Hiduplah Sebagai Orang Merdeka

Oleh: Jekson Pardomuan. Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.- 1 Petrus 2 : 16.

Tahun ini, negara kita genap berusia 71 tahun. Yang artinya kita sudah merdeka dari penjajahan sela­ma 71 tahun lamanya. Apa yang kita rasakan dengan usia kemerdekaan itu ? Padahal kita semua tahu bahwa Merdeka berarti bebas atau kebebasan. Hidup dalam era kemerdekaan berarti hidup dengan kebebasan. Di da­lam kehidupan sehari-hari kita merasa bebas untuk me­lakukan sesuatu hal yang memberi manfaat bagi kehi­dupan kita. Hanya saja, kebebasan dan kemer­dekaan yang kita rasakan saat ini sangat berbeda de­ngan kemerdekaan yang sesungguhnya.

Di beberapa daerah termasuk di sekitar kita masih banyak ditemukan orang-orang yang belum merdeka, belum terbebas dari permasalahan kemiskinan dan ter­bebas dari beban silitnya mendapatkan pekerjaan. Ka­lau menurut Alkitab, kita yang telah dimerdekakan oleh Kristus dari dosa berarti kita telah mempunyai hidup yang bebas dari dosa. Tapi bebas dari dosa dalam hal ini bukan berarti setelah itu kita bebas melakukan kesa­lahan lagi.

Merdeka atau bebas dari dosa menjadi bonus bagi kita yang percaya kepada Yesus Kristus. Merdeka da­lam Kristus tidak berarti bebas tanpa aturan, tetapi justru kita diminta untuk hidup sebagai hamba Allah. Merdeka bukan berarti bebas dari segala tindakan yang positif dan negatif. Kita harus menjadi pengikut Kristus yang setia dan mematuhi aturan-aturan yang ada. Tidak hanya patuh kepada Tuhan, kita juga perlu mematuhi aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah kita.

Mematuhi aturan berarti kita menjauhkan diri dari keinginan daging dan sebaliknya memiliki cara hidup yang baik yang memuliakan Allah. Kehidupan sema­cam ini akan menjadi satu kesaksian yang baik bagi mereka yang mencela Kekristenan atau bagi mereka yang belum percaya kepada Kristus.

Kita juga diingatkan untuk jangan berlaku munafik. Di depan orang, kita terlihat baik, tapi sebenarnya kita sedang menutupi perilaku kita yang jahat. Sikap orang-orang yang merdeka seperti ini tidak mencer­minkan bahwa kita merdeka yang sesungguhnya menu­rut firman Tuhan. Tapi kita merdeka menurut keinginan daging saja. Kita menganggap segala sesuatu bisa diatur dengan uang atau dengan keinginan kita sendiri tanpa mempertimbangkan campur tangan Tuhan dalam setiap langkah kita.

Jaminan dari Tuhan terhadap kita orang-orang yang telah dimerdekakan oleh Kristus adalah menjadi warga negara yang baik dan tidak suka dengan keributan. Sama seperti yang dinasihatkan rasul Paulus kepada jemaat Roma (Roma 13:1-7). Orang Kristen diminta untuk tunduk kepada pemerintah karena Allah. Pemerintah ditetapkan Allah untuk menghukum orang jahat dan menghormati orang yang berbuat baik. Sekali lagi, dengan berbuat demikian orang Kristen telah menunjukkan kesaksian hidup yang baik.

Anak Tuhan yang sudah dimerdekakan juga pasti me­ngemban misi untuk saling mengasihi saudara se­imannya dan mengasihi sesama manusia ciptaan Tuhan. Dalam kehidupan nyata, banyak juga anak-anak Tuhan yang diberikan berkat berlebih justru sangat sombong dan lupa untuk memberikan perhatian kepada sesamanya.

“Yang bekerja dan menghasilkan uang kan saya, masa harus saya bagi sama orang lain ?” Kalimat ini pasti pernah kita dengar dari orang-orang yang sudah dimerdekaan Tuhan tapi lupa untuk berbuat kebaikan terhadap sesama manusia ciptaan Tuhan.

Dalam perjanjian lama disampaikan, bahwa kemer­dekaan itu adalah bebas dari perbudakan. Seperti ditulis da­lam Keluaran 21:2 dan Ulangan 15:12, seorang bu­dak Ibrani hanya bekerja selama enam tahun saja. Pada tahun yang ke tujuh ia diijinkan keluar sebagai seorang mer­deka dengan tidak membayar tebusan apapun. Bang­sa Israel mendapatkan kebebasannya dari perbu­dakan di Mesir, di bawah kepemimpinan Musa, namun jika mereka meninggalkan kesetiaannya terhadap perjanjian, maka Allah akan menggembalikan mereka kepada perbudakan, Ulangan 28:47-48.

Orang Yahudi kehilangan kemerdekaan politiknya sejak 586 SM, pada waktu orang Babel menakluk­kan­nya. Mereka mendapatkan kemerdekaannya kembali pada masa Makabe, lalu kehilangan lagi sampai lahir­nya negara Israel modern pada tahun 1948. Bagi seba­gi­an orang, pengharapan akan kerajaan Mesianik adalah pengharapan akan kemerdekaan secara politik. Sewaktu-waktu secara individual mereka dibebaskan dari perbudakan, seperti pada tahun Yobel, Imamat 25:8-17.

Pandangan Alkitab tentang kemerdekaan atau kebebasan (dari jajahan orang lain), dilatar belakangi pe­mikiran tentang penahanan dalam penjara atau per­budakan. Para penguasa memenjarakan orang yang di­pandang bersalah, Kejadian 39:20; suatu bangsa yang ka­lah akan diperbudak oleh bangsa yang mengalah­kan­nya, atau tawanan perang oleh penakluknya, seperti yang dikatakan dalam II Petrus 2:19, “karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.” atau juga karena secara pribadi seperti Yusuf, dan dijual sebagai budak.

Dalam Galatia 4:22, dikisahkan bahwa Abraham mempunyai dua orang anak. Seorang dari perempuan yang menjadi hambanya, dan seorang dari perempuan yang merdeka. Anak hamba perempuan tidak akan men­dapat ahli waris bersama-sama dengan anak perem­puan merdeka. Karena itu, saudara-saudara, kita bu­kanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka, yang mempunyai hak waris dari Allah Bapa kita. Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dialah ibu kita.

Kemerdekaan berarti kebahagiaan berdasarkan pem­bebasan dari perbudakan, memasuki kehidupan baru dalam sukacita dan kepuasan yanag tidak mungkin diperoleh sebelumnya. Menurut Yohanes 8:32, apabila kita mengetahui kebenaran, maka kebe­naran itu akan memerdekakan kita. Siapa sesung­guh­nya kebenaran itu ? Yohanes 14 : 6 menuliskan “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Berarti dengan ayat firman Tuhan ini kita menge­tahui bahwa Yesuslah kebenaran itu. Jadi, apabila Yesus memerdekakan kita, maka kita pun benar-benar merdeka.

Amin.

()

Baca Juga

Rekomendasi