk dilewati. Di festival air ini kita bisa meletakkan ego, emosi, status, kesibukan dan semua masalah sejenak untuk ikut bergembira bersama rakyat Thailand. Siap berbasah-basahan dan diguyur air bercampur tepung. Kembali dari Songkran kita akan menjadi manusia baru yang lebih positif. Songkran juga menyisakan banyak cerita lucu yang tak terlupakan. ***

()

Baca Juga

Rekomendasi