Banda Aceh, (Analisa). Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Kabar duka menyelimuti seluruh masyarakat muslim Aceh. Dua ulama kharismatik dan berpengaruh, Tgk H Mukhtar Luthfi bin Tgk H Abdul Wahab atau yang lebih dikenal dengan Abon Seulimuem dan Abuya Jamaluddin Waly wafat, Kamis (21/7).
Abon Seulimuem yang merupakan Pimpinan Dayah Ruhul Fata Seulimum, Aceh Besar, meninggal dunia sekitar pukul 07.30 Wib di Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Sementara Abuya Jamaluddin Waly, Pimpinan Dayah Darussalam Labuhan Haji, Aceh Selatan menghembuskan napas terakhirnya di RSUD Teuku Pekan Blangpidie, Aceh Barat Daya (Abdya) kemarin sekitar 23.15 Wib.
Gubernur Zaini Abdullah yang ikut melayat jenazah keduanya menyampaikan belasungkawa dan duka cita sedalam-dalamnya atas berpulangnya kedua ulama besar Aceh itu.
“Kita sangat kehilangan, pada pagi dan malam hari kemarin dua ulama kharismatik Aceh telah dipanggil menghadap Allah SWT. Atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh, saya menyampaikan belasungkawa dan duka cita sedalam-dalamnya,” kata Zaini.
Zaini Abdullah mengatakan, kontribusi ulama terhadap syiar agama Islam dan pembangunan Aceh sangat besar. Meninggalnya dua ulama penerang umat ini, meninggalkan duka yang mendalam bagi seluruh masyarakat Aceh.
Gubernur bersama beberapa kepala SKPA dan Kapolda Irjen Pol Husen Hamidi menyempatkan diri melayat ke kediaman Abon Seulimuem di Dayah Ruhul Fata pada pukul 11.00 Wib, Kamis (21/7).
Abon dimakamkan di pekarangan Dayah Ruhul Fata Seulimum, Aceh Besar, yang dipimpinnya selama ini. Adik kandung almarhum, Tgk Muhibussabri mengatakan, almarhum m meninggalkan seorang istri dan lima orang anak, 2 laki-laki dan 3 perempuan. Almarhum mengalami gagal ginjal setelah 6 hari dirawat di RSUDZA Banda Aceh.
“Gagal ginjal sudah dialaminya sejak sebulan yang lalu. Sebelum di RSUDZA, almarhum juga sempat berobat di Kuala Lumpur,” kata Tgk Muhibbussabri, yang juga Ketua Umum Partai Damai Aceh (PDA).
Muhibussabri menambahkan, prosesi fardhu kifayah almarhum dihadiri belasan ribu pelayat, termasuk Gubernur Zaini Abdullah dan para tokoh Aceh lainnya.
Almarhum dimandikan oleh gurunya, Tgk Ismail Caleue dan ditalkin oleh Abu Usman Kuta Krueng. Sedangkan yang mensalatkan adalah putra pertama almarhum.
Tgk Muhibussabri mengatakan, pelaksanaan salat jenazah terhadap Abon Seulimum dilakukan hingga 9 kali karena membludaknya pelayat
Sosok Abon Seulimuem sebagai ulama yang sangat dekat dengan masyarakat. Sumbangsihnya terhadap dunia pendidikan pesantren di Aceh Besar maupun seluruh Aceh tidak tergantikan.
“Hari ini kita bisa menyaksikan, betapa almarhum begitu dicintai masyarakat. Semua orang berduka dan berdesak-desakan untuk melihat langsung pemakaman Abon Seulimum,” katanya.
Sementara itu, pada Jumat (22/7) siang sekitar pukul 12.00 Wib, gubernur bersama rombongan juga ikut melayat ke rumah duka Abuya Jamaluddin Waly di Aceh Selatan. Abuya Djamaluddin Waly telah dirawat di RSUD Teuku Pekan Blangpidie sejak beberapa hari lalu.
Kabar meninggalnya Abuya juga beredar melalui sms dan sosial media. Jenazah Abuya dibawa pulang ke Labuhan Haji dan dikebumikan di kompleks Ponpes Darussalam Gampong Blang Poroh, Labuhan Haji Barat usai salat Jumat kemarin.
Dilaporkan sejak pagi ribuan masyarakat tampak membanjiri kompleks Ponpes/ Dayah Darussalam. Tak hanya masyarakat luas, para ulama, pejabat Forkopimda Aceh, Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya (Abdya) juga tampak hadir melayat ke rumah duka.
Tgk Abi Hidayat Waly yang merupakan keponakan Abuya Syech H Djamaluddin Waly mengungkapkan, almarhum menghembuskan nafas terakhir di RSUD Tengku Peukan Abdya. “Almarhum sangat berjasa dalam memajukan Ponpos Darussalam ini,” ujar Tgk Abi Hidayat, seorang unsur Pimpinan Ponpes Darussalam. (mhd/ags)