Kenali Penyebab Suara Serak Tiba-tiba

Oleh: Sutrisno Y.

Sebagian besar dari kita mung­kin pernah mengalami suara serak secara tiba-tiba. Keluhan gangguan sua­ra ini memang tidak jarang dijum­pai di klinik. Suara serak, atau yang istilah medisnya hoarseness, merupa­kan suatu gejala di mana Anda merasa­kan suara Anda menjadi tidak normal saat berbicara. Ciri-cirinya ketika se­dang berna­pas, suara terasa bergetar, vo­lume suara menjadi kecil dan lain sebagainya.

Untuk terjadinya suara yang nya­ring diperlukan sya­rat-syarat, yaitu struktur pita suara yang normal, yang se­cara fisiologis harus dapat bergerak ke tengah secara si­metris dan merapat dengan baik digaris tengah dan harus ada arus udara yang cukup kuat dari paru-paru. Jika sa­lah satu syarat diatas tidak terpenuhi, maka akan terjadi suara serak/ parau.

Pada umumnya suara se­rak disertai ke­­luhan lain se­perti sakit pada teng­gorokan, batuk, rasa tidak enak badan, dan de­mam. Hal tersebut umum dijum­pai pada kasus laringitis yang me­­rupakan penyebab suara serak paling sering. Pada laringitis, pita suara me­ngalami iritasi atau terdapat pera­da­ngan yang menyebabkan pembeng­kak­an pada pita suara yang menggang­gu penutupan pita suara secara normal saat sedang berbicara.

Infeksi virus menjadi pe­nyebab uta­ma, meskipun bu­kan satu-satunya pe­­nyebab laringitis. Laringitis aki­bat virus umumnya akan sembuh dengan sen­di­rinya. Obat ba­tuk dan demam dapat di­be­ri­kan untuk mengatasi gejala pe­nyerta. Antibiotik biasanya tidak di­per­lukan. Regangan suara juga dapat men­jadi pe­nyebab laringitis, misalnya de­ngan penggunaan suara yang salah dan berlebihan (vocal abuse) seperti se­ring berteriak-teriak atau berbi­cara keras.

Vocal abuse juga sering terjadi pada penyanyi, aktor, dosen, guru dan lain-lain. Berteriak pada acara olahraga atau tempat ramai seperti di bar atau ban­dara juga berisiko mengalami sua­ra serak. Re­gangan suara tersebut akan menghilang atau sembuh sen­diri de­ngan istirahat cukup dan mengon­sum­si banyak cairan. Penyebab lain dari la­ringitis seperti reaksi alergi, penyakit refluks asam lam­bung (Gastroesophageal reflux disease/GERD), buli­mia, atau inhalasi dari zat-zat iritan seperti asap rokok, po­lusi udara atau obat-obatan semprot tertentu.

Istirahat berbicara (vocal rest) sa­ngat penting bagi pen­derita laringitis, terutama ji­ka suara hilang sepenuhnya. Selain membantu penyem­buh­an suara serak lebih ce­pat, istirahat berbicara juga menghindarkan diri Anda dari ke­r­usakan pita suara lebih lanjut seperti pem­bentukan polip atau nodul yang mung­kin memerlukan tindakan ope­rasi. Anda disarankan un­tuk tidak ber­bicara terlalu ba­nyak dan terlalu ke­ras apalagi bernyanyi. Berbisik sebaik­nya dihindari karena dapat merangsang laring secara berlebihan.

Alkohol dan kafein se­baik­nya juga dihindari atau dikurangi ketika suara Anda sedang serak karena bahan ter­sebut dapat mengeringkan tubuh. Apabila Anda meru­pa­­kan perokok yang aktif, ma­ka ada baiknya segera ber­henti merokok untuk mem­percepat perbaikan klinis laringitis. Penderita GERD se­baiknya konsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut. Terapi GERD ialah mo­difikasi pola makan dan gaya hidup serta obat-oba­tan antirefluks seperti antasida.

