TINGGGINYA minat warga Palembang terhadap kuliner unik dan kreatif membuat seorang ibu rumah tangga di Palembang, Ita Ismail memutar otak mencari menu kuliner yang mengundang selera masyarakat.
Ia pun memutuskan membuat kuliner ayam kodok yang diburu pelanggan, tak hanya menerima order ia pun membuka kelas kursus ayam kodok.Usahanya pun berbuah manis dengan omzet mencapai puluhan juta rupiah.
Bisnis kuliner memang menjanjikan di Palembang, seperti menu ayam kodok ini misalnya. Tampilan menarik dan menggugah selera ini tak hanya untuk disantap, namun juga menjadi bagian hantaran pernikahan atau menu istimewa di berbagai acara keluarga.
Peluang ini ditangkap Ita Ismail, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di komplek Palem Kencana, Perumnas Talang Kelapa, Palembang. Ayam kodok adalah sebuah menu masakan yang terbuat dari ayam, bukan dari kodok. Ayam tersebut dipisahkan dari daging serta tulangnya tanpa merobek atau merusak kulitnya, sehingga proses ini memerlukan kesabaran dan ketelitian.
Selanjutnya daging dipisahkan dari tulang-tulangnya, dicincang, lalu dicampur dengan bahan-bahan lainnya seperti daging sapi, roti tawar, kentang rebus yang sudah ditumbuk, serta bumbu-bumbu lainnya. Kulit ayam yang kosong dan tidak berisi akan kembali menyerupai ayam yang utuh.
Telur rebus bisa juga ditambahkan hingga ayam nampak lebih gendut. Jika proses ini sempurna maka posisi ayam nampak seperti kodok. Agar gurih, sebelum dimasukkan ke oven, diolesi dengan bumbu tumis yang terdiri dari bawang, margarin, kecap dan lada.
Proses di dalam oven memakan waktu selama dua jam, setelah selesai bisa dihias sesuai selera. Menurut Ita Ismail, kreasinya ini dijual dengan harga Rp250 ribu per porsi. Selain dijual Ita pun membuka kelas ayam kodok yang jumlahnya cukup banyak. Dalam sebulan, Ita meraup omzet puluhan juta rupiah. (okz)