Oleh: Sari Ramadhani
NAMA sama tak serta merta menjadikan semua benda harus persis mirip. Banyak benda digadang-gadang memiliki persamaan hanya karena sebutannya yang sama di tengah masyarakat. Begitu juga halnya dengan gemstone, beberapa gemstone mungkin memiliki persamaan nama ataupun asal daerah, namun tak menjadikan gemstone itu serupa dalam hal komponen dan jenis batu akik.
Masyarakat pasti sudah tak asing lagi dengan Batu Solar dari Sumatera Barat, atau biasa disebut Batu Solar Padang. Batu asal daerah yang nemiliki ikon Jam Gadang ini sering disama-samakan dengan Batu Solar atau pun Batu Bio Solar dari Aceh. Hal itu wajar karena namanya yang sama-sama berakhiran Solar.
Namun, siapa sangka jika sebutan nama yang sama tidak memiliki persamaan sedikit pun. Bagi masyarakat awam mungkin cukup sulit membedakan ketiga batu yang memiliki nama Solar tersebut. Tetapi, bagi para pecinta gemstone, sangat mudah membedakannya, baik dari segi material, corak dan jenis mineral di dalam batu.
Dari jenis mineral batunya, Andri Ramadhan, Wakil Ketua Asosiasi Pecinta Batu Permata Sumatera Utara (APBPSU) menuturkan, untuk Solar Padang termasuk dalam jenis batu akik yang tergolong mengandung mineral Quartz atau SiO2 (silicon dioxide). Komposisi ini, sambungnya, sangat jauh berbeda dengan mineral yang terdapat pada Batu Solar Aceh dan Bio Solar.
"Nah kalau Batu Solar Padang sudah sangat jauh perbedaan mineral batunya. Kalau Solar Aceh dan Bio Solar tadi termasuk Idocrase. Solar Padang memiliki mineral batu yang biasa disebut Quartz," beber lelaki yang memiliki koleksi ribuan gemstone ini.
Secara khusus, Andri mengatakan, sangat mudah melihat perbedaan ketiga batu bernama Solar ini dengan mata telanjang. Ia menyebutkan, bagi gemstone lover yang teliti, perbedaan sudah bisa dilihat dari warna dan tampilan dalam batu akik tersebut.
Tak hanya kandungan mineral yang sangat jauh berbeda, perbedaan ketiga batu juga dapat dilihat dari teksturnya. Menurut Andri, kekerasan Batu Akik Solar ini juga tak sama. Batu Solar Padang, imbuhnya, memiliki tekstur lebih lembut dibandingkan Solar dan Bio Solar yang berasal dari Tanah Rencong itu.
Skala kekerasan batu ketiganya berbeda-beda. Andri nenyebutkan, Batu Solar dan Bio Solar dari Aceh memiliki tekstur kekerasan batu yang sudah cukup keras dengan skala 6,5 mohs. Sedangkan untuk Solar Padang yang termasuk dalam jenis Quartz, sebutnya, skalanya mencapai tujuh mohs.
"Memang kadang kita keliru. Nama yang sama terkadang kita pikir kemungkinan semua kandungan yang ada di dalamnya akan sama. Tetapi untuk kasus gemstone ini sama sekali tak ada unsur yang sama, baik dari segi kekerasan batu, mineral, warna dan asal daerah," sebutnya.
Ahli gemologist Sumatera Utara, Zulfikar pun mengaminkan adanya perbedaan jenis mineral pada ketiga batu tersebut. Ia menyebutkan, untuk gemstone yang berasal dari Aceh, yaitu Batu Solar dan Bio Solar termasuk dalam kategori Idocrase. Batu Idocrase banyak terdapat di Aceh. Sedangkan Batu Solar Padang, tambahnya, jika diuji di laboratorium gemstone termasuk jenis Smoky Quartz.
"Sudah beda sekali jenis batunya. Kalau dalam ilmu gemologist, Batu Solar dan Bio Solar termasuk ke dalam jenis Idocrase. Sedangkan Batu Solar Padang tak termasuk dan tidak memiliki unsur-unsur batu jenis Idocrase. Batu Solar Padang lebih tepat disebut Smoky Quartz" kata pria bertubung jangkung ini.
Untuk urusan warna, Andri menambahkan, pada Batu Solar Padang warna dominan cokelat. Warna ini hampir mirip dengan Batu Solar. Namun, pada Batu Solar dasarnya didominasi warna cokelat dengan sedikit bias kehijauan. Tak hanya hijau, banyak juga Batu Solar yang biasnya berwarna agak oranye.
"Untuk Solar,di dalam batunya biasa jernih. Jika dipandang tidak ada kapur atau pun sedikit lumut yang mungkin menghiasi," tambahnya.
Sedangkan pada Batu Bio Solar, sambung Andri, warnanya sangat jauh berbeda dengan Batu Solar Padang. Jika warna Solar Padang dominan cokelat, Andri menuturkan untuk Batu Bio Solar warna dasarnya hijau dengan bias kecokelatan. Batu Bio Solar juga terkadang mengandung warna agak cokelat, namun hanya sedikit.
"Batu Bio Solar di dalamnya juga persis sama dengan Batu Solar. Di dalam batu biasa tampilannya harus bersih dan tidak ditemukan unsur lumut sedikit pun," tambahnya.
Ia mengemukakan, ketiga batu bernama Solar ini fenomenal pada kurun waktu dua tahun belakangan. Menurutnya, Batu Solar Padang akan terlihat lebih indah dan memiliki nilai jual tinggi apabila batu tersebut dibentuk dengan potongan teknik cutting dan bukan digosok seperti batu akik lainnya.
"Hal itu bertujuan agar fenomena dan keindahan Batu Solar Padang lebih terlihat. Kalau Batu Solar dan Bio Solar asal Aceh dengan teknik gosok saja sudah sangat indah," tuturnya.
Sementara itu, pedagang gemstone yang sudah sering ikut kontes dan pameran gemstone keliling Indonesia, Gumara mengungkapkan, jenis Batu Solar Padang memiliki tekstur lebih lembut dibandingkan Batu Solar dan Bio Solar asal Aceh. Senada dengan Zulfikar, ia pun menyebutkan jika Batu Solar Padang disebut Smoky Quartz dan Batu Solar serta Bio Solar asal Aceh termasuk jenis Idocrase.
"Untuk warnanya, Batu Solar Aceh lebih cokelat, Bio Solar berwarna cokelat kehijauan. Sedangkan Solar Padang warnanya coklat kehitaman dan berjenis Smoky Quartz," jelas pria asal Baturaja, Sumatera Selatan ini.
Di daerah asalnya, Sumatera Selatan, Gumara menuturkan, Batu Solar Padang kurang di minati karena bahannya mudah didapat dan harganya relatif murah. Di sana, sambungnya, masyarakat sangat menggemari batu asalnya sendiri, seperti Batu Spiritus dan Lavender.
"Bahan Batu Solar Padang terlalu banyak di pasaran dan harganya tidak terlalu mahal jika dibandingkan Batu Spiritus dan Lavender. Di Baturaja, Solar padang kurang diminati. Di sini, batu akik yang sifatnya sedikit di pasaran dan langka akan mahal dan laris manis di pasaran," pungkasnya.