BERKOMUNIKASI merupakan bagian dari keseharian manusia, yang dipermudah dengan penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell.
Ada kebiasaan yang hampir selalu dilakukan orang apabila menelepon, dengan mengawalinya kata ‘halo’ atau ‘hello’.
Saat menerima panggilan telepon, kita sering mengucapkan kata sapaan "halo" di Indonesia. Ternyata di negara lain juga memiliki sapaan sama dengan kata "halo" di Indonesia.
Seperti kata Hello (English), Moshi-Moshi (Jepang), Wei (Tiongkok, dan Yeoboseyo (Korea). Di mana semua bahasa tersebut, memiliki makna Halo.
Ada sejarah di balik sosok yang membuat kata halo begitu bermakna. Melansir dari NPR, lewat bukunya The First Telephone Book: Hello is a new word, penulis Ammon Shea berusaha menguak sejarah di balik kata halo yang digunakan manusia untuk mengawali sebuah komunikasi antar satu sama lain.
Dalam bukunya, Shea menuturkan bahwa menurut The Oxford English Dictionary, kata halo muncul pada tahun 1827.
Semula, kata halo digunakan bukan untuk mengawali sebuah percakapan atau kata sapaan.
Pada saat itu, kata sapaan itu digunakan untuk mengundang perhatian orang lain seperti, Halo, apakah anda fokus mendengarkan penjelasan saya?
Atau, untuk menunjukan bahwa kita terkejut akan sesuatu hal. Seperti, Halo, anda kira anda siapa bisa memperlakukan orang seperti itu?”.
Kata halo mulai digunakan sebagai kata sapaan yang mengawali setiap percakapan manusia saat telepon menjadi populer di dunia. Alexander memang menciptakan telepon, namun siapa pencipta kata halo? Seperti dilansir dari New York Times, sosok di balik penemuan lampu pijar pertama di dunia, Thomas Alva Edison ternyata pencetus kata tersebut.
Hal ini dibuktikan oleh seorang profesor jurusan sejarah klasik di Brooklyn College, Allen Koenigsberg melalui sebuah surat yang tidak dipublikasikan, yang ditulis Thomas Alva Edison pada akhir era tahun 1800-an.
Ahoy!
Surat Thomas Alva Edison untuk David, seorang pimpinan untuk perusahaan Telepon dan Telegraf Amerika Serikat di Pittsburg, Manhattan, New York, ditemukan Allen saat dirinya tengah menjalani lima tahun penelitian tentang sejarah perekam suara.
Temanku David, sepertinya kita membutuhkan kata untuk mengawali percakapan telepon seperti halo. Mampu terdengar dari kejauhan 3-6 meter. Bagaimana menurutmu?, demikian isi surat Edison yang ditulis pada tanggal 15 Agustus tahun 1877 itu.
Sang pencipta telepon, Alexander Graham Bell tidak menyambut baik ide tersebut karena dirinya memandang kata ahoy yang sudah digunakan sejak dahulu kala sebagai kata sapaan tepat untuk mengawali percakapan telepon.
Namun, ide Edison memenangkan hati mereka yang bekerja di perusahaan perangkat komunikasihingga ke level pemerintahan.
Kata halo akhirnya dijadikan standar kata pengawal percakapan lewat telepon di seluruh Amerika Serikat, baik yang personal maupun yang resmi.
Percakapan lewat telepon dengan kata halo untuk pertama kalinya terjadi di New Haven pada tanggal 28 Januari tahun 1878. (lpt/npr/wqc/nyt/es)