Masyarakat Kelurahan Nangka Tolak Proyek Sutet

Binjai, (Analisa). Masyarakat Lingkungan I, III, dan VI, Kelurahan Nang­­ka, Kecamatan Binjai Utara, unjuk rasa, me­la­ku­kan konvoi berkendara sambil berorasi, me­nge­li­li­ngi wilayah pemu­kiman mereka, Senin (20/6) pagi.

Aksi solidaritas itu dila­kukan war­ga sebagai upaya me­nolak ren­cana proyek pem­bangunan menara ja­ringan listrik saluran udara te­ga­ngan ekstra tinggi (sutet) oleh PT PLN (Persero), yang melintasi wi­layah pemukiman padat penduduk di Lingkungan I, III, VI, Kelurahan Nang­ka.

“Kami warga Kelurahan Nangka me­nolak proyek pem­bangunan Su­tet. Mohon PLN, cari lokasi di tem­pat lain. Se­bab, kami tidak ingin anak-anak dan keluarga kami ce­laka,” teriak warga, dalam orasinya.

Sekira 30 menit menggelar konvoi berkendara, warga  beri­ni­siatif melanjutkan aksi unjuk rasa ter­buka di halaman Kantor Ke­lu­rahan Nangka, Jalan Talam, Ke­ca­matan Bin­jai Utara. Dalam aksi lanjutan itu, warga menuntut penje­la­san Lurah Nangka, Khairil Naini Harahap, yang dinilai tidak aspiratif, dan dianggap mendukung proyek pemba­ngunan menara sutet di wila­yah itu, meskipun sudah ber­ulang kali ditolak warga.

Mereka menilai, telah terjadi kons­pirasi antara Pemerintah Kelu­rahan Nang­ka dengan PT PLN (Persero), menyusul beredarnya surat rekomendasi untuk persetu­juan warga, terkait kepengu­rusan izin amdal pembangu­nan menara sutet.

“Lurah tidak punya hati nurani. Tidak punya komit­men membantu ma­syarakat. Dia lebih mau menjadi per­pan­jangan tangan PLN, daripada memperjuangkan aspi­rasi masyara­kat,” seru warga.

Menurut koordinator aksi, M Ridwan Hasibuan, dan Ju­naidi, unjukrasa dilakukan warga sebagai upa­ya menolak rencana pemba­ngu­nan mena­ra sutet di Kelurahan Nangka.

Sebab menurut Ridwan, wilayah Kecamatan Binjai Utara, khususnya Ke­lurahan Nangka, justru tidak ma­suk dalam Rencana Pengelolaan Ling­kungan (RKL), dan Ren­cana Pe­mantauan Lingkungan (RPL).

“Kalau PLN tetap ingin merea­li­sa­sikan proyek ini, kami mohon ja­ngan melintasi pemukiman padat pen­duduk. Lebih baik carilah lokasi lain, yang lebih sesuai. Sebab kami se­mua tidak ingin celaka,” katanya.

Apalagi menurut Ridwan, ren­cana pembangunan mena­ra sutet dan kepengurusan izin amdalnya, sama se­kali tidak disosialisasikan, atau­pun di­negosiasikan sebelumnya kepada masyarakat.

Terjadi ketegangan antara warga dengan beberapa staf kelurahan, menyusul tidak kun­jung hadirnya Lurah Nang­ka, Khairil Naini Hara­hap di tempat itu.

Beruntung situasi bisa diredam, setelah Kapolsek Binjai Utara, Kompol Mijer, dan Kanit Intelkam, AKP Zusrianto meminta pihak Pemerintah Kelurahan Nang­ka, agar me­ngajak beberapa perwakilan war­ga untuk ber­dia­log.

Pasca dialog singkat itu, warga akhir­nya bersedia membubarkan diri dengan tertib, setelah terlebih da­hulu mereka meminta perwakilan Pe­merintah Kelurahan Nang­ka me­nandatangani berita acara unjuk­rasa warga.

“Untuk saat ini kami berse­dia membubarkan diri. Na­mun ingat, jika Lurah tetap tidak memberi penjelasan, maka Kamis (23/6) ini kami akan kembali berunjukrasa, dengan massa lebih banyak,” ujar Ridwan. (wa)

()

Baca Juga

Rekomendasi