Pesona Gemstone

Keistimewaan Warna Batu Sulaiman

Oleh: Sari Ramadhani.

RAGAM gemstone menghiasi tanah Nusantara. Setiap daerah hampir memiliki batu khasnya masing-masing. Begitu juga Kabu­paten Batu Raja, Sumatera Selatan. Tak habis-habisnya mem­bicarakan Batu Raja, setelah Spiritus dan Lavender, Batu Raja masih memiliki batu lain dengan warna istimewa, sebut saja namanya Sulaiman Batu Raja.

Meskipun pesona daerah Batu Raja masih kalah dari daerah penghasil batu lainnya, seperti Kalimantan, Garut dan beberapa daerah lain di Indonesia, orang-orang Batu Raja dikenal gigih mempromosikan berbagai jenis batu dari daerah itu. Salah satunya Batu Sulaiman yang indah, karena batu akik yang berasal dari kawasan Batu Raja umumnya memiliki keistimewaan warna. Tak hanya itu, keindahan batu lokal juga terletak pada tekstur keke­rasan batu, berat, jenis dan kemilau warna-warninya.

Sulaiman Batu Raja terkenal karena keistimewaan warnanya lebih kental dibanding daerah lain. Warna pada Sulaiman Batu Raja menjadi pembeda utama dari batu yang berasal dari Sumatera Selatan lainnya, seperti Spiritus, Lavender dan Asehan. Hampir sebagian besar daerah Indonesia punya Batu Sulaiman, namun disinyalir yang paling tenar seantero Nusantara masih dari Batu Raja.

Batu Sulaiman dari Batu Raja termasuk dalam kelas Pancawarna. Dalam ilmu gemologist, Batu Sulaiman ada yang badar dan kristal. Hasan Basri, pedagang Batu Sulaiman asli dari Kabupaten Batu Raja mengatakan, Indonesia Gemstone (IGS) dari Jakarta menganggap Sulaiman dari Batu Raja merupakan satu yang terbaik.

"Sulaiman Batu Raja termasuk ke dalam Pancawarna. Batu Sulaiman lebih kental dengan motif. Motifnya bisa berbentuk angka, huruf, binatang dan lainnya," ucapnya saat ditemui penulis dalam Kontes dan Pameran Gemstone di Pasar Batu Medan April lalu.

Hasan berkata, bentuk Sulaiman yang paling mengagumkan yang pernah dia lihat bergambar Nyi Blorong yang dibuat dalam bentuk liontin. Sebe­lumnya, gambar Ratu Pantai Selatan itu belum pernah ditemukan dalam Batu Sulaiman manapun.

"Ini pertama kalinya ketemu motif  Nyi Blorong. Sebelumnya, belum pernah ada begini. Saya memotong dan membentuk sendiri. Lalu yang meng­gosok penggosok dari Batu Raja langsung. Kalau dijual harganya Rp500 juta," katanya sambil menunjukkan liontin yang terjuntai apik di dadanya.

Warna dasar Sulaiman Batu Raja kebanyakan kuning dan oranye. Namun, tak sedikit juga berwarna merah dan hitam. Menurut Hasan, masyarakat Indonesia sudah sejak lama mengenal Sulaiman Batu Raja, yakni kira-kira sejak tahun 80an. Mulanya batu ini banyak dikirim ke Pacitan  dan Suka­bumi.

Hasan bercerita, Pancawarna dari Batu Raja ini disebut Batu Sulaiman karena konon katanya, batu ini mirip yang dipakai Nabi Sulaiman terdahulu. Dahulu, di dataran Timur Tengah, Nabi Sulaiman adalah seorang raja yang sangat kaya raya, dikagumi dan disegani rakyatnya. Kerajaannya damai dengan kekayaan melimpah dan sangat terkenal di seluruh dunia.

"Dinamakan Batu Sulaiman karena di dalam batunya terdapat banyak urat-urat melingkar-melingkar seperti batu yang pernah dipakai Raja Sulaiman pada zaman dahulu," sebutnya sambil menunjuk jejeran Batu Sulaiman di rak kaca miliknya.

Saat berkuasa di kerajaannya dahulu, lanjut Hasan, konon Nabi selalu menge­nakan cincin yang dihiasi batu akik yang diikat sangat indah.  Dalam cincin batu tersebut diduga ada tulisan sema­cam rajah di kedua sisi pengi­katnya. Batu itulah yang digadang-gadang persis dan akhirnya diberi nama Batu Akik Sulaiman.

"Memang Batu Sulaiman dari Batu Raja ini diduga kuat mirip sekali dengan yang dipakai Raja Sulaiman dulu. Makanya, orang-orang pun menye­butnya sesuai dengan nama empunya cincin batu itu," komentarnya dengan raut muka semangat.

Menurut cerita legenda yang beredar di tengah masyarakat Indonesia, batu yang dikenakan Raja Sulaiman berasal dari langit. Batu itu diduga meman­carkan cahaya dan energi luar biasa saat dipakai sang raja. Konon,  saat Nabi Sulaiman mengenakan batu itu,  para jin, manusia, hewan, angin dan bahkan awan akan berkumpul dan tunduk kepadanya. Keadaan ini sangat menak­jub­­kan terjadi di zaman dahulu.

Hasan berujar, sampai sekarang bahan mentah untuk Batu Sulaiman masih banyak di Batu Raja. Bahan mentah (bongkahan) dikirim ke Suka­bumi dan Pacitan. Di sana banyak pengrajin batu yang mengolahnya menjadi permata nan apik. Tak sedikit Batu Sulaiman yang diproduksi di Sukabumi dikirim ke luar negeri, yaitu Arab Saudi, Korea, Belanda, Taiwan bahkan  Amerika.

"Masyarakat lokal menambang Batu Sulaiman secara manual dan memang tidak diperbolehkan menggunakan alat berat. Tujuannya agar tidak merusak ekosistem. Sampai sekarang masih banyak penambang yang menggali dan stok batu ditaksir masih banyak dan tersebar di seluruh wilayah Batu Raja," bebernya.

Hasan mengaku sangat aktif jika ada kontes gemstone di berbagai wilayah Indonesia dan pertama kali mengikuti kontes dan pameran gemstone pada 2012 di Ciracas yang digelar IGS.

"Dulu pas booming, omzetnya kira-kira Rp700 juta sebulan.Namun, berbeda jauh dengan saat  ini, untuk sekarang selama tidak booming hanya Rp300 juta per tiga bulan. Harga Batu Sulaiman paling murah ada yang Rp100 ribu. Lalu yang paling mahal yang pernah saya jual harganya Rp350 juta," akunya.

Menurutnya, ia dan sesama rekan pecinta batu seluruh Indonesia berharap ke depannya selalu ada pihak yang menggelar kontes dan pameran gemstone. Tujuannya, untuk memper­tahankan eksistensi batu.

"Minat sebagian besar masyarakat Indonesia masih tinggi terhadap gemstone, apalagi masyarakat Medan. Antusiasme orang Medan terhadap batu memang bagus. Saya senang mengikuti pameran di sini," pungkasnya.

()

Baca Juga

Rekomendasi