Oleh: Dewanty Ajeng Wiradita.
Tampak dari kejauhan, bunga teratai ‘raksasa’ berwarna putih yang kokoh ditopang rangka baja, dengan kelopak berjumlah 10 belah menampung terik siang di Kota Singapura. Ditempatkan di areal seluas sekitar 6000 meter persegi, di atas gedung menara sebuah museum.
Gedung itu bernama ArtScience Museum, sebuah museum di sekitar Marina Bay Sands, lokasi wisata Singapura. Selesai dibangun tahun 2011 oleh Mosehe Safdie. Atap yang berbentuk bunga teratai merupakan ikon yang ditonjolkan secara simbolik atau ikonik dari tempat tersebut. Selain sebagai bunga,bentuk ini juga secara filosofis merupakan simbol tangan manusia yang memiliki 10 jari, sedang terbuka dan menyambut tamu. Dalam kajian arsitektur bangunan, konsep struktur semacam ini dinamakan metafora atau simbologi.
Saufa Yardha, ST. MT, akademisi dari Institut Teknologi Medan mengatakan metafora adalah konsep struktur bangunan berupa simbol benda tertentu. Ada yang tersamar, ada pula yang tergambar jelas sehingga orang bisa langsung ‘menangkap’ gambaran simbol tersebut. “Penggunaan konsep semacam ini disesuaikan dengan bentuk apa yang mau ditampilkan. Biasa digunakan pada museum atau ikon kota sebagai landmark. Sebagai penanda biasanya dipilih bentuk unik,” ujarnya saat dihubungi Analisa.
Letak bangunan ini, tambahnya, juga merupakan bagian dari konsep simbolisme, yakni berada di dekat garis pantai. Jadi seolah-olah, perairan ini menjadi tempat bunga teratai tersebut bernaung.
Di dalamnya terdapat 21 ruang pameran yang menampilkan sajian spektakuler perpaduan seni dan teknologi nan futuristik yang disebut ArtScience Gallery dengan mengusung tema Future World. Empat di antaranya, mewakili tiga habitat di Planet Bumi dan satu unit khusus menggambarkan ruang antariksa. Tiga habitat tersebut meliputi habitat flora, laut, dan ekologi manusia.
Di Indonesia sendiri, juga terdapat landmark semacam ini, seperti: Teater Keong Mas di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Konsep simbolisme biasa digunakan menunjukkan isi dari fungsional bangunan. “Misalnya museum, biasanya menggunakan tema ini untuk menunjukkan isi museum. Museum Kerang dan Museum Kapal,” imbuhnya.
Struktur Rangka Baja
‘Kelopak’ bunga tersebut ditopang struktur rangka baja, sehingga memungkinkan bagian tersebut menjulang ke atas. Struktur ini biasa dipilih untuk membuat objek mampu ‘berdiri’, diaplikasikan pada bangunan yang relatif meluas dan menjulang tinggi. Kerap juga dipakai pada gedung yang tidak banyak memiliki tiang.
Contoh lain dari gedung yang menggunakan struktur ini, yang paling sederhana lazimnya adalah gedung serba guna.
Namun, penggunaan konsep maupun struktur tertentu untuk sebuah bangunan tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk struktur rangka baja sendiri, belum tentu bisa diaplikasikan pada semua jenis bangunan. “Seperti halnya Hotel Marina Bay Sands yang berlantai banyak, mereka tidak menggunakan struktur rangka baja,” ungkap Dosen Program studi Arsitektur dengan bidang keahlian Manajemen Pembangunan Kota.
Bangunan di Dekat Air
Untuk bangunan di dekat air, pembangunannya memiliki kriteriakhusus. Salah satunya dari segi material. Material kulit permukaanya biasa menggunakan fiber reinforced polymer. Karakter bahan yang ringan namun kuat ini sering digunakan untuk desain arsitektur yang melengkung. Seperti halnya kapal layar. Material ini bisa menutupi sudut-sudut struktur bangunan sehingga pertemuan antar sudut lebih halus dibandingkan bangunan biasa. Dengan ini, bangunan jadi bisa lebih resisten.