Kembangkan Nasi Jagung Instan, Berdayakan Masyarakat

SEORANG guru muda di Semarang, Jawa Tengah, terpilih menjadi duta budaya ke Australia karena perannya mengembangkan nasi jagung instan. Ia bertekad mengenalkan jenis kuliner itu dan seni budaya tanah air ke Negeri Kanguru.

Nasi jagung selama ini menjadi kuliner khas masyarakat Jawa Tengah. Apalagi, wilayah tersebut dikenal sebagai sentra penghasil jagung berkualitas. Namun, pembuatan nasi jagung cukup rumit dan memakan waktu membuat warga berangsur meninggalkan jenis kuliner tersebut.

Hal itulah yang mendorong seorang guru bernama Oscar Yustino Carascalao untuk mengembangkan nasi jagung instan. Ia memberdayakan masyarakat Grobogan di kampung halamannya untuk menjadikan nasi jagung mudah dimasak dengan waktu singkat, namun tetap memiliki cita rasa istimewa. “Nasi jagung ini kan istimewa karena cocok bagi penderita diabetes, kadar gulanya rendah dibanding nasi dari beras padi. Makanya kami mengembangkan nasi jagung instan ini bersama ibu-ibu di sini,” ujarnya.

Pembuatan nasi jagung instan prosesnya cukup rumit, yakni pertama jagung direndam dalam air selama tiga hari. Kemudian jagung ditumbuk manual untuk melepas kulit arinya, lalu digiling menggunakan mesin. Setelah itu, jagung halus dimasak seperti menanak nasi.

Lalu siram air ke jagung halus yang telah dimasak dan jemur hingga kering, baru kemudian bubuk jagung matang itu dikemas dalam plastik kedap udara agar terjaga keber­sihannya. “Bila ingin disajikan, nasi jagung instan itu tinggal ditanak selama 10 menit dan masakan tersebut siap dihi­dangkan,” kata Oscar.

Gagasan tersebut rupanya menarik perhatian juri, saat Oscar mengikuti seleksi Australia Indonesia Youth Exchange Program atau pertukaran pemuda antarnegara 2016, dia berhasil menyingkirkan puluhan peserta lain dari Jawa Tengah.

Perjuangan Oscar untuk memberdayakan masyarakat itu tak mudah. Pria yang sehari-hari mengajar Bahasa Inggris di sebuah SMA di Semarang ini, membuatnya harus bolak-balik Semarang-Grobogan. Kendati demikian, perjuangannya itu berbuah manis karena pihak sekolah juga mendukungnya menjadi duta budaya ke Australia selama tiga bulan.

Dengan mengikuti program ini, Oscar berharap bisa mem­perkenalkan budaya Indonesia di mata dunia. Ia juga berke­inginan memanfaatkan kesempatan itu untuk me­ngembangan diri untuk pendidikan di sekolah, mengingat Australia salah satu negara yang bahasa ibunya menggunakan Bahasa Inggris. (okz)

()

Baca Juga

Rekomendasi