Pesona Gemstone

Batu Anggur Hitam Menakjubkan dari Nias

Oleh: Sari Ramadhani.

Setiap daerah di Indonesia memiliki batu akik khasnya masing-masing. Tak terkecuali Kabupaten Nias yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Nias sangat dike­nal dengan koleksi batu alamnya yang ber­hias­kan unsur logam. Sigori Lafau namanya. Orang-orang juga sering menye­butnya Batu Pairit. Namun, tak banyak yang mengetahui jika Nias punya primadona lain yang tak kalah menakjubkan. Orang Nias menye­butnya Batu Anggur Hitam.

Sesuai namanya, hal pertama yang ada di pikiran masyarakat pastinya batu ini berhubungan dengan buah anggur. Jika mendengar nama tersebut, mungkin saja bisa terbayang gemstone apik mirip buah anggur. Dengan ukurannya yang kecil, bentuknya bulat agak lonjong dan warnanya hitam keungu-unguan. Persis sama dengan buah yang tumbuh menjalar ini. Ya, tepat sekali batu akik ini memang sangat mirip dengan anggur.

Namun, tak sepenuhnya sama dengan anggur, jika tidak diberi bantuan cahaya senter, batu ini lebih mirip Black Jade karena warnanya hitam pekat. Saat diberi bantuan cahaya senter, barulah terlihat keindahan gemstone yang mirip buah anggur ini. Warna ungu mirip anggurnya muncul karena pancaran sinar.

Andi Rahman, pedagang gemstone asal Nias yang dijumpai penulis di Lapangan Merdeka Medan, mengaku tak banyak yang mengetahui adanya Batu Anggur Hitam. Menurut sepengetahuannya, batu cantik ini baru ditemukan kira-kira tiga bulan terakhir. Katanya, batu ini tak sengaja ditemukan para penggali dan penambang batu yang sedang beraktivitas di sekitaran sungai di Nias.

"Di Nias, baru ketemu juga ada Batu Anggur Hitam. Kalau dilihat batu itu war­nanya hitam, tapi kalau terkena cahaya warnanya mirip sekali dengan anggur," ujar lelaki berambut ikal itu.

Anggur Hitam itu, oleh Andi dipamerkan dalam acara yang bertajuk 'Pekan Inovasi Sumatera Utara' yang digelar Pemerintah Provinsi Sumut di Medan beberapa waktu lalu. Dari stand milik Andi, masyarakat dapat melihat beragam jenis batu Nias, se­perti Sigori Lafau, Sulaiman asal Nias, Pancawarna Nias dan si Batu Anggur Hitam ini.

Menurut Andi, sebenarnya mungkin akan lebih banyak lagi bermunculan batu seperti Anggur Hitam lainnya dari Nias. Hal itu dapat terwujud jika penggali jeli melihat potensi bebatuan yang ada di dalam sungai-sungai di Nias. Umumnya, gemstone asal Nias berasal dari dalam sungai. Andi berujar, hampir tidak ada batu dari Nias yang ditemukan di daerah pegunungan atau daratan.

Pria berdialek khas Nias ini mengaku belum terlalu paham Batu Anggur Hitam termasuk kategori Kalsedoni atau Idocrase. Namun, berdasarkan warna dan bahan baku batunya, Andi memperkirakan Batu Anggur Hitam termasuk pada kelas Kalsedoni. Batu Anggur Hitam pada umumnya berjenis kristal dan tidak ada yang badar.

Ahli gemologist di Medan, Zulfikar mengatakan, untuk mengetahui gemstone termasuk dalam kategori batu jenis apa, gemstone sebaiknya harus dibawa ke labo­ratorium terlebih dahulu. Hal itu bertujuan guna mengecek secara detil mengenai unsur-unsur yang terdapat dalam batu. Setelah itu, sambung Zulfikar, barulah dapat dipastikan gemstone itu termasuk ke dalam kelas Idocrase atau Kalsedoni dan mendapat sertifikat atas keaslian (lisensi) batu tersebut.

"Setiap batu harus dicek ke laboratorium untuk mengetahui jenis pastinya apa. Apalagi kalau batu tersebut untuk dikontes­kan, syaratnya gemstone harus asli dan memiliki sertifikat," ucap pria bertubuh jangkung itu.

Batu Anggur Hitam dan batu-batu lainnya asal Nias, sambung Andi, umumnya ditemukan di Sungai Muzei dan Sungai Mida. Sungai-sungai ini melewati dua kam­pung yang ada di Nias. Andi dan masya­rakat Nias biasa menyebutnya Alasa Talu Muzei. Alasa berarti nama kampung, Talu artinya tengah dan Muzei nama kampung berikutnya yang dialiri aliran sungai tersebut.

"Jadi, arus sungainya melewati dua kam­pung dan rata-rata gemstone khas Nias dijumpai dan berasal dari sungai. Begitu pula dengan si Anggur Hitam yang baru ditemukan ini," bebernya sambil menun­jukkan Batu Anggur Hitam di rak koleksi di hadapannya.

Untuk harga, Andi menyebutkan Batu Anggur Hitam belum dijual terlalu mahal. Menurutnya, batu ini belum terlalu dikenal masyarakat luas, jika harga jualnya terlalu tinggi, maka orang enggan membeli dan memiliki si batu baru yang tampak ajaib ini. Untuk perkenalan, tak masalah batu dijual dengan harga terjangkau.

"Harganya bervariasi mulai dari puluhan hingga ratusan. Tergantung ukurannya. Semoga ke depannya Batu Anggur Hitam dapat dikenal masyarakat luas dan menjadi ikon Nias seperti Sigori Lafau. Kondisi ini nantinya akan menguntungkan kami para pedagang dan penggali batu di Nias," harapnya.

Masih banyak yang belum mengetahui dan menyadari keberadaan Batu Anggur Hitam. Ketua Asosiasi Pecinta Batu Permata Sumatera Utara (APBPSU), Marojahan Batubara bahkan mengaku belum pernah melihat wujud Batu Anggur Hitam itu. Hal ini membuktikan batu ini perlu dipromosikan lebih gencar agar para kolektor gemstone mengetahui dan mulai mengincar si Anggur Hitam.

"Saya baru dengar ada Batu Anggur Hitam dari Nias," jawab pria paruh baya itu.

Senada dengan ketua, Wakil Ketua APBPSU, Andri Ramadhan pun me­nyam­­paikan ia belum pernah men­dengar Batu Anggur Hitam dari Nias. Padahal keduanya sudah malang melintang di dunia gemstone dalam waktu yang terbilang lama dan berpengalaman. Tampaknya perlu kerja­sama peme­rintah daerah dan para kolektor gemstone untuk bersama-sama menge­nalkan batu khas yang juga berasal dari Nias itu. Tujuannya guna menambah lagi satu koleksi batu khas Sumatera Utara di kancah perbatuan nasional.

"Ke depannya batu-batu asal daerah ini diharapkan bisa diperjuangkan peme­rintah daerah untuk dipatenkan dan menjadi ciri khas Nias. Batu kita tidak kalah dengan batu akik yang lebih dulu dike­nal masyarakat Indonesia. Semoga batu daerah bisa diangkat, dihargai dan menjadi incaran baru para kolektor gemstone," tutup Andi Rahman, pria yang membawa Batu Ang­gur Hitam, mengak­hiri pembi­caraan.

()

Baca Juga

Rekomendasi