Gadget Sebabkan Toko Mainan Sepi

Medan, (Analisa). Kecanggihan teknologi yang dihadirkan gadget (peralatan elektronik) seperti smart phone membuat toko mainan anak kurang diminati. Pasalnya, saat ini pedagang mainan mengalami penurunan omzet cukup drastis. Anak masa kini disinyalir lebih memilih game di internet dan ponsel mereka ketimbang mainan pada umumnya.

"Tahun ini sepi sekali anak-anak yang beli mainan. Penyebabnya karena anak-anak banyak main di laptop atau ponsel mereka. Terasa sekali pengaruh kecanggihan teknologi di gadget ini," ucap Rizal (21), salah seorang pedagang mainan anak di Pasar Simpang Limun Medan, Jumat (22/7).

Setahun lalu, Rizal mengatakan pembeli masih cukup ramai. Tahun ini, omzetnya menurun sebesar 50 persen. Pada musim setelah libur Lebaran, tambahnya, biasa anak-anak sangat gemar membeli mainan tembak dan mobil-mobilan. Tapi, untuk setahun belakangan itu tidak terjadi.

"Tahun ini memang sepi sekali. Barang dua lusin hanya laku setengah lusin. Dampak teknologi mematikan usaha kami sebagai pedagang mainan," bebernya.

Pedagang lainnya di Pasar Simpang Limun, Zahrona (35) mengiyakan kecanggihan teknologi mempengaruhi omzet pedagang mainan anak. Menurutnya, saat ini anak banyak bermain di ponsel dan game di internet.

"Sudah terasa sejak setahun lalu omzet berkurang. Padahal harga tidak berbeda jauh dari sebelumnya. Namun, namanya dagang ada pasang surutnya. Kondisi ekonomi pun turut mempengaruhi," tuturnya.

Menanggapi fenomena ini, Psikolog Irna Minauli menuturkan, saat ini kecanggihan teknologi memang sangat mempengaruhi anak. Permainan di ponsel dan games online umumnya bersifat solitair sehingga anak hanya sibuk dengan dirinya sendiri dan gadgetnya.

"Mereka tidak butuh orang lain untuk menyenangkan dirinya. Anak kemudian menjadi tidak peduli pada lingkungan. Mereka juga sering mengembangkan akses negatif dari permainan tersebut seperti kecanduan games online," terangnya.

Ia menyebutkan, banyak penelitian yang menggambarkan dampak negatif dari games online. Sikap agresivitas anak, lanjutnya, dapat meningkat sehingga mempengaruhi relasi sosial dan lingkungan.

"Secara akademis anak juga akan mengalami kesulitan untuk menaruh perhatian dalam jangka panjang terhadap pelajarannya. Penyebabnya karena rentang perhatian mereka sangat sempit. Ketika harus membaca buku yang panjang mereka akan menolak dan mudah bosan. Minat membaca juga akan menurun," jelasnya.

Tak hanya itu, ia menuturkan, kadangkala orangtua justru menjerumuskan anak untuk menggunakan gadget tanpa pendampingan. Katanya, orangtua tidak menyadari dampak buruk dari permainan tersebut.

"Kalau anak sudah kecanduan maka akan sangat sulit untuk menghilangkannya. Kecanduan games online bahkan dianggap lebih parah dari kecanduan narkoba," pungkasnya. (dani)

()

Baca Juga

Rekomendasi