Patriotisme Pelukis

Oleh: Dr. Agus Priyatno, M.Sn

KEBIJAKAN presiden Joko Widodo un­­tuk mema­mer­kan karya seni koleksi Is­tana Kepresidenan di Galeri Na­sional pan­tas disambut gem­bira. Masyarakat luas da­pat melihat karya seni para ma­estro seni dari Tanah Air maupun manca­ne­gara. Se­lama ini karya seni koleksi Istana ha­nya dapat dinikmati oleh ta­mu-tamu negara dan orang-orang tertentu. Di­per­kirakan Is­tana Negara memiliki lebih dari 16.000 karya seni rupa. Be­rupa lukisan, pa­tung, kera­mik dan karya kriya. Selama ini koleksi tersebut tidak ter­akses oleh publik.

Pameran rencananya dise­leng­ga­rakan setiap tahun pada bulan kemer­de­kaan RI. Mem­beri kesempatan luas bagi para pecinta seni untuk melihat seni adi­karya (masterpieces) seni­man dari seluruh dunia. Karya seni koleksi istana dicipta­kan oleh seniman dari berbagai ne­gara dari penjuru dunia. Luki­san karya maestro bernilai ting­gi. Lukisan termahal di­per­kirakan berharga lebih dari li­ma puluh milyar rupiah, yaitu lukisan penangkapan Pange­ran Dipone­goro karya Raden Sa­leh. 

Tema karya seninya ada ber­macam-macam. Ada karya se­ni yang mere­pre­sen­tasikan ke­cantikan wanita, kein­da­han pe­­mandangan, kekayaan flora fauna, hingga kisah tentang per­juangan para patriot pem­bela bangsa. Karya seni diko­leksi sejak presiden pertama RI Soekarno hingga Bambang Yudhoyono.

Lukisan-lukisan koleksi pre­siden pertama, Soekarno pa­ling banyak di antara pre­siden lainnya. Lukisan tentang kemolekan wanita, hingga pa­ra pejuang bangsa. Lukisan   lu­kisan tentang patrio­tis­me ikut mewarnai koleksi istana. Lu­kisan yang dibuat para pelu­kis yang cinta pada bangsa dan negaranya. Pelukis se­perti halnya warga negara lainnya, me­miliki kecintaan pada bang­sa dan ne­ga­ranya. Mereka yang mencintai bangsa dan ne­garanya serta rela ber­kor­ban un­tuk membelanya disebut pa­triot.

Pada masa perjuangan me­la­wan kolo­nia­lisme, para pelu­kis Indonesia ikut ber­juang mem­bela negara. Mereka ter­libat langsung di medan pe­rang, ada juga yang ber­juang me­­lalui lukisan. Jiwa patrio­tis­me mereka terekspresikan me­­lalui lukisan perjuangan. Raden Saleh, Affandi, Dullah, Soedjojono dan Baseoki Ab­dullah adalah sejumlah nama di antara pelukis pencipta luki­san bertema pa­trio­tisme.

Para pelukis berjiwa patriot me­lu­kis­kan figur pahlawan, su­asana perang, pe­ngungsian, hingga para gerilyawan yang bertahan hidup di hutan-hutan. Me­lalui karya merekalah kita tahu bagaimana pahit getirnya kehidupan bangsa ini agar te­gak sebagai bangsa merdeka.  Melalui lukisan, kita tahu ba­gaimana wajah-wajah para pa­triot bangsa, pakaian yang di­ke­nakan, senjata yang mereka gunakan ber­pe­rang. Ada nilai-nilai kehidupan yang di­perju­ang­kan.

Para patriot pembela Tanah Air ber­­juang dengan mengor­bankan harta, jiwa dan raga un­tuk kejayaan bangsa dan ne­­gara. Mereka tidak mengambil dari ne­gerinya, tapi memberi­kan segalanya yang mereka mi­liki dalam hidupnya demi negeri yang mereka cintai. Perjua­ngan mereka bukan un­tuk mereka, tapi de­­mi generasi berikutnya agar hidup le­bih ber­martabat sebagai bangsa merdeka. 

Para patriot telah tiada, kini kita men­jadi bangsa merdeka. Para patriot rela ber­juang. Me­reka mengorbankan jiwa, raga, dan harta untuk air yang kita mi­num, untuk nasi yang kita ma­kan. Me­ngu­tip kata  mutia­ra sang Prok­la­mator, bangsa be­­sar adalah bangsa yang bisa meng­har­gai jasa para pahla­wan­nya.

Penulis, dosen seni rupa FBS Unimed dan Pengelola Pusat Dokumentasi Senirupa Sumatera Utara.

Semua foto dalam Tulisan ini adalah foto dokumentasi dan koleksi foto penulisDr. Agus Priyatno, M.Sn

()

Baca Juga

Rekomendasi