Oleh: Jekson Pardomuan
Beginilah firman TUHAN: Lakukanlah keadilan dan kebenaran, lepaskanlah dari tangan pemerasnya orang yang dirampas haknya, janganlah engkau menindas dan janganlah engkau memperlakukan orang asing, yatim dan janda dengan keras, dan janganlah engkau menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini! – Yeremia 22 : 3
Sudah adilkah kita dalam membagi sesuatu kepada anak-anak kita ? Apakah kita sudah benar-benar adil dalam memutuskan seseorang dinyatakan bersalah atau tidak? Sebab, kalau kita sudah adil dalam memutuskan sesuatu pastilah kita telah berlandaskan kebenaran yang sesungguhnya. Kalau kita tidak benar pasti kita tidak akan adil dalam memutuskan sesuatu.
Pemerintah kita pun kadang-kadang tidak adil dalam membagi kue pembangunan di negeri ini. Banyak oknum-oknum di lapangan yang ditugaskan untuk menjalankan fungsi sebagai penegak keadilan dan kebenaran justru sebaliknya. Ada banyak bentuk ketidakadilan yang seringkali terjadi dalam kehidupan kita.
Dalam beberapa kesempatan mungkin sebagian dari kita pernah merasa diperlakukan secara tidak adil, entah oleh pemimpin, orang tua, sahabat, atau oleh orang-orang lain di sekitar kita. Saat itu mungkin kita merasa marah, kecewa, dan berharap keadilan dinyatakan.
Perlakuan tidak adil paling sering kita alami dalam dunia kerja, dimana orang-orang di sekitar kita merasa paling hebat, suka menjelekkan orang lain agar kita menjadi pusat perhatian karyawan lainnya. Terkadang, perlakuan tidak adil ini membuat kita jadi tidak nyaman dalam bekerja.
Dalam beberapa kasus kehidupan yang kita jalani, mungkin kita pernah juga berlaku tidak adil dan menuduh Allah tidak adil dan tidak mau mendengarkan keluhan-keluhan kita. Kita mungkin merasa telah hidup seturut firman Allah, tetapi berbagai hal buruk justru menimpa kita. Dalam menjalani hidup kita sering merasa kecewa dan tidak tentu arah.
Padahal, kita semua tahu bahwa Allah itu adil. Dia akan menyatakan keadilan-Nya pada kehidupan sekarang maupun pada kehidupan yang akan datang. Kebenaran ini seharusnya menjadi penghiburan bagi kita di tengah-tengah dunia yang penuh dengan ketidakadilan.
Kita harus tahu, bahwa adil itu berarti bertindak dengan benar sesuai dengan standar kebenaran atau ketetapan hukum yang berlaku. Allah itu adil. Artinya, Allah akan selalu berlaku benar sesuai dengan prinsip kebenaran-Nya. Dia tak akan pernah melanggar ketetapan-ketetapan hukum yang telah dibuat-Nya.
Firman Tuhan dalam Yakobus 1 : 18 dituliskan “Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.”
Keadilan Allah dinyatakan dengan mencintai kebenaran dan membenci kefasikan. Dia mengasihi orang-orang yang hidup dalam kebenaran dan membenci orang-orang yang hidup dalam kefasikan. Dalam Mazmur 11:4-7 dikatakan: “TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia. TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan. Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang; angin yang menghanguskan, itulah isi piala mereka. Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.”
Keadilan Allah juga dinyatakan dengan menjatuhkan hukuman atas setiap pelanggaran dan dosa. Dia tidak akan membiarkan pelanggaran dan dosa berlalu begitu saja dari hadapan-Nya. Dia akan mengganjarnya dengan hukuman.
Kemudian, keadilan Allah dinyatakan dengan memberikan penghargaan atas setiap perbuatan baik yang kita kerjakan. Setiap perbuatan baik yang kita kerjakan tidak akan sia-sia. Allah memperhatikan setiap perbuatan baik, bahkan tindakan kecil, yang kita lakukan karena mengasihi Dia.
Demikianlah, keadilan Allah nyata dalam setiap tindakan-Nya. Dia mencintai kebenaran, tetapi membenci kejahatan. Dia mengganjar setiap dosa dengan hukuman, tetapi menghargai setiap kebajikan dengan pahala. Dia bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran yang telah Dia tetapkan. Tak ada kecurangan sama sekali dalam diri-Nya.
Bertindak benar belum tentu adil, akan tetapi ketika kita berlaku adil dalam berbuat sesuatu yang berhubungan dengan banyak orang sudah tentu kita akan menerapkan kebenaran dalam perilaku kita. Benar dan adil adalah perilaku yang sangat sulit diterapkan dalam kehidupan kita, akan tetapi apabila kita benar-benar berpegang teguh pada kebenaran firman Allah maka kita akan berlaku adil dan benar dalam menjalani hidup.
Amin.