Oleh: Rosli Lim
SELAIN bahasa lisan, tulisan dan isyarat, terdapat bahasa tubuh. Bahasa tubuh (body language) adalah bahasa yang kita baca dari gerak-gerik, ekspresi wajah/mimik. Gerakan anggota badan, baik tangan, kaki, bahu, mata, maupun senyuman.
Pada bahasan sebelumnya, penulis mengatakan film yang baik akan menyisipkan pesan-pesan hidup di dalamnya. Film yang baik, juga akan memperkenalkan banyak hal baru. Memperkenalkan pengetahuan baru yang kita tidak pernah tahu sebelumnya.
Baru-baru ini, penulis menonton sebuah serial Hongkong berjudul Every Move You Make. Serial itu bercerita tentang satu tim polisi yang menggunakan metode membaca bahasa tubuh saat menginterogasi tersangka. Ketua tim, memiliki keahlian membaca bahasa tubuh orang yang dijumpainya. Satu gerakan tangan, kaki, mata, senyuman, atau riak muka mampu disimpulkan artinya.
Bahasa tubuh orang yang berkata jujur atau berbohong. Hubungan antara dua insan, gelagat atau gerak-gerik seseorang yang mencurigakan/membahayakan. Keahlian tersebut sangat berguna dalam memecahkan kasus per kasus.
Misalnya, saat tersangka ditanya, “Kamu yang membunuh korban, iya?”
Tersangka menjawab, “Tidak!” Tapi sambil tangannya menyentuh hidung, dahi, atau leher. Itu pertanda berbohong.
Saat tersangka ditanya, “Apakah kamu kenal dengan korban?”
Dia menjawab, “Tidak!” Dalam rekaman CCTV diketahui antara tersangka dan korban saling bertukar pandang dengan isyarat mata. Itu sudah menunjukkan tersangka mengenal korban.
Saat tersangka semakin disudutkan dengan pertanyaan-pertanyaan, dia akan menarik mundur tangannya dari atas meja. Itu pertanda cemas, tertekan, berusaha menyembunyikan kebenaran.
Reaksi manusia hampir sama dengan mangsa di hutan yang hendak diterkam harimau. Mangsa yang sedang terancam, akan menjejakkan tangan/kaki-kaki mereka ke tanah dengan ketat, bersiap-siap lari. Pada manusia, mereka akan duduk dengan kedua tangan ditekankan ke lutut, jari-jari kaki mereka menghadap pintu.
Contoh lain:
-. Kelopak mata berkerut dan bibir terkatup rapat: memendam rasa benci dan cemburu.
-.Menyentuh mulut: menyembunyikan kenyataan.
-. Menyilangkan kedua kaki: resah.
-.Memejamkan mata dan menutup wajah: malu.
-. Mengetatkan bibir semasa senyum: senyum kejam yang menyimpan kemarahan.
- Arah tatapan mata dan arah telunjuk jari tidak selaras: berbohong.
Mengenai arah tatapan mata dan telunjuk jari yang tidak selaras ini, pernah terjadi pada Presiden Bill Clinton. Saat beliau ditanya apakah memiliki hubungan khusus dengan Monica Lewinsky? Clinton menjawab, “Tidak, aku tidak memiliki khusus dengan wanita itu!” Arah tatapan matanya ke depan, sedangkan telunjuk jarinya menunjuk ke samping.
Saat beliau semakin didesak dan merasa tertekan, berkali-kali menjawab, “Tidak!” Tangannya menyentuh hidung. Itu suatu pertanda berbohong.
Dalam film ini juga dikatakan, ada empat jarak berdiri antar manusia yang bisa menunjukkan hubungan. Yaitu: 1.- Jarak 360 cm ke atas adalah jarak awam; 2.- Jarak 120 s/d 360 cm adalah jarak sosial; 3.- Jarak 45 cm s/d 120 cm adalah jarak pribadi; 4. Jarak 0 cm s/d 45 cm adalah jarak mesra.
Contoh jarak awam, saat berdiri di dalam lift maka kita akan menjauhi orang yang tak dikenal. Cara itu sebagai perlindungan diri dari bahaya. Jarak sosial seperti saat kita duduk di meja berhadapan dengan relasi bisnis dibatasi oleh sebuah meja. Jarak pribadi itu dengan orang yang kenal akrab dengan kita. Jarak mesra antara kawan, saudara, atau suami-istri.
Sepasang insan yang berhubungan rumit tapi bertemu pura-pura tak saling kenal, akan bisa diketahui dari bahasa tubuh. Walau tanpa bertatapan, tapi mereka berdiri begitu dekat dalam jarak mesra. Karena keduanya saling menyukai. Bila ada seseorang tak disukai/tak dikenal masuk ke dalam jarak mesra kita, otomatis kita akan bergerak menjauh.
Mengenai bahasa tubuh ini, ada kesulitan bagi tim polisi saat mereka menginterogasi tersangka yang memiliki kepribadian ganda. Kepribadian ganda adalah kepribadian kedua yang timbul pada diri seseorang. Kepribadian kedua ini seringkali merupakan perwujudan atas ketidakpuasan akan kepribadian pertama. Kepribadian kedua merupakan jawaban atas ketidakberdayaan kepribadian pertama yang seringkali bertolak-belakang.
Misalnya, seseorang yang memiliki kepribadian baik, pendiam, lemah dan jujur, dipercayai tidak akan berbuat jahat. Karena sering dianiaya, akhirnya muncul kepribadian kedua dalam dirinya untuk membela yang pertama. Kepribadian yang jahat, licik, kuat dan penuh kebohongan. Kepribadian kedua ini tampil untuk membela kepribadian yang lemah tadi tanpa disadari oleh yang pertama.
Umumnya, kepribadian pertama tidak tahu ada kepribadian lain dalam dirinya yang sangat bertolak-belakang. Kepribadian kedua tahu, dia sedang membela kepribadian pertama yang sering teraniaya.
Adanya tersangka yang memiliki kepribadian ganda. Yang bertindak kriminal adalah kepribadian kedua, tapi yang diinterogasi adalah kepribadian pertama. Mereka menemukan bahasa tubuh tersangka saat diinterogasi adalah jujur. Karena memang dia tak menyadari ada kepribadian tersembunyi dalam dirinya yang telah berbuat melanggar hukum.
Karena itu, untuk menginterogasi tersangka dengan kepribadian ganda, harus dipancing munculnya kepribadian kedua dari dirinya. Bisa menunjukkan kebenaran atau bukti.
Keahlian membaca bahasa tubuh ini memang layak dipelajari karena banyak manfaat. Seperti: bisa memperbaiki hubungan, mewaspadai gerak-gerik/gelagat yang mencurigakan, atau lebih memahami orang lain. Kejujuran atau kebohongan seseorang bisa dinilai dari bahasa tubuh, bisa digunakan dalam menginterogasi tersangka di dunia kepolisian. Jelasnya, bahasa lisan atau tulisan mungkin bisa berbohong, tapi bahasa tubuh tidak.
Medan, Juni 2016