Oleh: Syafitri Tambunan. Medan salah satu kota yang memiliki cerita bersejarah dengan gaya arsitektur yang khas. Eksistensi masa Kolonial di Medan mewariskan bangunan-bangunan berarsitektur yang berasal dari berbagai negara, mulai dari Eropa, Timur Tengah, bahkan India. Beberapa bangunan itu, sampai kini, juga masih utuh bahkan menjadi aset penting bagi wisata sejarah.
Jika berkunjung ke Medan, akan terdapat bangunan yang letaknya strategis karena berada di persimpangan antara dua, tiga atau empat jalan. Dari segi arsitektur, bangunan tersebut cukup menarik sebab desainnya mirip dengan yang ada di luar negeri.
Bangunan yang letaknya di sudut, yang juga banyak menarik perhatian wisatawan, yakni 'Lonsum' atau Gedung PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia. Terletak di pertemuan persimpangan Jalan Ahmad Yani dan Jalan Ahmad Yani VII Medan, bangunan yang juga dikenal dengan sebutan 'Lonsum' ini berada persis berseberangan dengan Bank Mandiri Jalan Balai Kota. Tidak jauh dari sana terdapat Lapangan Merdeka.
Bangunan yang selesai tahun 1906 ini dibangun oleh David Harrison pemilik perkebunan (H & C) London. Dari segi bentuk, bangunan ini dinilai paling populer di Medan dan sering dijadikan lokasi yang tepat untuk mengabadikan foto resmi. Letaknya yang berada di sudut jalan juga menjadikan 'Lonsum' sebagai bangunan bersejarah yang patut dilestarikan. Hingga kini, bangunan ini juga masih berfungsi dengan baik.
Mengenai keberadaan bangunan-bangunan yang letaknya berada di sudut ini, Akademisi Arsitektur Isnen Fitri, memberikan penjelasannya. "Bangunan sudut yaitu bangunan yang letaknya berada di sudut jalan. Atau biasa disebut 'Hook'," ungkapnya.
Dosen arsitektur Universitas Sumatera Utara (USU) juga memaparkan, tidak hanya 'Lonsum', banyak lagi bangunan sudut di Medan yang sangat menarik dari segi desainnya. "Contohnya, Kantor Lonsum, Bank Mandiri Jalan Balai Kota, Kantor Pos, Gedung 'Avros' dan lain-lain," paparnya.
Gedung BKS-PPS (Badan Kerja Sama Perusahaan Perkebunan Nusantara) atau biasa dikenal dengan Gedung 'Avros'. Bangunan yang berada di persimpangan empat antara Jalan Pemuda, Jalan Ahmad Yani, Jalan MT Haryono dan Jalan Palang Merah Medan ini juga memiliki daya tarik. Letaknya yang tepat di sudut jalan cukup mudah untuk dilihat masyarakat yang sedang melewati jalan-jalan tersebut. Penikmat wisata sejarah juga kerap langsung mengabadikan bangunan yang menjadi salah satu situs bersejarah bagi Medan ini.
Dari segi bentuk, Gedung 'Avros' mudah ditandai, yakni hanya dengan melihat kubah (dome) di bagian atas tengah bangunan dan tulisan '1918' dan '1919' di dua sisinya. Di bagian tengah kubah juga terdapat sebuah jam analog. Bangunan yang dirancang GH Mulder ini dibangun tahun 1918 sesuai dengan tulisan di sisi domenya. Bangunan bergaya masa Rasionalisme art deco ini juga dinilai bangunan 'hook' yang cukup ideal yang masih bertahan di Kota Medan.
Bangunan lain, yakni Eks Gedung Ketenagakerjaan yang berada sudut Jalan Ahmad Yani VII dan Jalan Hindu. Secara umum, bangunan ini berbeda dibanding perkantoran di sekitarnya. Gedung ini memiliki cat yang didominasi warna putih. Selain itu, terdapat banyak jendela di sisi kanan dan kirinya. Bila dibandingkan dengan bangunan perkantoran di sebelahnya, bangunan ini cukup berbeda dan berdesain lebih khusus.
Namun sayang, berbeda dengan ketiga bangunan sudut lainnya, gedung ini kurang mendapatkan perhatian khusus. Terlihat dari warna cat yang mulai pudar, juga kaca dan bagian-bagian jendela yang tidak terawat. Selain itu, di sekitarnya, tumbuh tanaman-tanaman liar di dalamnya. Padahal, bangunan ini
Dari sejumlah bangunan sudut tersebut, terdapat beberapa gaya khas Eropa. Namun, ketika ditanya apakah semua bertipe arsitektur Eropa, isnen memberikan pandangannya. "Tidak harus style (bergaya) Eropa. Tapi, dulu, bangunan yang letaknya di 'Hook' memang selalu di desain dengan baik," papar Alumnus Magister dari Toyohashi University of Technology (TUT) Jepang ini.