Mengampuni dengan Sepenuh Hati

Oleh: Jekson Pardomuan. Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." – Matius 6 : 14 – 15.

Dalam doa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada kita, ada perkataan yang me­ngatakan “ampunilah kami seperti ka­mi mengampuni orang yang bersalah ke­pada kami.” Kalimat ini sering kita ucap­kan dalam doa Bapa Kami atau hanya sebatas doa dan kata-kata dimulut saja, tapi tak pernah dengan sepenuh hati mengampuni orang lain yang ‘mungkin’ membuat kita sakit hati atau tidak ber­kenan lagi karena perbuatannya yang membuat kita kecewa.

Mengampuni dengan sepenuh hati, kalau kita terapkan secara duniawi mung­kin sangat sulit untuk mewujud­kannya. Akan tetapi ketika kita benar-be­nar berada di jalan Tuhan, yang nama­nya mengampuni pasti mudah kita laku­kan.

Kita semua tahu bahwa dunia ini bukanlah tempat yang, aman dan adil, namun ada Allah yang adil yang juga me­ngasihi dan mengampuni. Banyak pen­deritaan berasal dari ketidakadilan. Jika seseorang menghubungkan ketidak­adilan kepada Allah, maka ia tidak akan mengerti kasih dan pengampunan Allah. Karena itu, seorang pembimbing mung­kin perlu menggunakan banyak waktu untuk mengajarkan sifat Allah, keadilan Allah, dan pengampunan Allah sehingga orang yang dibimbing akan bersedia untuk mengampuni dan diampuni.

Ketika seseorang sungguh-sungguh memilih untuk mengampuni, tindakan itu dilaksanakan oleh kehendak dan di­mampukan oleh Roh Kudus. Langkah awal yang perlu kita lakukan untuk men­ja­di orang yang mudah mengampuni adalah beritahukan kepada Allah tentang permasalahan yang Anda hadapi, ke­mudian akuilah dosa-dosa Anda, dan me­mohon kepada-Nya untuk memberi­kan kesembuhan, pengampunan, dan kemampuan untuk mengampuni orang-orang yang telah menyakiti Anda.

Melakukan sesuatu yang mungkin sangat berat Anda lakukan adalah tin­da­kan yang membuat kita jadi terbeban. Ingatlah akan besarnya pengampunan Allah dan mahalnya harga salib Kristus. Ingat juga pengorbanan Yesus demi mengampuni kita orang-orang berdosa. Pilihlah untuk mengampuni dan untuk tidak menanggungkan kesalahan terhadap orang yang bersalah.

Jika Anda sendiri telah berdosa ter­ha­dap orang yang bersalah, hampirilah dia dan akuilah dosa Anda sendiri dan mintalah pengampunan tanpa memper­salah­kan atau bahkan mengharapkan dia untuk meminta pengampunan Anda. Ber­jiwa besar untuk lebih dahulu meng­ampuni adalah ajaran Tuhan bagi kita yang sangat mencintai damai sejahtera.

Selanjutnya, tetaplah bersikap meng­ampuni dan lawanlah pencobaan untuk menaruh dendam untuk luka-luka masa lampau. Jika kita belum sepenuhnya dalam Tuhan, sikap mau mengampuni mungkin masih sangat jauh dari sikap kita. Akan tetapi, kita harus benar-benar untuk menjadi pribadi yang sungguh-sungguh dalam Tuhan.

Untuk mengampuni, tak ada salahnya kalau kita yang merasa terbeban mem­berikan pertolongan perlu juga meno­long mereka untuk mengakui dan minta pengampunan dari orang lain. Sering terjadi bahwa seseorang yang telah disakiti juga telah menyakiti orang lain.