Hipotiroid, suatu masalah hormonal berupa berkurang­nya aktivitas kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroid, dapat juga bermanifes­tasi se­bagai suara serak akibat penebalan pita suara atau pem­bengkakan jaringan se­ki­tar pita suara. Hipotiroid dapat dise­­babkan gang­guan di otak, keku­rangan yodium berat, dan faktor ketu­runan. Selain itu juga terjadi akibat efek samping terapi peng­obat­an hi­pertiroid (obat-obatan, operasi, dan terapi pe­nyinaran radioaktif).

Fak­tor risiko hipotiroid yaitu usia tua, wanita, dan pe­nya­kit lain seperti penyakit Gra­ves, penyakit Hashimoto, diabetes mellitus tipe I, in­su­fisiensi ad­renal atau vitiligo. Gejala yang umum di­jumpai pada hipotiroid ada­lah kelelahan, konstipasi atau sembelit, kulit kering dan mudah kedinginan. Hal ini dapat disalahartikan oleh seba­gian orang sebagai bagi­an dari proses penuaan.

Apa­bila Anda memiliki ben­jolan di leher disertai ke­luhan atau faktor risiko se­perti di atas, maka Anda patut segera me­meriksakan diri ke dokter umum. Pemeriksaan labora­to­rium untuk menguji kadar hormon tiroksin dan TSH (thyroid stimulating hor­mone) se­lan­jutnya diper­lu­kan. Pada umum­nya, suara se­rak akan menghilang de­ngan terapi penggantian hor­mon (hormone replacement therapy) yaitu pemberian hor­­mon tambahan untuk mengatasi defisiensi hormon tiroid.

Suara serak juga dapat diakibatkan oleh suatu pem­besaran jinak atau ga­nas pada tenggorok atau laring. Gejala ter­gantung dari lokasi tumor, misalnya tumor pada pita sua­ra, gejala gangguan sua­ra akan segera timbul dan bila tumor tumbuh menjadi besar dapat me­nim­bulkan sumbat­an jalan napas mi­salnya pada kanker tiroid atau kanker la­ring. Tumor jinak laring se­perti pa­pi­loma sering dite­mu­kan pada anak di mana suara serak merupakan gejala dini yang harus diwaspadai. Sementara itu, tumor ganas laring sering dida­pat­kan laki-laki berusia tua dengan ri­wayat merokok.

Lebih dari 95% penderita tumor ga­nas laring merupa­kan perokok. Kan­ker laring 4 kali lebih sering dijum­pai pada pria dibandingkan wa­ni­ta, dan juga lebih sering di­jumpai pada indi­vidu de­ngan status sosioekonomi yang ren­­dah. Tumor ganas sering di­sertai de­ngan ge­jala lain, seperti batuk (ka­dang-ka­dang batuk darah), berat badan me­nurun, keadaan umum mem­buruk. Gangguan me­ne­lan, sakit telinga, “hot potato voi­ce” (suara sengau yang ter­de­ngar se­perti saat orang sedang ber­bicara de­ngan ter­dapat kentang panas di dalam mu­lut) dan sensasi benda asing di teng­gorok kadang da­pat dijumpai. Pada umum­nya suara serak yang disertai gangguan menelan atau sesak napas merupakan gejala in­vasi lokal dari kanker teng­gorok yang sudah lanjut.

Secara umum, apabila sua­ra serak menetap hingga lebih dari 2 sampai 3 ming­gu, maka pemeriksaan laring le­bih lanjut oleh dokter spe­sialis Te­linga, Hidung, Teng­gorok - Bedah Kepala Leher (THT-KL) umumnya diper­lu­kan. Pemeriksaan oleh dok­ter THT akan mendeteksi se­cara dini apakah ter­dapat ma­salah kesehatan yang lebih serius, seperti adanya kanker laring. Pe­nyebab suara serak lainnya yang ber­tahan lebih dari 2 minggu seperti in­feksi TB atau paralisis laring juga di­pertimbangkan.

()

Baca Juga

Rekomendasi