Tugu Anak-anak Guru Tatea Bulan Dibangun

Samosir, (Analisa). Monumen hidup atau Tugu hidup keturunan Si Raja Batak, Guru Tatea Bulan Naimarata dalam bentuk rumah segera dibangun di Kabupaten Sa­mosir tepatnya dibelakang objek wisata Batu Hobon, Kecamatan Sianjur Mula Mula, Samosir.

Rencana pembangunan Tu­gu Hidup Guru Tatea Bulan Naimarata yang ditaksir mi­liaran rupiah dipestakan le­wat sebuah acara di objek wisata Batu Hobon.

Peletakan batu pertama dilaksanakan, baru-baru ini dan dihadiri oleh Bupati Samosir, Drs Rapidin Simbolon, Wakil Bupati Juang Sinaga, Sekdakab Tombor Simbolon, Kepala Dinas Pariwisata, Drs Ombang Siboro dan seluruh perangkat SKPD.

Mengambil posisi persis dibelakang objek wisata Batu Hobon, pendirian tugu dibuat untuk mengingat keberadaan kelima anak putra Guru Tatea Bulan dan kelima putrinya.

Kelima putra yakni, anak pertama Raja Biakbiak atau Raja Uti atau disebut juga Raja Sigumeleng-geleng. Kemudian anak kedua Saribu Raja, ketiga Limbong Mulana, keempat Sagala Raja dan kelima Silau Raja. Dan, satu rumah dibangun khusus untuk kelima putrinya yakni, Si Biding Laut, Si Boru Pareme, Si Atting Haumason, Si Bunga Haumason dan Nan­tinjo.

Ketua panitia, Anton Manik didampingi Sekretaris panitia kegiatan, Aliman Tua Limbong dalam keterangannya menyam­paikan, tujuan pendirian tugu yang dibangun berupa rumah bagi anak anak Guru Tatea Bulan supaya para ketura­nannya mengetahui asal muasal peradaban batak.

Tidak itu saja, dengan adanya tugu tersebut, para perantau dari berbagai dunia yang merupakan keturunan Guru Tatea Bulan bisa me­ngunjungi bahkan bisa tinggal dirumah leluhurnya sekaligus mengetahui asal muasalnya.

"Jadi, kita berharap ba­ngunan nantinya bisa menjadi tempat pertemuan sekaligus tempat persinggahan dan tujuan wisata budaya," ujar Anton Manik.

Sementara itu, Bupati Sa­mosir, Drs Rapidin Simbolon berharap pembangunan tugu rumah anak anak Guru Tatea Bulan bisa tuntas dan selesai dengan baik. "Harus selesai sampai tuntas dan jangan tang­gung," katanya.

Acara pembangunan sendiri diwarnai dengan berbagai ke­giatan, mulai dari pertemuan para raja raja adat, tari tortor leluhur sekaligus meminta doa kepada Tuhan atau Mulajadi Nabolon sekaligus memper­sembahkan seekor kerbau jan­tan. (fra)

()

Baca Juga

Rekomendasi