KONFEDEDARI Swiss adalah sebuah negara federal berisi 26 canton di Eropa Tengah yang berbatasan dengan Jerman, Prancis, Italia, Liechtenstein dan Austria.
Swiss adalah negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari Pegunungan Alpen. Swiss dikenal sebagai negara netral namun tetap memiliki kerja sama internasional yang kuat.
Negara yang satu ini sangat berbeda dengan dengan negara-negara Eropa, bahkan Dunia. Swiss memiliki sejarah panjang, tempat yang strategis, dan masih banyak faktor lainnya yang membuat negara yang terkenal dengan produk jamnya.
Bangsa Swiss dikenal negara bahagia dengan gaya hidup tepat waktu dan sangat efisien. Walaupun banyak negara terbebani stigma, tetapi orang-orang Swiss benar-benar menolak terlambat atau tepat waktu. Bangsa pegunungan Alpin ini benar-benar sangat efisien. Dan sangat tepat waktu. Juga gaya hidup bersih.
Bagi bangsa Swiss, tepat waktu bukanlah basa-basi, semacam pemanis kehidupan, misalnya. Itu adalah sumber utama kebahagiaan. Mereka agaknya merujuk pada definisi kebahagiaan ala filsuf Jerman, Schopenhauer, sebagai 'tiadanya kesengsaraan.'
Seorang yang tepat waktu adalah orang yang penuh perhatian. Dengan datang tepat waktu untuk hal apapun, seorang bangsa Swiss pada dasarnya bilang, “Saya menghargai waktu Anda, dan dengan demikian, saya menghargai Anda.”
Bukan sebuah kebetulan bangsa Swiss adalah pembuat jam klas dunia. Mana yang lebih dulu, pencatat waktu yang tepat atau orang-orang yang tepat waktu? Sulit untuk menjawabnya, tetapi hasilnya sama: bangsa di mana moda transportasi seperti kereta listrik dan lainnya benar-benar berjalan tepat waktu.
Toilet-toilet Swiss benar-benar bersih, seperti hal-hal yang lainnya juga. Di beberapa negara dapat menjadi hal yang mematikan jika meminum air keran. Di Swiss itu adalah hal yang lumrah; airnya berasal dari sumber mata air alami.
Bagaimana menjelaskan kebersihan dan ketepatan waktu ala Swiss? Tak seorangpun yang tahu secara pasti.
Tetapi sebuah teori populer begini, sejarahnya, hal itu berasal dari wilayah pegunungan yang kejam. Entah kamu menanam bibitmu tepat waktu dan memanennya segera atau kamu bakal kelaparan.
Ketepatan Waktu Ala Jepang
Ketepatan waktu, sayangnya, merupakan seni yang mati di banyak bagian di dunia. Telepon genggam adalah salah-satu faktor yang disalahkan.
Kita merasa sedikit kurang terdorong untuk datang tepat waktu jika kita dapat selalu mengirimkan pesan tertulis untuk memberitahu bahwa kita akan datang terlambat beberapa menit. Hal seperti itu terjadi di Swiss.
Alam Swiss yang sebagian adalah pegunungan diduga ada kaitannya dengan gaya hidup tepat waktu.
Susan Jane Gilman, seorang penulis Amerika Serikat yang tinggal di Jenewa selama 11 tahun terakhir, menceritakan dengan bangga bagaimana dia “tidak pernah mendapatkan taksi yang datang terlambat.”
Dia mengagumi bagaimana, misalnya, ketika dia memesan lemari es baru, perusahaan memberinya waktu dua jam untuk mengantarkannya dan benar-benar melaksanakannya.
Swiss telah mengubah prilakunya. Dulu dia adalah “orang yang selalu terlambat”, sekarang Gilman benar-benar tepat waktu. “Saya merasa lebih menghargai waktu orang,” ujarnya.
Meskipun di sisi lain, saat dia berkunjung ke New York, kampung halamannya, dia merasa terganggu dengan sikap tidak tepat waktu dari para kerabatnya: bus yang datang telat 15 menit dari jadwal.
Tepat waktu bukannya tanpa kekurangan. Dalam satu hal, itu menciptakan sejenis efek berkelompok. Warung- warung kopi di kota-kota di Swiss cenderung penuh pada jam empat sore setiap hari karena semua orang beristirahat sore tepat pukul empat sore.
Di gedung-gedung apartemen, para penghuni harus mematuhi jadwal harian yang ketat untuk menggunakan ruang mencuci.
Ketepatan waktu yang ekstrem juga menciptakan sebuah harapan, dan jika harapan itu tidak terpenuhi, mengakibatkan kekecewaan.
Ketepatan waktu kereta di Swiss masih kalah jika dibanding ketepatan waktu ala Jepang. Baru-baru ini, negara itu dibuat gelisah dengan berita yang menganggu bahwa hanya 87,5% dari kereta api yang dioperasikan melalui jalan kereta federal tiba dalam tiga menit dari jadwal, merasa malu dengan target mereka sebesar 89%.
Tetapi mungkin rasa frustrasi itu memiliki beberapa manfaat.Bagaimana pun, Swiss memiliki saingan berat dalam hal ketepatan waktu. Di Jepang, kereta api peluru Shinkansen membuat rel kereta api Swiss tampak benar-benar lambat. (bbc/wtc/wtsc/es)