Pekanbaru, (Analisa). Ratusan masa tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertanian dan Perkebunan (FKPPP) SPSI Riau, menggelar unjuk rasa di kantor Gubernur Riau. Mereka menuntut agar Pemprov Riau menegur BPJS karena tidak memberikan pelalayanan yang layak bagi anggota mereka.
Tuntuan lainnya meminta agar Disnaker Riau menaikkan upah minimum yang mereka terima dari perusahaan, karena tidak sesuai dengan harapan. Selain itu mereka juga meninta agar Pemprov mengubah nama RS Petala bumi menjadi RS Pekerja.
Pengurus Unit Kerja (PUK) FKPPP SPSI Kabupaten Kampar, Sofian, mengatakan, sejauh ini pelayanan BPJS di daerah mereka sangat tidak memuaskan.
Peralihan pelayanan kesehatan mereka dari tanggungjawab perusahaan ke BPJS sangat jauh perbedaan. Saat ditangani perusahaan semua keluhan tenaga kerja ditangani dengan baik dan memuaskan.
“Kami sangat kecewa dengan BPJS, tidak ada tanggungjawab, bahkan kami tidak diterima. Jika pun diterima pelayanannya diperlambat, kami ini mau berobat dan kami bayar iuran, mana yang katanya BPJS bagus itu, bohong semua,” kata Sofian, Rabu (1/6).
Hal yang sama juga disampaikan oleh buruh perkebunan dari Kabupaten Siak, Sahrizal, banyak kasus yang terjadi terhadap rekan-rekannya yang ingin berobat ke puskesmas ataupun RS rujukan BPJS. Selalu dipersulit dan juga diremehkan. Bahkan ada buruh yang tidak diterima saat akan berobat karena memakai kartu BPJS.
"Bukannya makin enak pakai BPJS ini malah makin buruk. Gaji kami kan di potong, yah layanilah kami dengan baik jangan biarkan kami terlantar saat berobat. Bagaimana kalau orang yang kritis ditelantarkan begitu saja," katanya.
Sementara itu, Pemprov Riau, melalui Kadis Kesehatan Andra Syafril, yang menerima para pendemo mengatakan, akan menyampaikan aspirasi dari para buruh. Baik itu tentang BPJS, upah minimum, pelayanan rumah sakit dan juga soal perubahan nama Rumah Sakit Petala Bumi menjadi Rumah Sakit Pekerja.
“Kita akan mencoba berkoordinasi dengan pihak-pihak yang menjadi tuntutan dari pendemo. Nanti kita panggil BPJS, Diskes Kota dan juga pertemuan dengan Disnaker untuk upah. Kalau untuk perubahan nama RS itu nantin kewenangan pimpinan," ujar Andra.
Setelah diterima, ratusan masa dari FKPPP SPSI, membubarkan diri dengan tertib dan menunggu undangan dari Pemprov Riau untuk menyelesaikan dengan pihak yang dituntut. (pbn)