Sidikalang, (Analisa). Jalan menghubungkan Sidikalang Kabupaten Dairi-Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara terputus. Tebing berliat dan batuan longsor menutup badan jalan nasional, Senin (2/5).
Sejumlah kayu berdiameter besar juga membentang. Lokasi longsor terparah terjadi di 6 titik meliputi Desa Sipoltong Kecamatan Siempat Nempu Hulu, dan Dusun Sumbul Karo Desa Palding Jaya Kecamatan Tigalingga.
Seratusan kendaraan berupa roda dua dan mobil terperangkap. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Bahrim Tarigan menerangkan, curah hujan sangat tinggi siang menjelang sore. Hal itu mempengaruhi bobot tanah.
Ario Aritonang (38) warga Desa Tigalingga, Wardi Tarigan (35) penduduk Desa Gunung Sitember dan Malem Ate Ginting (55) penduduk Desa Harapan Kecamatan Tanah Pinem mengaku, mereka tak bisa lagi melintas seperti biasa. Kalau harus pulang, terpaksa putar jauh lewat Desa Pandan. Pun demikian, mereka memilih bertahan mengingat keselamatan kendaraan juga perlu diperhitungkan.
Genangan air memanjang mulai dari Desa Sungai Raya hingga lokasi kejadian. Upaya normalisasi oleh pihak terkait, belum terlihat.
Anggota DPRD Sumut, Leonard Surungan Samosir kepada wartawan mengatakan, telah menelepon Kepala Satuan Kerja Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Kementerian PUPR, Bambang Pardede.
Dari hasil komunikasi, BBPJN segera mengerahkan alat berat untuk normalisasi arus transportasi. Jalur dimaksud sangat strategis dan merupakan lintasan utama dari Aceh Singkil, Sidikalang menuju Kutabuluh Kecamatan Tanah Pinem hingga Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara.
Leonard berpandangan, lembaga teknis tersebut terkesan lamban dan kurang respons terhadap aspirasi masyarakat. Pasalnya, kerusakan di sana sudah bolak-balik disuarakan. Namun, tanggapan dan langkah konkret tak kunjung direalisasi.
Selain memutuskan transportasi, Leonard menyebut, kurang lebih 40 rumah di Desa Sipoltong terendam banjir. Itu akibat luapan air masuk ke perumahan masyarakat. Drainase tak tersedia. (ssr)