Mengaku bersalah dan meminta pengampunan mungkin jauh lebih me­malukan daripada menyampaikan peng­ampunan. Namun, dalam banyak kasus pengakuan kesalahan membuka jalan bagi orang lain untuk mengaku sehingga pengampunan timbal balik dan kesem­buhan dapat terjadi. Dalam meminta pengampunan, adalah bijaksana untuk mengakui secara verbal telah melakukan kesalahan terhadap seseorang, lalu secara khusus bertanya,

"Apakah Anda mau mengampuni saya?" Sekadar menyatakan, "Saya me­nyesal," tidaklah cukup sebab ucapan itu tidak mencakup pengakuan atau per­mohonan. Dalam mengatasi kepahitan hati dan kebencian yang telah berkem­bang dari sikap tidak mengampuni atas kesalahan masa lampau, pilihan untuk mengampuni pada masa kini akan membawa kelegaan dan kesembuhan.

Namun, banyak orang berusaha untuk melepaskan diri dari perasaan bersalah dengan berpikir seolah-olah hidup pada masa lampau dan berusaha mengingat-ingat kesalahan-kesalahan masa lampau. Daripada menggali masa lampau dan meninjau kembali, mengingat kembali, dan memendam luka-luka masa lampau, lebih menolong jika kita memilih untuk mengampuni sekarang juga.

Jika seorang yang dibimbing kebetul­an teringat akan sakit hati masa lampau, ia dapat memilih untuk mengampuni pe­lakunya. Namun, jika ia tidak teringat akan luka-luka masa lampau, ia tidak usah risau sebab pilihan untuk meng­am­puni pelanggaran-pelanggaran yang seka­rang akan membantu untuk mele­paskan seseorang dari ikatan kepahitan hati dan kemarahan yang mungkin telah mengendap dalam hati.

Mengampuni mungkin mahal sekali karena dalam mengampuni seseorang melepaskan apa yang disebut hak untuk membalas dendam. Meskipun demikian pengampunan memang berharga karena kasih Allah membawa kesembuhan dan hubungan yang dibarui. Ketika sese­orang memilih untuk mengampuni, ia dibebaskan untuk memiliki sifat Allah. Ia mulai dapat mengerti tindakan peng­ampunan Allah yang terus-menerus dan penuh dengan pengorbanan itu.

Ketika ia mengampuni orang lain sebagaimana Allah mengampuni dia, ia melihat Allah bekerja di dalam dia dan ia dikuatkan. Dengan memilih untuk me­ngampuni dan dengan menerima ke­mam­puan untuk mengampuni dari Tuhan, maka ia mampu untuk keluar dari belenggu sikap tidak mau mengampuni, kepahitan hati, kemarahan, dan depresi.

Yesus telah membayar harga dosa di atas kayu salib, Ia menyediakan peng­am­­punan bagi semua orang. Setelah pe­nga­kuan, pengampunan menyucikan se­se­orang dari rasa bersalah, mem­be­baskan dia untuk mengikuti pemikiran dan tindakan yang benar, membuka saluran kasih, memulihkan hubungan secara penuh.

Pengampunan termasuk di antara strategi yang paling menyejukkan, seka­lipun kesanggupan untuk benar-benar mengampuni dan diampuni datangnya hanya dari Allah melalui sebuah hati yang diubahkan oleh Allah. Yehezkiel 36:26 – 27 menuliskan “Kamu akan Ku­be­rikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan men­jauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan mem­buat kamu hidup menurut segala kete­tapan-Ku dan tetap berpegang pada per­aturan-peraturan-Ku dan melaku­kannya”.

Siapa pun pasti tahu, tidak ada pe­ngampunan yang setara dengan pe­ngam­punan dari Allah, karena hanya pengam­punan dari Dia saja dapat menghapus dosa-dosa kita. Namun demikian, peng­ampunan yang dituntut dari kita selaku anak-anak-Nya ialah melatih sifat-sifat yang "diturunkan" Bapa kepada kita melalui Yesus Kristus. Sikap mau meng­ampuni dengan sepenuh hati adalah sikap yang membawa kita kepada hidup yang penuh sukacita dan penuh dengan damai sejahtera. Amin.

()

Baca Juga

Rekomendasi