Wayang Orang Tio Ciu Pan

KULTUR dan budaya ma­sya­rakat di Asia tidaklah begitu jauh berbeda. Seperti tradisional wa­yang di Indonesia yang cukup di­kenal hingga manca negara. Mulai dari wayang kulit, golek, hingga wayang orang. Di dataran Tiong­kok juga memiliki kebuda­ya­an yang sama, salah satunya ada­lah  wayang orang atau Tio Ciu Pan.

Belum lama ini Tio Ciu Pan kembali manggung di lokasi Vi­hara Go Ya Kong, Pantai Labu, Deli Serdang. Seperti tahun se­be­lum­­nya, pagelaran budaya asli asal Tiong­kok ini bertepatan de­ngan ulang tahun vihara. Dan ta­hun ini, g­elaran yang memasuki ta­hun ke­se­puluh sejak tahun 2006 pasca re­formasi.

Tio Ciu Pan kali ini sedikit istimewa, karena memasuki tahun kesepuluh digelar di Vihara Go Ya Kong ini. Dimana secara keselu­ru­­han pelakon wayang, pemain musik, tata panggung, dan seba­gai­­nya berasal dari Tiongkok yang ber­jumlah dua puluhan orang lebih”, ujar Hermanto salah seo­rang pengurus Vihara.

Ge­laran Tio Ciu Pan ber­lang­sung mulai tanggal 21 April lalu hing­ga dua puluh hari ke depan. Persiapan dan kesibukan para pemain sudah terlihat sejak sore hari. Mulai merias wajah sendiri para pemain, memadankan busana yang pas dengan karakter yang dilakonkan, serta instrumen musik Tiongkok sebagai pengisi suara. 

Sekitar pukul 20:00 Wib setiap ma­lamnya, wayang ini pun digelar hingga pukul 22: 00 Wib. La­kon yang dibawakanpun ber­beda-beda setiap malamnya. Sehingga lama­nya pagelaran juga berbeda, bah­kan terkadang hingga 3 jam lama­nya.

Lakon yang dibawakan biasa­nya me­ru­pa­kan cerita hikayat rak­yat Tiongkok pada masa lalu. Se­perti yang kita kenal Justice Bao, Sun Go Kong, dan lain se­ba­gai­nya. Ba­hasa yang digunakan juga bu­kan bahasa mandarin atau hok­kien, tapi bahasa kanton atau se­je­nisnya. Sehingga tidak banyak para penonton yang me­ngerti akan jalan ceritanya. Tetapi me­­reka cukup menikmati.

Pada prinsipnya wayang orang ini dihadirkan bukan semata untuk menghibur masyarakat saja, tapi merupakan persemba­han bagi para dewa dan pelesta­ri­an budaya kepada generasi pe­ne­rus. (ferdy)

()

Baca Juga

Rekomendasi